Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Masih Tidak Sehat, Terburuk Kesembilan di Dunia
Konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini adalah PM2.5 dengan konsentrasi 57 µg/m³.
Masyarakat diimbau mengenakan masker, menyalakan penyaring udara, menutup jendela, dan menghindari aktivitas di luar ruangan.
Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Masih Tidak Sehat, Terburuk Kesembilan di Dunia
Kualitas udara di wilayah DKI Jakarta terpantau masuk kategori tidak sehat pada pagi hari ini, Rabu (6/9).
Dilihat dari situs IQAir pukul 06.10 WIB, indeks kualitas udara Jakarta berada di angka 152 US Air Quality Index (AQI US).
Dari angka tersebut, Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk nomor sembilan di dunia. Konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini adalah PM2.5 dengan konsentrasi 57 µg/m³.
"Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 11,4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO,"
tulis situs IQAir.
merdeka.com
Situs ini merekomendasikan masyarakat untuk mengenakan masker, menyalakan penyaring udara, menutup jendela, dan menghindari aktivitas di luar ruangan.
Adapun posisi pertama kota dengan kualitas terburuk ditempati oleh Beijing, China dengan indeks 163.
Kemudian, posisi kedua adalah Hanoi, Vietnam dengan indeks 162 dan Kuching, Malaysia di posisi ketiga dengan indeks 160.
Namun, jika melansir aplikasi resmi DKI Jakarta, yaitu JAKI, kualitas udara di Jakarta rata-rata dalam kondisi sedang.
Di Jakarta Pusat, Indeks Standar Pencemaran Udara Maksimum berada di angka 98 dengan kategori sedang. Kemudian, di Jakarta Barat 89 dengan kategori sedang.
Selanjutnya, Jakarta Selatan kategori sedang dengan angka 81. Sedangkan, Jakarta Utara dan Timur masuk kategori tidak sehat dengan angka 101 dan 131.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan polusi udara di Jabodetabek memburuk. Salah satunya, karena kemarau panjang selama tiga bulan terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi.
Penyebab lainnya adalah pembuangan emisi dari transportasi. Selain itu, kata Jokowi, polusi udara diakibatkan aktivitas industri di Jabodetabek.
"Terutama yang menggunakan batu bara di sektor industri manufaktur," ucap Jokowi.
Jokowi pun memberikan sejumlah instruksi kepada jajaran menteri. Untuk jangka pendek, Dia meminta agar harus dilakukan intervensi yang bisa meningkatkan kualitas udara di Jabodetabek lebih baik.
"Kemudian juga rekayasa cuaca untuk memancing hujan di kawasan Jabodetabek dan menerapkan regulasi untuk percepatan penerapan batas emisi, khususmya di Jabodetabek," jelasnya.
"Kemudian memperbanyak ruang terbuka hijau dan tentu saja ini memerlukan anggaran, siapkan anggaran," sambung Jokowi.