Dishub DKI Ungkap Penyebab Jakarta Makin Macet Saat Ramadan
Syafrin menjelaskan, hal itu terjadi karena jam pulang kantor warga Jakarta hampir serupa sehingga mengakibatkan kepadatan lalu lintas.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Syafrin Liputo mengakui bahwa Jakarta semakin macet di bulan Ramadan. Syafrin menjelaskan, hal itu terjadi karena jam pulang kantor warga Jakarta hampir serupa sehingga mengakibatkan kepadatan lalu lintas.
“Pada saat Ramadan semua masyarakat pulang ke rumah secara bersamaan sehingga seluruh kendaraan bermotor itu tumpah ruah ke jalan. Sementara kapasitas jalan kita itu penambahannya kurang dari 0,01 persen setiap tahun,” kata Syafrin di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (5/4).
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Bagaimana cara Pemprov DKI Jakarta dalam mengatasi kemacetan? Pemprov DKI Jakarta melalui Dishub DKI Jakarta bersama Ditlantas Polda Metro Jaya tengah mengkaji pengaturan pembagian jam kerja.
-
Bagaimana cara Pemprov DKI ingin mengurangi kemacetan? Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Bagaimana cara Pemprov DKI Jakarta menindak tegas PPKS? Pemprov DKI Jakarta menindak tegas para PPKS tersebut dengan melakukan razia selama 9 Februari sampai 13 Maret 2023
-
Apa yang diminta oleh DPRD DKI Jakarta kepada Pemprov DKI terkait Wisma Atlet? Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Inggard Joshua meminta Pemprov memanfaatkan Wisma Atlet Kemayoran sebagai tempat rekapitulasi dan gudang logistik Pemilu 2024.
-
Bagaimana cara Pemprov DKI Jakarta menangani kasus DBD? Heru menyampaikan, Dinas Kesehatan (Dinkes) telah menangani kasus DBD yang cenderung meningkat dengan melakukan fogging atau tindakan pengasapan dengan bahan pestisida yang bertujuan membunuh nyamuk khususnya pembawa (vektor) penyakit DBD.
Dengan penambahan jalan yang sedikit, Syafrin mengungkapkan bahwa luas tersebut tak sebanding dengan penambahan kendaraan bermotor. Untuk sepeda motor sendiri, kata Syafrin, kenaikannya bisa mencapai 500.000 unit.
“Penambahan jumlah kendaraan bermotor itu demikian masifnya. Sebagai ilustrasi saja, di tahun 2020-2021 jumlah penambahan kendaraan bermotor di Jakarta itu lebih kurang 600.000. Terbanyak memang roda dua, 500-an ribu lebih,” ujar Syafrin.
Maka dari itu, Syafrin mengimbau seluruh warga Jakarta untuk menggunakan transportasi umum. Sebab, pihaknya sudah berusaha dengan maksimal membuat angkutan umum nyaman dan aman.
“Artinya bahwa memang di sisi lain ekonomi masyarakat membaik pascapandemi tetapi kita juga mengimbau masyarakat untuk mari kita gunakan layanan angkutan umum yang sudah dibangun ini secara baik. Angkutan umum massal dan juga sudah diintergrasikan,” ucap Syafrin.
Sebelumnya, Syafrin juga mengakui bahwa Jakarta semakin macet meskipun jam kerja ASN dibedakan dengan pekerja lain. Hal itu, kata Syafrin, disebabkan oleh kebiasaan warga yang masih menggunakan kendaraan pribadi.
"Ya kita melihat memang tingkat kemacetan semakin tinggi. Kenapa? karena masyarakat masih tetap mengandalkan kendaraan pribadi sebagai alat mobilitas utama," kata Syafrin saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (30/3).
Maka dari itu, Syafrin kembali mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk beralih ke transportasi umum. Syafrin mengklaim, pihaknya telah memperluas cakupan transportasi umum sehingga mudah dicapai oleh warga.
"Jika tidak ingin berada di tengah-tengah kemacetan, maka gunakan angkutan umum yang ada. Kan pelayanan angkutan umum di Jakarta sudah diperluas," ujar Syafrin.
"Berdasarkan data kami dengan diintegrasikannya angkot menjadi Mikrotrans, medium bus menjadi Minitrans dengan jaringan utama PRT juga termasuk layanan kereta, saat ini cakupan layanan di Jakarta sudah mencapai 92 persen, dari tahun lalu sekitar 86 persen. Artinya ada peningkatan yang signifikan," sambungnya.
(mdk/tin)