Kematian tragis Evan di tangan mafia ingusan Utan Kayu
Nasib Evan berakhir tragis dibunuh kelompok pemuda di Utan Kayu. Semudah itukah orang membunuh di Jakarta?
Awalnya, Sabtu malam kemarin cukup menyenangkan bagi Evan Mulyadi (16) dan ketujuh rekannya. Para remaja usia tanggung ini coba menikmati Jakarta di malam hari sambil bermain gitar di tepi Jalan Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur.
Menurut Deny (17) salah satu teman Evan, yang ditemui di makam, saat kejadian Evan sedang ngumpul bareng dengan tujuh temannya yaitu, Yosa, Nazir, Kokoh, Ade, Rizkil, Aldo, dan seorang wanita bernama April. Berdasarkan penuturan Deny, sebenarnya Evan tidak ingin ikut malam itu.
"Tapi di SMS terus sama Riskil, karena enggak enak Evan akhirnya mau ngumpul bareng," ujar Denny.
Sekitar pukul 00.15 WIB, saat mereka sedang asyik bermain gitar tiba-tiba ada pemuda yang melemparkan botol ke arah mereka.
"Aldo teriak woi siapa tuh, lalu dilempar batu dan si Aldo kena sambit palanya, pas itu pada mencar," tambah Deny yang mendapatkan cerita itu dari Aldo.
Tiba-tiba saja suasana mendadak mencekam. Mereka dihampiri sekelompok pria tak dikenal.
Usia mereka tak jauh beda, sambil menenteng kayu balok dan bambu. Evan dkk saat itu bak dikeliling kelompok mafia kelas kakap yang siap menghajar mereka tanpa ampun.
Kepada Evan dan teman-temannya, geng pemuda yang kabarnya juga merupakan warga Utan Kayu itu menanyakan tentang identitas seseorang. Karena merasa asing dengan nama yang mereka cari, kelompok Evan menjawab bahwa mereka tidak kenal dengan orang yang dicari 15 pemuda itu.
Merasa tak yakin dengan jawaban Evan dkk, gerombolan pemuda itu tiba-tiba saja berubah beringas. Mereka seperti kesetanan, menghajar, memukuli, dan menendang sesuka hati ke arah Evan dkk. Mereka menyerang Evan dkk dengan menggunakan balok dan sebuah samurai. Aldo yang melihat gerombolan tersebut lalu melarikan diri naik taksi untuk melapor ke temannya yang lain.
"Pas pengeroyakan si Nazir dipukulin pake balok, terus si Ade kena sabetan samurai di punggungnya," ungkapnya.
Nahasnya Evan, Yosa, Kokoh, yang tidak sempat menyelamatkan diri. Mereka hanya mampu berlari ke lantai dua toko obat Pasar Pramuka dan dikejar oleh para pelaku. Di tempat itulah Yosa dan Evan dipukuli, sedangkan kokoh menyelamatkan diri dengan cara meloncat dari lantai dua.
Tak puas membuat Evan dkk terluka, gerombolan pemuda beringas itu lantas melemparkan tubuh Evan dan seorang temannya dari ketinggian empat meter. Tubuh Evan yang terhempas ke aspal pun mengalami luka yang cukup serius di bagian kepala.
"Si Evan sama Yosa itu digebukin di atas, terus dilempar sama pelaku, tapi Yosa bisa selamat karena bisa menahan jatuhnya dengan kaki. Sedangkan Evan jatuh dengan bagian kepala terlebih dahulu," tandasnya.
Tak lama kejadian itu terjadi, melintaslah polisi dari Polsek Matraman yang sedang melakukan patroli. Petugas menemukan Evan dalam kondisi tak sadarkan diri. Mereka langsung membawanya ke RSCM. Namun sayang, pihak RSCM tak sigap memberikan pertolongan. RSCM tidak bisa menyediakan ventilator untuk alat bantu nafas dengan alasan ICU penuh.Setelah menjalani perawatan sejak Sabtu (9/6) malam, Evan akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Senin dinihari.
Polisi terus menyelidiki motif di balik kasus pengeroyokan yang terbilang sadis ini. Dari hasil pengembangan sementara, dua orang yang diduga sebagai pelaku penganiayaan Evan sudah berhasil diamankan polisi. Keduanya diduga ikut dalam pemukulan dan melempar Evan dari lantai dua Pasar Pramuka, Jakarta Timur.
"Dua orang sudah kami amankan, diduga peranan mereka melakukan pemukulan terhadap korban," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur AKBP Dian Perry saat dihubungi merdeka.com, Senin (11/6).
Dian menambahkan, polisi masih terus mengejar pelaku pengeroyokan lainnya
"Para pelaku sudah terungkap, kini tinggal melakukan penangkapan terhadap pelaku," ujar Dian.
Jenazah Evan sendiri telah dimakamkan Senin siang kemarin di TPU Kemiri, Rawa Mangun, Jakarta Timur. Ratusan warga dan teman sekolah Evan turut mengantarkan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.
Tragis. Semudah itukah orang membunuh di Jakarta?