Kepsek akui minta siswa yang dilecehkan guru cabut laporannya
Alasan Absony Yohaeri meminta MA mencabut laporan demi nama baik sekolah.
Aliansi Orang Tua Peduli Pendidikan Indonesia (APPI) diundang KPAI untuk didengar penjelasannya terkait kasus pelecehan seksual yang terjadi di salah satu SMA Negeri Jakarta Timur. Seorang wakil kepala sekolah berinisial T melecehkan siswinya yang berinisial MA (17).
Dalam pertemuan itu, Widi Wiratmoko, salah satu orang tua murid yang menjadi anggota APPI mengatakan pihak sekolah pernah memaksa MA dan orang tuanya untuk mencabut laporannya dari KPAI.
"Saat datang ke rumah MA, kepsek meminta MA untuk mencabut laporan," kata Widi di KPAI, Selasa (5/3).
Anggota APPI lainnya Sulaeman mempertanyakan keputusan kepsek membawa MA ke kasudin pendidikan diam-diam.
"Kenapa MA didampingi wali kelas padahal yang tahu permasalahannya adalah guru BK (Bimbingan Konseling)," kata Sulaeman.
Dia pun menuding kepsek melakukan pembiaran karena MA mengaku sudah mengadukan perlakuan T yang mencabuli dirinya sejak bulan Desember.
Kepsek sekolah itu, Absony Yohaeri, mengakui coba membujuk MA untuk mencabut laporannya. Dia berkilah tindakan itu diambil agar masalah ini tidak meluas dan akhirnya menjadi aib bagi sekolah dan juga MA.
"Iya saya pernah membujuknya tapi itu untuk kebaikan dirinya, kalu bisa diselesaikan kekeluargaan ya selesaikan kekeluargaan, itu untuk nama baik MA sendiri," pungkasnya.
Seperti diketahui, MA (17) mengalami pelecehan pada bulan Juni dan Juli 2012 lalu. MA terpaksa melayani nafsu bejat sang guru karena diancam. "Dia mengancam tidak mengeluarkan nilai dan ijazah saya. Saya takut," ungkap siswi kelas XII itu.
Peristiwa memilukan itu pertama kali terjadi pada 26 Juni 2012 lalu. Kala itu MA diajak makan di sekitar Pantai Ancol, Jakarta Utara. Setelah makan, T kembali membawanya mengelilingi kawasan Ancol dan mulai merayu MA.
MA kaget melihat pelaku yang tiba-tiba saja membuka celananya. Tanpa banyak bicara pelaku memaksa MA melayani nafsu bejatnya. Peristiwa ini terus berulang.