Pemprov DKI Temukan Penyebaran DBD Meningkat, Kasus Paling Banyak di Jakarta Selatan
Pemprov DKI Temukan Penyebaran DBD Meningkat, Kasus Paling Banyak di Jakarta Selatan
Heru juga mengajak warga ibu kota untuk berpartisipasi bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mencegah terjadinya DBD.
-
Mengapa kasus DBD di Jakarta meningkat? Lebih lanjut, Ngabila menjelaskan adanya peningkatan kasus DBD di Tanah Air terjadi karena efek dari kemarau ekstrem panjang atau El Nino pada Juli hingga November 2023.
-
Kenapa DBD meningkat di Jakarta Barat? Memang, Jakarta Barat menyumbang penyebaran kasus DBD tertinggi hingga 26 Maret 2024 dengan jumlah kasus mencapai 716, disusul Jakarta Selatan 576, Jakarta Timur 562, Jakarta Utara 262 kasus, Jakarta Pusat 172 dan Kepulauan seribu 18 kasus.
-
Siapa yang lebih banyak terkena DBD di Jakarta Barat? Pasien mayoritas merupakan anak-anak. 'Total pasien sudah dirawat sejak 1 Januari 2024 sampai dengan hari ini ada 67 kasus. 70 persen kasus adalah anak-anak dan mayoritas usia SD dan SMP,' kata Ngabila dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (30/3).
-
Kapan puncak kasus DBD di Jakarta? 'Trend kasus DBD akan meningkat pasca El Nino dan pola kenaikan per bulannya khas pada musim penghujan dan sama dari tahun ke tahun akan mulai meningkat Desember, puncak April, lalu kembali turun,' terangnya.
-
Kenapa angka DBD di Indonesia terus meningkat? Demam berdarah dengue terus menjadi beban serius di Indonesia. Setiap tahun, ribuan kasus dilaporkan di seluruh negeri, menyebabkan beban yang signifikan pada sistem kesehatan.
-
Dimana DBD paling banyak di Jakarta? Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengatakan penyumbang kasus DBD terbanyak dari data terakhir yaitu Jakarta Barat dengan total kasus mencapai 716, disusul Jakarta Selatan.
Pemprov DKI Temukan Penyebaran DBD Meningkat, Kasus Paling Banyak di Jakarta Selatan
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengatakan ada kenaikan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di ibu kota.
Heru menyebut kasus DBD terbanyak ditemukan di Jakarta Selatan (Jaksel).
"Penyebaran DBD meningkat terutama di Jakarta Selatan saat ini di angka sekitar 500 kasus," kata Heru dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (26/3).
Heru menyampaikan, Dinas Kesehatan (Dinkes) telah menangani kasus DBD yang cenderung meningkat dengan melakukan fogging atau tindakan pengasapan dengan bahan pestisida yang bertujuan membunuh nyamuk khususnya pembawa (vektor) penyakit DBD.
Di sisi lain, Heru juga mengajak warga ibu kota untuk berpartisipasi bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mencegah terjadinya DBD. Warga diimbau menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
"Kami juga mengajak masyarakat untuk melakukan penyemprotan, menjaga kebersihan rumah dan tidak menggantung baju bekas pakai terlalu lama. Kemudian setiap keluarga bersama dengan pemerintah daerah untuk mengantisipasi DBD yang kecenderungannya meningkat," kata Heru.
Selain itu, dia meminta warga DKI Jakarta secara konsisten menerapkan pola 3M yakni menguras, menutup, dan mengubur guna memberantas nyamuk demam berdarah berkembang biak.
Lebih lanjut, orang tua juga diharapkan menjaga anak-anak saat beraktivitas di liar ruang. Anak-anak diminta untuk memakai pakaian yang menutupi tubuh, seperti celana dan baju lengan panjang.
"Kepada orang tua diminta menjaga anak-anaknya terutama saat keluar rumah agar mengenakan celana dan pakaian lengan panjang serta memakai lotion pengusir nyamuk," ucap Heru.
Sebagai informasi, berdasarkan data Dinkes DKI Jakarta, kasus DBD di ibu kota mengalami peningkatan pesat dalam satu bulan terakhir. Setidaknya, ada 1.729 kasus DBD di Jakarta hingga 18 Maret 2024.
Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.