Cara Mencegah Difteri dan Gejalanya yang Wajib Diwaspadai, Bisa Timbulkan Komplikasi Serius
Cara mencegah penyakit difteri yang paling efektif dengan mendapatkan vaksinasi. Selain itu, menerapkan kebiasaan hidup bersih juga dapat mencegahnya.
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria yang menyerang hidung, tenggorokan, atau kulit.
Cara Mencegah Difteri dan Gejalanya yang Wajib Diwaspadai, Bisa Timbulkan Komplikasi Serius
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheria yang menyerang hidung, tenggorokan, atau kulit. Bakteri ini dapat berdampak buruk bagi organ-organ vital seperti jantung, ginjal, atau otak.
Gejala difteri biasanya muncul 2 sampai 5 hari setelah seseorang terinfeksi.
Gejala yang paling menonjol adalah terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel.
-
Mengapa difteri bisa berbahaya? Difteri adalah penyakit yang berbahaya dan bisa mengancam jiwa. Bakteri penyebab penyakit ini bisa merusak sel-sel di hidung dan tenggorokan, serta bisa menyebar ke organ lain, seperti jantung, ginjal, atau otak.
-
Mengapa difteri berbahaya? Beberapa komplikasi yang berpotensi muncul meliputi:MiokarditisNeuritisPenyumbatan saluran napasGagal ginjalKelumpuhan Dalam beberapa kasus, difteri bisa berakibat fatal. Secara keseluruhan, 5–10% orang yang berkontraksi infeksi akan mati.
-
Bagaimana cara mencegah difteri? Cara mencegah difteri yang paling efektif adalah dengan melakukan vaksinasi. Vaksin difteri biasanya diberikan bersamaan dengan vaksin tetanus dan batuk rejan dalam imunisasi DPT.
-
Bagaimana cara mencegah penularan difteri? Cara mencegah penularan difteri adalah solusi terbaik untuk terhindar dari penyakit ini. Berikut beberapa cara mencegah penularan difteri: Melakukan imunisasi difteri lengkap sesuai dengan usia. Imunisasi difteri dapat dilakukan setiap 10 tahun sekali atau sesuai dengan anjuran dokter.Mencuci tangan dengan sabun cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas yang memungkinkan kontak dengan orang lain atau benda-benda yang terkontaminasi.Membersihkan rumah secara rutin terutama pada ruangan dan tempat tidur. Gunakan lap basah atau handuk bersih untuk membersihkan permukaan yang kotor atau berdebu. Menghindari kontak langsung dengan orang yang sakit atau memiliki gejala difteri. Jika harus bersentuhan dengan orang tersebut, gunakan masker atau sarung tangan untuk melindungi diri sendiri.Menjaga kebersihan mulut dan gigi. Gigi kering dapat menyebabkan luka borok pada kulit yang mudah terinfeksi bakteri penyebab difteri.Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Makanan bergizi dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah dehidrasi.
-
Apa penyebab penyakit difteri? Difteri adalah penyakit menular yang terjadi karena bakteri C. diphtheriae. Racun yang dihasilkan bakteri ini yang menyebabkan orang menjadi sangat sakit.
-
Apa penyebab utama difteri? Penyebab difteri adalah infeksi bakteri Corynebacterium diphtheria, yang dapat menyebar dari orang ke orang. Bakteri ini menghasilkan racun yang merusak sel-sel di hidung dan tenggorokan, serta bisa menyebar ke organ lain, seperti jantung, ginjal, atau otak.
Gejala difteri muncul akibat infeksi bakteri Corynebacterium diphtheria pada hidung, tenggorokan, atau kulit. Gejala difteri dapat bervariasi, tergantung pada bagian tubuh yang terinfeksi. Berikut adalah beberapa gejala difteri yang umum terjadi:
Jika difteri menyerang hidung dan tenggorokan, gejala yang muncul antara lain:
• Sakit tenggorokan dan suara serak
• Batuk dan pilek
• Demam dan menggigil
• Lemas dan lelah
• Terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi amandel dan tenggorokan (pseudomembran)
• Pembengkakan kelenjar getah bening di leher (benjolan di leher)
• Gangguan penglihatan
• Sesak napas
• Jantung berdebar-debar
• Kulit pucat atau membiru
• Syok (kondisi darurat yang ditandai dengan tekanan darah rendah, detak jantung cepat, dan keringat dingin)
Jika difteri menyerang kulit, gejala yang muncul antara lain:
• Luka atau lecet pada kulit yang berisi nanah
• Kulit merah dan nyeri di sekitar luka
• Luka berukuran besar dengan tepi yang keras
Gejala difteri biasanya muncul 2-5 hari setelah terpapar bakteri penyebabnya. Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Cara Penularan Difteri
Difteri menyebar melalui bakteri Corynebacterium diphtheriae yang dapat menginfeksi hidung, tenggorokan, atau kulit. Bakteri ini dapat ditularkan melalui beberapa cara, yaitu:
• Kontak langsung dengan penderita difteri atau benda-benda yang terkontaminasi oleh bakteri, seperti gelas, tisu, atau luka.
• Menghirup percikan ludah atau ingus dari penderita difteri saat mereka batuk, bersin, atau berbicara.
• Menghirup partikel udara yang mengandung bakteri dari debu atau muntahan penderita difteri.
Bagaimana Mencegahnya?
Cara mencegah difteri yang paling efektif adalah dengan mendapatkan vaksinasi difteri. Vaksinasi ini dapat melindungi tubuh dari bakteri penyebab difteri dan racunnya. Vaksin difteri biasanya dikombinasikan dengan vaksin tetanus dan batuk rejan (pertusis), atau disebut juga dengan imunisasi DPT. Imunisasi DPT diberikan sebanyak lima kali sejak bayi berusia 2 bulan.
Selain vaksinasi, ada beberapa cara lain yang dapat membantu mencegah penularan difteri, yaitu:
• Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin, terutama sebelum dan sesudah makan, setelah buang air kecil atau besar, dan setelah bersentuhan dengan orang atau benda yang terinfeksi.
• Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, termasuk membersihkan luka atau lecet pada kulit.
• Menghindari kontak langsung dengan orang yang menderita difteri, seperti berbagi gelas, sendok, atau alat makan lainnya.
• Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tisu atau siku bagian dalam.
• Menggunakan masker jika berada di tempat umum atau padat penduduk.
• Memperkuat daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi, cukup minum air, istirahat yang cukup, dan berolahraga secara teratur.
Komplikasi Difteri
Komplikasi dari difteri adalah kondisi yang dapat mengancam jiwa akibat infeksi bakteri Corynebacterium diphtheria pada hidung, tenggorokan, atau kulit. Bakteri ini dapat mengeluarkan racun yang merusak organ-organ vital, seperti jantung, ginjal, atau otak. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat difteri adalah:
• Kerusakan saraf. Racun bakteri difteri dapat menyebabkan pembengkakan dan peradangan pada saraf-saraf tubuh, terutama saraf kaki dan tangan. Hal ini dapat mengakibatkan kelumpuhan, kesulitan menelan, masalah saluran kemih, atau paralisis diafragma yang mengganggu pernapasan.
• Kerusakan jantung. Racun bakteri difteri juga dapat menyerang otot jantung (miokard) dan menyebabkan peradangan (miokarditis). Hal ini dapat menimbulkan gejala seperti jantung berdebar-debar, sesak napas, keringat dingin, kulit pucat atau membiru, atau syok.
• Kerusakan ginjal. Racun bakteri difteri dapat merusak fungsi ginjal dan menyebabkan gagal ginjal. Hal ini dapat ditandai dengan penurunan jumlah urine, bengkak pada kaki atau wajah, mual, muntah, atau kelelahan.