Djarot minta ucapan Ahok soal Risma dan Jokowi dipahami secara utuh
Menurut Djarot, semua pihak diminta untuk tidak mudah tersinggung dan lebih baik puasa bicara
DPC PDIP Kota Surabaya tersinggung dan geram terhadap pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Asal muasalnya, Ahok melontarkan pernyataan yang seakan-akan dianggap mengadu domba Wali Kota Solo Tri Rismaharani alias Risma dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang keduanya diketahui berasal dari kader PDIP.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku tak tahu duduk persoalannya. Justru Djarot yang juga Ketua DPP PDIP itu menanyakan kepada wartawan.
"Tersinggung apa?," tanya Djarot kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta, Selasa (2/8).
Menurut Djarot, ucapan yang dilontarkan Ahok soal Risma berpeluang maju di Pilgub DKI sebaiknya tidak diartikan secara sempit. Harusnya semua dipahami secara utuh agar tidak menyinggung pihak manapun.
"Jangan dikaitkan-kaitkan gitu tapi ambil dalam konteks yang utuh ya," jelas Djarot.
Djarot juga menambahkan, ada baiknya menjelang Pilgub DKI yang semakin dekat ini sebaiknya tidak terlalu banyak komentar. Sehingga bisa fokus dalam melayani masyarakat dengan baik.
"Makanya dalam seperti ini menurut saya perlulah kita itu sedikit puasa bicaralah. Ya anggap saja minggu tenang bulan tenang gitu ya. Supaya kita itu bisa fokus bisa melayani warga masyatakat dengan baik," terang Djarot.
Diberitakan sebelumnya, Dewan Pimpinan Cabang PDIP Kota Surabaya geram dengan pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau kerap disapa Ahok. Sebab, ucapan itu dianggap bisa mengadu domba antara Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, dan Presiden Joko Widodo.
Pernyataan Ahok dipermasalahkan itu adalah soal, 'Surabaya lebih besar daripada Solo. Wali Kota Solo bisa jadi presiden, apalagi Kota Surabaya.' Menurut mereka, tidak pantas seorang gubernur mengucapkan hal itu.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa yang ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Siapa saja kandidat di Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
Baca juga:
Ahok sebut pimpin DKI tak harus berpengalaman jadi kepala daerah
Dianggap mengadu domba, PDIP Surabaya kecam pernyataan Ahok
Aksi Jaklovers usung Risma jadi Gubernur DKI Jakarta
Warga Surabaya minta Risma tak diusik lagi soal Pilgub DKI
Gaya Ahok bersikap bijak lawan Risma jika maju di Pilgub DKI