Gaya komunikasi Ahok dinilai tak cerminkan ideologi pancasila
Komunikasi Ahok berpotensi menghilangkan nilai ideologi pancasila.
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing menilai gaya komunikasi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, berpotensi menghilangkan nilai ideologi pancasila. Ahok dianggap tidak mencerminkan ideologi Pancasila khususnya sila kedua yang berbunyi: Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sebab, mantan Bupati Belitung Timur itu kerap melontarkan kata-kata tidak beradab di hadapan publik.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Apa yang dikatakan Hasto mengenai peluang Anies dan Ahok di Pilgub DKI 2024? Hasto mengatakan hal itu menanggapi pertanyaan terkait peluang PDI Perjuangan memasangkan dua mantan gubernur DKI Jakarta yakni Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur - wakil gubernur DKI Jakarta.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Bagaimana Ahok dan Puput Nastiti Devi menunjukkan kebersamaan saat berlibur? Mereka pun membagikan potret momen-momen kebersamaan saat liburan di akun Instagram miliknya.
-
Bagaimana suasana keluarga Ahok dalam pemotretan Natal 2023? Dalam pemotretan Natal, keluarga Ahok tak hanya terlihat kompak dan serasi, namun juga penuh dengan keceriaan. Ahok, bersama istri dan anak-anaknya, terlihat begitu bahagia, menunjukkan kehangatan dan kebersamaan yang begitu erat. Setiap potret memperlihatkan keintiman dan kebahagiaan, tak hanya antara Ahok dan Puput, namun juga dengan kedua anaknya serta sang ibunda yang tak pernah absen dari pemotretan.
"Merubah komunikasi Ahok itu susah, kata-katanya tidak beradab. Dia mengikis nilai-nilai yang termaktub pada nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab. Dia tidak pantas jadi Gubernur," tegas Emrus saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Minggu (8/5).
Sebagai aparatur negara, kata Emrus, Ahok seharusnya bisa menerapkan prinsip Pancasila di mana dan kapan saja. Namun, kenyataannya bakal calon gubernur DKI itu, sulit menjaga komunikasi yang layak bahkan kerap menyakiti warga. Salah satu contoh, Ahok sering melontarkan kata 'bajingan'.
"Coba lihat, kemana pun dan di mana pun gaya komunikasi tidak beradapnya seperti itu," terangnya.
Ditegaskan dia, jika seluruh elemen masyarakat maupun penyelenggara negara tidak lagi menerapkan tiap nilai Pancasila maka pemahaman radikal atau pemahaman berbasis komunis mudah masuk ke Indonesia. Ideologi Pancasila nantinya akan tumbang dengan sendiri.
"Sedikit demi sedikit nilai pancasila terkikis maka ideologi lain akan tumbuh subur. Karena secara akademis, kenyataan sosial juga dicipta melalui dialektika komunikasi," tuntasnya.
(mdk/ang)