Cegah pungli & kekerasan pelajar, 1.400 kepsek DKI diberi penyuluhan
Hingga awal Februari, DIsdik DKI mendapat banyak pengaduan masyarakat perihal pungli dan kekerasan di sekolah.
Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur, mengumpulkan sebanyak 1.409 kepala sekolah di GOR Ciracas, Jakarta Timur, untuk diberikan penyuluhan. Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Arie Budiman mengatakan, dikumpulkannya seluruh kepala sekolah ini bertujuan agar mereka sama-sama membangun dan menciptakan pendidikan yang berkualitas tanpa ada diskriminasi.
Saat memberikan pengarahan, Arie menekankan kepada ribuan kepala sekolah tersebut agar menghilangkan aksi kekerasan dan pungutan liar (Pungli) di setiap sekolahan.
"Ini sesuai perintah gubernur untuk melakukan perubahan di dunia pendidikan. Karena masih banyaknya kasus pungutan liar, kekerasan terhadap pelajar," kata Arie saat memberikan pengarahan di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (6/2).
Disebutkan Arie, sejak Januari hingga 6 Februari ini, pihaknya sudah mendapatkan 107 aduan masyarakat terkait dengan pendidikan. Dari jumlah itu, 52 persennya berupa pengaduan terkait adanya soal pungli dan 29 persen soal kekerasan yang menimpa siswa.
"Ini terkesan terjadi pembiaran atas hal tindakan yang kurang baik. Makanya mulai saat ini semua kepala sekolah harus komitmen untuk tidak lagi bermain-main dengan pungli maupun tindak kekerasan terhadap siswa di sekolah," jelasnya.
Sementara, untuk menjabarkan pendidikan tanpa diskriminasi itu, Arie memiliki 7 hal penting yang harus dilakukan para kepala sekolah. Jika ada yang nekat melanggar, pihaknya tidak akan segan-segan memberikan sanksi tegas.
"Ada tujuh poin yang harus dilakukan demi target operasional pendidikan, seperti menghilangkan pungli, meningkatkan pelayanan terhadap guru, meningkatkan pelayanan terhadap siswa, meningkatkan prasarana dan sarana pendidikan, meningkatkan prestasi pendidikan, penyerapan APBD," tandasnya.