Ini gejala difteri, warga Jakarta bisa berobat gratis ke Puskesmas
Gejalanya seperti flu biasa tapi disertai panas dan nyeri pada tenggorokan. Selain itu ada juga tanda warna putih keabuan di amandel bagian kanan. Pemprov DKI menjamin pengobatan dan pemeriksaan tak akan dipungut biaya alias gratis.
Warga DKI Jakarta yang mengalami gejala penyakit difteri diminta agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat seperti Puskesmas. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta, Koesmedi Priharto mengingatkan masyarakat agar mengenali gejala difteri.
Koesmedi mengatakan gejalanya seperti flu biasa tapi disertai panas dan nyeri pada tenggorokan. Selain itu ada juga tanda warna putih keabuan di amandel bagian kanan.
-
Siapa yang bisa terkena penyakit difteri? Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheria yang menyerang hidung, tenggorokan, atau kulit.
-
Apa yang dimaksud dengan difteri? Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheria yang menyerang hidung, tenggorokan, atau kulit.
-
Siapa yang berisiko tinggi tertular Difteri? Faktor-faktor yang meningkatkan risiko tertular difteri antara lain:Tidak mendapat vaksinasi difteri secara lengkapTinggal di area padat penduduk atau yang buruk kebersihannyaBepergian ke daerah yang tingkat difterinya sedang tinggiMemiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena menderita AIDS
-
Kapan biasanya gejala difteri muncul? Periode inkubasi biasanya 2-5 hari, tetapi dapat memakan waktu hingga 10 hari.
-
Siapa yang berpotensi terkena komplikasi Difteri? Komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa dapat terjadi jika toksin memasuki aliran darah dan merusak jaringan vital lainnya.
-
Kapan difteri bisa menular? Seseorang bisa tertular difteri bila tidak sengaja menghirup atau menelan percikan air liur yang dikeluarkan penderita saat batuk atau bersin.
Penyakit ini biasanya menjangkiti anak-anak. Dari 25 temuan kasus di Jakarta, dua orang berusia dewasa yaitu 32 dan 42 tahun. Dari 25 kasus ini, dua di antaranya meninggal dunia pada Maret dan April 2017. Penyebab meninggalnya dua pasien difteri itu karena belum pernah melakukan imunisasi difteri.
Pemprov DKI menjamin pengobatan dan pemeriksaan tak akan dipungut biaya alias gratis.
"Secepatnya berobat ke Puskesmas karena ini gratis. Jangan ditunda. Silakan langsung ke Puskesmas sebelum nanti menjadi berat. Ringan pun langsung datang saja untuk mengetahui itu difteri atau bukan," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta, Koesmedi Priharto, Jumat (8/12) di Balai Kota.
Koesmedi memastikan tak ada syarat khusus bagi warga untuk mendapatkan pelayanan gratis. Meskipun yang bersangkutan belum terdaftar sebagai peserta BPJS.
"Enggak ada syarat khusus. Kalau punya BPJS silakan langsung ke Puskesmas. Kalau tidak punya BPJS datang saja ke Puskesmas nanti dibuatkan BPJS-nya di Puskesmas," jelasnya.
Sementara itu, untuk vaksin ORI (Outbreak Respond Imunisation) yang akan dilaksanakan Pemprov DKI Jakarta akan menyasar anak-anak mulai usia 2 bulan. Imunisasi akan terus berlangsung dalam tiga kali penyuntikan.
"Jadi kita akan lakukan di lima wilayah dan satu kabupaten di Kepulauan Seribu. Jadi total keseluruhan dibutuhkan tiga kali penyuntikan. Jadi bulan pertama kemudian dilanjutkan pada bulan kedua dan dilanjutkan lagi enam bulan kemudian. Jadi supaya imunisasinya tetap kuat," jelasnya.
(mdk/noe)