Lanjutkan Jalur Timur-Barat, MRT Jakarta Dapat Pinjaman Jepang
MRT Jakarta mendapatkan pinjaman Pemerintah Jepang senilai Rp14,5 miliar.
MRT Jakarta mendapatkan pinjaman Pemerintah Jepang senilai Rp14,5 miliar.
- Jepang Kasih Utang Rp15,6 Triliun untuk Bangun MRT Jakarta dari Medansatria-Tomang
- Jokowi: MRT Jakarta Angkut 120 Juta Penumpang Sejak Beroperasi Tahun 2019
- MRT Jakarta Teken Kontrak dengan Perusahaan Jepang, Percepat Bangun Proyek Fase 2A
- MRT Jakarta Angkut 102 Juta Penumpang Selama 5 Tahun Beroperasi
Lanjutkan Jalur Timur-Barat, MRT Jakarta Dapat Pinjaman Jepang
PT MRT Jakarta (Perseroda) mendapat pinjaman dari Pemerintah Jepang senilai Rp14,5 miliar untuk melanjutkan jalur Timur-Barat fase 1 tahap 1 sebagai langkah pembangunan transportasi umum di Jakarta.
"Tahap pertama kurang lebih sekitar 140 miliar Yen atau setara Rp14,5 triliun," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat pada acara Forum Jurnalis MRT di Jakarta, Kamis (16/5).
Tuhiyat menuturkan pihaknya bersama Pemerintah Jepang sudah menandatangani pinjaman melalui dokumen Perjanjian Pinjaman Lunak (Official Development Assisstance/ ODA).
Dalam pinjaman ini, Pemerintah Jepang akan mendukung pembangunan infrastruktur perkeretaapian seperti jalur, jalan rel, stasiun, kereta, depo, sistem perkeretaapian, hingga jasa konsultasi.
Kemudian, dia mengatakan MRT Jakarta siap melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pada Agustus 2024 mendatang.
"Pemerintah menginstruksikan kita target kira-kira di akhir atau bulan Agustus tahun ini ya," ujarnya seperti dilansir dari Antara.
Adapun pembangunan MRT Jakarta jalur Timur-Barat fase 1 tahap 1 meliputi wilayah Tomang sampai dengan Medan Satria, termasuk depo Rorotan.
Rencananya, lelang fase 1 tahap 1 ini akan dilakukan pada akhir tahun 2024 dan penyelesaian pekerjaan konstruksi ditargetkan pada 2031.
Pembangunan Jakarta Metropolitan MRT jalur Timur-Barat fase 1 tahap 1 direncanakan meliputi wilayah Tomang sampai dengan Medan Satria sepanjang 24,5 kilometer dengan total 21 stasiun yang terdiri dari 13 stasiun layang di segmen Tomang-Grogol dan Cempaka Baru-Medan Satria.
Lalu, delapan stasiun bawah tanah di segmen Roxy-Galur termasuk 5,9 kilometer jalur akses menuju depo at grade di area Rorotan.
Dengan pembangunan jalur baru yang membentang dari timur ke barat diharapkan akan semakin mengurangi kemacetan lalu lintas, memperbaiki iklim investasi, hingga mengurangi dampak lingkungan.
Selain itu, pembangunan tersebut juga akan memberikan keamanan, ketepatan waktu dan kenyamanan yang sama seperti jalur yang telah ada, sehingga transportasi umum dapat diakses banyak orang.
Hingga 30 April 2024, MRT Jakarta mencatat sebanyak 11.661.698 penumpang dengan rata-rata sebanyak 96.378 penumpang per hari.