Angka DBD di Depok Terus Naik, per Maret 2024 Tembus 723 Kasus & 2 Meninggal Dunia
Pasien yang meninggal diduga karena terlambat mendapat penanganan.
Angka ini meningkat drastis dibandingkan tahun 2023 lalu.
Angka DBD di Depok Terus Naik, per Maret 2024 Tembus 723 Kasus & 2 Meninggal Dunia
Angka kasus penderita demam berdarah dengue (DBD) di Depok kembali naik. Pada Maret 2024, jumlahnya mencapai 723 kasus. Sementara di Januari hanya 202 kasus dan Februari naik hingga 328 kasus.
“Untuk kasus DBD memang terjadi peningkatan di bulan Maret, penambahan yang naiknya cukup drastis. Nah ini menjadi perhatian untuk kita semua. Dari Januari kemarin, kasusnya 202. Kemudian di Februari 328 dan ternyata di bulan maret naik menjadi 723 kasus,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Mary Liziawati, Sabtu (20/4).
Dari jumlah tersebut, dua di antaranya meninggal dunia. Penderita yang meninggal terjadi di bulan Januari dan Maret.
“Untuk kasus yang meninggal itu ada satu di bulan Januari. Februari dan Maret tidak ada. Tapi saya dapat laporan di April ini ada satu yang meninggal dunia. Jadi ada dua kasus laporan (meninggal),” ujarnya.
Pasien yang meninggal diduga karena terlambat mendapat penanganan. Karena pada penderita DBD terdapat fase kritis yang diduga tidak dimengerti oleh penderitanya.
“Saya belum dapat laporan terakhir, kemungkinan memang terlambat penanganannya. Jadi karena DBD ini kan ketika hari kelima atau hari ketujuh itu sudah terjadi penurunan demam. Ini yang seringkali diwaspadai. Jangan dikira demamnya sudah turun atau demamnya sudah mau sembuh, padahal itu masa kritis yang harus segera dapat penanganan,” bebernya.
Melonjaknya jumlah kasus yang mencapai dua kali lipat itu menjadi perhatian besar pihaknya. Rentang usia penderitanya pun bervariasi mulai dari anak-anak hingga dewasa. Dia meminta agar warga selalu menerapkan 3M dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“Ini menjadi perhatian kita semua kasus ini cukup merata, jadi bisa terkena kepada anak-anak orang dewasa maupun usia lanjut. Jadi mohon para masyarakat Kota Depok berupaya untuk melakukan PSN dengan 3M plus, melakukan pemeriksaan jentik berkala secara rutin setiap pekan itu harus terus digiatkan,” tegasnya.
Penderita DBD terkena gigitan nyamuk aedes aegypti di siang hari menjelang sore. Dimungkinkan penderitanya terkena gigitan nyamuk tersebut di luar rumah saat beraktivitas misalnya di kantor dan sekolah.
“Karena aides aegypti ini kan nyamuk yang menggigit di siang hari atau menjelang sore, jadi kemungkinan para penderita DBD ini gigitan nyamuknya pada saat beraktivitas. Untuk anak-anak sekolah mungkin juga di lingkungan sekolah, para usia produktif mungkin terkena di tempat kerja dan sebagainya. Jadi memang perlu juga dilakukan PSN DBD ini selain rumah-rumah warga juga di tempat kerja dan di lingkungan sekolah,” ungkapnya.
Humas RSUD Depok, Ari Wibowo mengatakan, peningkatan kasus tahun ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Dari catatan pihaknya, pada Januari 2023 tercatat 38 kasus, Februari 22 kasus, Maret 28 kasus dan April 20 kasus. Sedangkan di 2024 terjadi peningkatan drastis. Pada Januari 2024 tercatat 56 kasus, Februari 116 kasus, Maret 259 kasus dan hingga 19 April 2024 tercatat 116 kasus.
“Terjadi peningkatan. Maret tahun 2023 hanya 28 kasus, sedangkan di Maret 2024 terjadi peningkatan 10 kali lipat mencapai 259 kasus yang kami record di rekam medis kami. Dilihat trend dari awal tahun kurvanya meningkat dari Januari, Februari, Maret dan pertengahan April,” katanya.
Penyebab peningkatan kasus DBD dipengaruhi faktor cuaca. Intensitas hujan tahun 2024 lebih tinggi dibanding 2023 sehingga banyak terdapat genangan yang menyebabkan nyamuk lebih mudah berkembang biak.
"Gigitan nyamuk. Sekarang cuaca hujan cukup tinggi sehingga banyak genangan. Jadi nyamuk berkembang biak lebih mudah,” ujarnya.
Kendati terjadi lonjakan, namun seluruh pasien penderita DBD di RSUD Depok terlayani dengan baik. Ruangan dan tempat tidur untuk rawat inap pun tersedia.
“Kita sediakan ruang rawat inap, saat ini masih mencukupi kebutuhan kamar rawat inap. Kalau kita tidak dapat memenuhi maka akan merujuk ke sejumlah RS. Sejauh ini pasien terlayani,” pungkasnya.