Ini alasan Ahok rombak jajaran pimpinan di Bank DKI
Ahok mencopot Direktur Utama Bank DKI, Eko Budiwiyono dari jabatannya.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku merombak pimpinan Bank DKI semata-mata hanya untuk meningkatkan status Bank DKI menjadi bank dengan kategori BUKU (Bank Umum Kegiatan Usaha) 4, atau setara dengan bank-bank umum lainnya.
"Kami harus ganti orang yang mengerti bagaimana membawa Bank DKI ke BUKU 4. Mereka kami rekrut dari BNI, Mandiri dan BCA," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (18/6).
Ketika ditanya apakah ada indikasi korupsi di jajaran Bank DKI sehingga harus dievaluasi besar-besaran, Ahok dengan tegas membantahnya. Sebab, perombakan ini dilakukan karena kinerja Bank DKI sangat menurun dan menyebabkan kerugian.
"Tidak ada yang korupsi. Mereka hanya tak bisa cepat membawa visi misi DKI. Kami inginnya, kalau dapat suntikan modal jangan pinjamkan ke perusahaan, tapi ke UMKM. Mereka malah lebih milih dipinjamkan ke perusahaan," ujar Ahok.
Ahok berharap, perombakan ini mampu membuat Bank DKI menyusul ketertinggalannya sebagai bank daerah, untuk menjadi perusahaan 'go publik' dan melantai di bursa saham. Salah satu Bank daerah yang telah melakukan hal tersebut misalnya seperti Bank Jawa Barat (BJB).
"Kami rekrut dari BCA, karena paham ritel. Komisaris dari Bank Indonesia, pengawasan dari BNI, semua profesional. Kami harap dalam 2-3 tahun Bank DKI bisa go public, dan bisa BUKU 4," ujar Ahok.
"Targetnya menggarap PKL. Kami coba mau bangun pasar rakyat," pungkasnya.