Hingga November, progres proyek MRT capai 86,12 persen
Hingga November, progres proyek MRT capai 86,12 persen. Presiden Direktur PT MRT Jakarta William Sabandar menyampaikan, untuk mengejar target 90 persen hingga akhir tahun. pihaknya fokus pada beberapa pekerjaan fisik di stasiun-stasiun MRT. Pada Maret 2018, rangkaian kereta akan didatangkan ke Indonesia.
Sampai November ini, progres pembangunan proyek mass rapid transit (MRT) di Jakarta mencapai 86,12 persen. Per Desember 2017 ini, PT MRT Jakarta menargetkan capaian proyek sebesar 90 persen.
Presiden Direktur PT MRT Jakarta William Sabandar menyampaikan, untuk mengejar target 90 persen hingga akhir tahun. pihaknya fokus pada beberapa pekerjaan fisik di stasiun-stasiun MRT. Pada Maret 2018, rangkaian kereta akan didatangkan ke Indonesia.
Selanjutnya pada Agustus akan mulai dilakukan tes dan pengondisian kereta sampai Desember. Di bulan Desember, kereta akan dipindahkan ke jalurnya. Dengan berbagai fase itu, maka diharapkan pada Maret 2019 MRT mulai beroperasi sesuai target.
William mengatakan pihaknya terus melakukan upaya percepatan sehingga target operasional dapat berjalan sesuai waktu yang telah ditetapkan. Pihaknya juga terus melakukan kontrol sehingga target tak molor.
"Kalau tidak dikontrol sedemikian rupa bisa molor sampai tahun-tahun berikutnya. Apa yang kita lakukan untuk memastikan ini on schedule dan bisa selesai secepatnya," jelasnya dalam diskusi bersama Forum Jurnalis dan Blogger MRT Jakarta di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/11).
Dalam kesempatan itu, William mempresentasikan bentuk kereta dimana nantinya dalam satu rangkaian MRT terdiri dari enam gerbong atau kereta. Kapasitas per gerbong 56 orang jika penumpangnya semua duduk atau 300 penumpang untuk enam gerbong.
"Kalau penumpangnya berdiri semua maka total kapasitasnya 1.200 penumpang. Kalau semua penumpang berpegangan pada pegangan kereta kapasitasnya 900. Kalau semua berdiri dan padat 1.900 kapasitas maksimal dari kereta," papar William.
Para masinis akan mengikuti pelatihan di Malaysia yang telah lebih dulu menggunakan sistem transportasi MRT. Masinis yang telah mendapatkan pelatihan di Malaysia akan mentransfer ilmunya kepada masinis lainnya. William mengatakan semua pekerja yang mengoperasikan MRT merupakan putra-putri Indonesia yang menurutnya pertama dalam sejarah.