Jokowi, pejabat yang rela masuk gorong-gorong
Jokowi yang masih mengenakan seragam dinas Korpri dan sepatu kets, tak terlihat canggung saat masuk ke gorong-gorong.
Bukan pemandangan aneh, jika seorang presiden, menteri ataupun gubernur mengunjungi sebuah daerah yang dilanda bencana. Sebab sebagai pemimpin, hal itu lumrah dan memang sepatutnya mereka lakukan.
Kehadiran mereka pun dinantikan korban bencana. Dengan harapan memberikan solusi dalam penanganan bencana.
Contohnya saja bencana banjir di Jakarta. Peristiwa itu bukan yang pertama kali terjadi. Setiap tahunnya, Ibu Kota Indonesia ini sudah langganan dengan genangan air.
Berulang kali menteri terkait sudah turun ke lapangan dan berusaha mencari solusi. Biasanya mereka mengitari lokasi banjir dengan rakit atau perahu karet. Ada juga yang ikut nyemplung ke dalam genangan air.
Hal yang sama juga dilakukan para gubernur Jakarta. Tapi tetap saja banjir masih hobi merendam kota metropolitan ini.
Bisa jadi titik masalah penanganan banjir tidak kunjung ditemukan karena kunjungan para pejabat negara itu hanya sebuah mini safari. Maksudnya, mereka hanya sekadar datang, meninjau dari jauh, berbincang dengan perangkat daerah setempat seperti RT/RW, menyapa warga, meminta sabar, menebar janji, kemudian pulang. Padahal di sisi lain, warga berharap kehadiran mereka memberikan solusi jangka pendek yang segera terealisasi.
Tak ingin dicap sebagai pejabat malas, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memilih tak sekadar kunjungan formal. Dia bergerak cepat saat air mulai merendam Jakarta.
Titik yang dianggap jadi penyebab utama banjir dikunjunginya dan diberikan solusi jangka pendek. Mantan Wali Kota Solo ini rela basah-basahan terkena hujan yang turun bersamaan saat dia meninjau lokasi banjir di daerah Kedoya, Jakarta Barat beberapa waktu lalu.
Tak hanya itu, Rabu (26/12) kemarin, pria yang akrab disapa Jokowi itu benar-benar menunjukkan niat seriusnya memerangi banjir di Jakarta. Dia rela masuk ke dalam gorong-gorong yang ada di kawasan Jl MH Thamrin.
Blusukan ke gorong-gorong itu bukan tanpa alasan. Sebab pada hari Jumat dan Sabtu lalu, ruas jalan itu nyaris lumpuh dari lalu lalang kendaraan akibat genangan air. Untuk memastikan anak buahnya telah membersihkan gorong-gorong dari sampah, maka Jokowi melakukan pengecekan langsung.
Hasil kunjungan Jokowi tak sia-sia. Dia kaget melihat kondisi gorong-gorong. Lebar gorong-gorong tak sebanding dengan kapasitas daya tampungnya.
"Di bayangan saya, di bawah jalan-jalan di DKI ini besar-besar, bisa untuk sepakbola, tapi kenyataannya diameternya cuma 60 centimeter," ujar Jokowi.
Jokowi yang masih mengenakan seragam dinas Korpri dan sepatu kets, tak terlihat canggung saat masuk ke dalam gorong-gorong. Sedangkan Kepala Dinas PU Ery Basworo berada atas tepatnya di bibir permukaan gorong-gorong. Keduanya terlibat tanya jawab.
"Berpikir jangka pendek. Sambil pasang pompa lah, di pemadam, PU semua dikeluarkan di 4 titik, yaitu HI, Trisakti, Gatsu dan Senayan," imbuhnya.
Usai naik ke atas, Jokowi langsung ngemper di trotoar. Dia menjelaskan hal-hal apa yang haris segera dilakukan untuk menambah daya tampung air ketika hujan deras kembali melanda Jakarta.
Terlepas dari urusan pencitraan atau tidak, tentu saja apa yang dilakukan Jokowi sangat jarang ditemui di kalangan pejabat yang sekarang ini mengaku mengabdi untuk rakyat dan negara. Pejabat saat ini lebih memilih bertugas di balik meja dan menginstruksikan anak buahnya untuk meninjau ke lapangan.
Kesederhanaan, cara kerjanya, sikap rendah hati Jokowi, membuatnya selalu mendapat tempat di hati masyarakat. Adakah pejabat yang ingin menyontek gaya Jokowi ini?