Begini Cara Membedakan HFMD atau Flu Singapura dengan Cacar Air
Flu Singapura umumnya ditandai dengan demam dan munculnya lesi berupa bintil berisi cairan, yang sering kali mirip dengan gejala cacar air.
Gejala dari penyakit HFMD (Hand Foot and Mouth Disease) seringkali mirip dengan gejala penyakit lain seperti sariawan, cacar air (varicella), herpetic gingivostomatitis, scabies, measles, dan rubella. Ciri khas dari HFMD adalah munculnya lesi pada telapak tangan dan kaki yang kadang menyerupai bintil akibat cacar air. Meskipun demikian, gejala khas HFMD (Hand Foot Mouth Disease) ditandai dengan demam dan kemunculan lesi (bintil-bintil berisi cairan) yang sering kali mirip dengan gejala cacar air (varicella). Menurut Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Dr Edi Hartoyo, ada beberapa perbedaan yang dapat diperhatikan. "Kalau cacar air, vesikelnya khas, (tampak) mengkilat, kalau HFMD tidak. Kemudian kalau cacar air, mulainya dari dalam ke luar, misalnya dari tubuh ke luar ke ekstremitas," paparnya.
Selain itu, pada cacar air, durasi kemunculan lesi mulai dari eritem (warna kemerahan) hingga menjadi vesikel berkisar antara 8-12 jam. Edi menjelaskan bahwa durasi ini lebih cepat dibandingkan dengan kemunculan lesi pada HFMD. Tanda lain yang membedakan lesi cacar air dan HFMD adalah lokasi kemunculannya. "Cacar air jarang mengenai mukosa mulut, walaupun bisa namun jarang. Cacar air juga jarang menyebabkan lesinya di telapak tangan dan telapak kaki, walaupun bisa," tambah Edi. Gejala HFMD juga sering kali menyerupai tanda-tanda dari penyakit lain seperti herpetic gingivostomatitis, scabies, measles, dan rubella.
-
Apa itu Flu Singapura? Flu Singapura, yang juga dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD), adalah penyakit infeksi virus yang umumnya menyerang anak-anak dan kadang-kadang orang dewasa.
-
Apa perbedaan utama flu singapura dan flu biasa? Perbedaan Flu Singapura dan flu biasa akan terlihat signifikan ketika kita melihatnya lebih detail. Meskipun keduanya sering kali dianggap sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan Flu Singapura dan flu biasa yang cukup signifikan.
-
Apa penyebab Flu Singapura? Penyakit ini disebabkan oleh virus Coxsackie A16 dan Enterovirus 71 (EV71), yang tidak hanya dapat menjangkiti anak-anak, tetapi juga orang dewasa.
-
Apa penyebab flu singapura? Flu singapura atau sebenarnya merupakan penyakit tangan, mulut dan kuku (HFMD) disebabkan virus Coxsackievirus A16 dan Entrovirus A71 yang dapat menular melalui percikan pernapasan (droplet) dan tinja manusia.
-
Bagaimana cara merawat pasien flu Singapura? Langkah utama dalam mencegah penularan HFMD adalah mengisolasi pasien dari anggota keluarga lainnya. 'Penularannya bisa lewat kontak langsung dan tidak langsung, jadi kalau ada yang kena HFMD yang harus dilakukan ialah diisolasi,' jelas Prof. Edi.
-
Bagaimana cara mencegah penularan flu singapura? Untuk mencegah penyebaran Flu Singapura, penting untuk menjaga kebersihan tangan dan lingkungan, serta menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
Flu Singapura Bisa Menular Lewat Kontak Langsung
HFMD atau Hand, Foot, and Mouth Disease disebabkan oleh virus RNA dari kelompok Coxsackievirus (CA16) dan Enterovirus 71 (EV71). Gejala klinis yang sering muncul pada penyakit ini antara lain:
- Demam
- Anoreksia
- Malaise
- Nyeri Tenggorokan
Penyakit ini juga dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Flu Singapura atau Virus Singapura, dan dapat menular baik melalui kontak langsung maupun tidak langsung dengan penderita. Menurut Edi, cara penularan HFMD mirip dengan penularan virus COVID-19.
Edi menjelaskan, "Penularannya secara droplet--hampir sama dengan COVID, kemudian fekal-oral, air liur, feses, cairan vesikel atau sekret yang kontak." Selain itu, dia menambahkan, "Penularan kontak tidak langsung juga bisa, jadi barang yang dipakai pasien seperti handuk, baju, peralatan, makan, mainan. Jadi ada kontak langsung dan tidak langsung. Jadi persis sama seperti COVID." Gejala yang ditimbulkan oleh HFMD bisa bervariasi, mulai dari yang ringan hingga berat. Dalam kasus yang lebih parah, penyakit ini dapat menyebabkan gangguan pada sistem kardiopulmonari serta komplikasi otak seperti meningitis dan ensefalitis.
Gejala HFMD pada Anak
Edi menyarankan agar orang tua segera membawa anak ke fasilitas kesehatan jika mendapati tiga gejala yang menunjukkan kemungkinan infeksi HFMD.
1. Demam Tinggi
"Jika anak mengalami demam tinggi di atas 38,5 derajat Celsius, maka sebaiknya segera dibawa ke fasilitas kesehatan karena ada risiko kejang," jelas Edi.
2. Anak Tidak Dapat Mengonsumsi Makanan
"Gejala kedua adalah kesulitan anak dalam mengonsumsi makanan. Penyakit ini dapat menyebabkan lesi di mulut, sehingga anak mengalami rasa sakit saat makan dan minum. Jika anak tidak mau makan atau minum, ada risiko dehidrasi, dan dalam hal ini, orang tua harus segera membawa anak ke rumah sakit."
3. Tanda-Tanda Toksik
"Gejala lainnya yang perlu diperhatikan adalah jika anak terus-menerus tidur, demam tidak kunjung reda, dan kesadaran anak menurun. Dalam kondisi ini, penting untuk segera membawa anak ke rumah sakit karena dapat mengarah pada komplikasi serius seperti radang otak atau meningitis."