Jalan santai di Kampung Tanah, Anies dapat cindera mata dari warga
Selain melayani permintaan foto dari warga, Anies juga mampir ke sebuah stand kerajinan tangan dari limbah kayu di car free day tersebut.
Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri Car Free Day di wilayah Kampung Tanah 80, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu Pagi (2/4). Dalam kesempatan itu Anies bersama ratusan warga jalan santai bareng menikmati jalanan kampung di pagi hari.
Selain melayani permintaan foto dari warga, Anies juga mampir ke sebuah stand kerajinan tangan dari limbah kayu di car free day tersebut.
"Wah bagus ini apalagi kalau besok sudah gabung OK OCE, ucap Anies sambil melihat kerajinan berupa hiasan lampu itu.
Menurut Anies kegiatan car free day di Kampung Tanah ini unik, karena seluruh car free di Jakarta diadakan di jalan protokol misalnya Bundaran HI atau Senayan.
"Pagi ini car free day unik karena digelar di kampung sebulan sekali setiap hari Minggu pada awal bulan," ucap Anies usai berjalan santai.
Mantan Mendikbud ke-29 itu memang sangat terkesan dengan inisiatif warga Kampung Tanah yang mengadakan kegiatan swadaya tersebut. "Car free day ini selain membuat warga bugar, interaksi diantara mereka juga akan hidup," ujar Anies.
Kedepannya Anies Sandi berencana untuk mengaplikasikan car free day serupa bukan hanya di Kampung Tanah melainkan juga di seluruh daerah di Jakarta agar interaksi antar warganya lebih hidup.
Pada kesempatan itu, Anies mendapatkan cindera mata berupa karikatur sosok Anies-Sandi yang disusun dari puluhan koin. Menurut Ketua DPC PPP Jakarta Timur Belly Bilalusalam karya karikatur itu adalah hasil ketrampilan dari Karang Taruna Kampung Tanah.
"Dengan kerajinan koin ini menunjukkan betapa antusiasnya mereka dengan program OK OCE, karena mereka berharap pemerintah mengembangkan usaha kerajinan koin ini," ujar Belly
Anggota DPRD dari Fraksi PPP itu juga menjelaskan makna dibalik pemilihan koin yang terdiri dari 190 koin dalam pecahan Rp 200 itu.
"Bagi kami Anies-Sandi merupakan sosok dwi tunggal yang mempersatukan dan itu menjelaskan kami memilih Rp 200 karena dibelakangnya ada lambang Garuda, yang merupakan simbol kebhinekaan, simbol pemersatu," jelas Belly.