Cerita mantan napi narkotika, terpuruk hingga dibenci anak & istri
Yadi menyemangati para narapidana agar mempunyai niat untuk berubah.
Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama dengan Lembaga Pemsyarakatan Narkotika Jakarta meluncurkan program Rehabilitasi sosial Therapeutic Community bagi 700 narapidana Lapas Narkotika Klas II A. Pada kesempatan itu, Yadi seorang mantan narapidana lapas tersebut pun berbagi cerita.
Kepada 700 narapidana yang akan direhabilitasi, Yadi menceritakan awal mula ia berada di hotel prodeo.
"Saya bebas bersyarat. Saya bebas tahun 2007. Pada awalnya masuk penjara, saya terpuruk dan bingung. Saya narapidana dan pecandu narkotika. Saat itu saya tidak tahu apa saya masih diterima di lingkungan dengan keberadaan saya yang sudah bebas ini," ungkap Yadi di Lapas Narkotika Klas II A, Jakarta Timur, Selasa (10/5).
Pada saat itu, Yadi sangat dibenci oleh keluarganya, amak, istri serta lingkungan sekitar. "Dulu saya dibenci oleh keluarga, istri, anak, dan lingkungan. Tapi semenjak saya ikut program rehabilitasi ini saya bisa lebih baik," kenangnya.
Perlakuan negatif yang ia terima malah dijadikan Yadi sebagai motivasi diri untuk bangkit.
"Kami bukan untuk dimusuhi. Kami bisa menjadi lebih baik. Setelah saya bebas dari penjara, saya bisa dapat pekerjaan. Hingga sekarang saya bekerja sebagai karyawan di pet shop. Saya bisa dapat pekerjaan ini karena saya diperkenalkan kepada bos teman saya yang baik, akhirnya saya bisa bekerja di sana. Saya terima kasih kepada Lapas Narkotika yang sudah memberikan fasilitas kepada kami, sehingga kami bisa lepas dari narkoba ini," ungkapnya.
Untuk itu, Yadi menyemangati para narapidana agar mempunyai niat untuk berubah dan menggunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya.
"Ayo teman-temanku mumpung ada kesempatan gunakan sebaik-baiknya. Intinya kita punya kemauan. Jangan malas," ujarnya dengan semangat.