Mengenal Djarot Saiful, dari dosen, wali kota hingga cawagub DKI
Pemilihan Djarot sebagai cawagub DKI Jakarta memang sudah sesuai dengan komposisi yang diinginkan Ahok.
Teka-teki siapa calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta akhirnya terjawab sudah. Sebentar lagi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bakal punya teman untuk membangun Ibu Kota.
Kemarin Rabu (3/12), PDI Perjuangan mengirimkan nama Djarot Saiful Hidayat sebagai calon wakil gubernur DKI Jakarta kepada Ahok. Surat tersebut dikirim langsung oleh Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta, Boy Sadikin.
Boy ditemani Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi dan Sekretaris DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Pantas Nainggolan. Surat ini diberikan berdasarkan perintah dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Pemilihan Djarot sebagai cawagub DKI Jakarta memang sudah sesuai dengan komposisi yang diinginkan Ahok. Sebab dia tetap dapat memposisikan Sarwo Handayani di Ketua Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) dalam pemerintahan dan Boy Sadikin serta Prasetyo sebagai jembatan politik dengan partai lainnya.
"Saya pikir kalau ambil Pak Djarot, saya juga dapat Bu Yani tetap bantu di TGUPP dan Pak Boy tetap bantu saya politiknya. Kan Pak Boy DPD dengan partai lain jadi urusan Pak Boy. DPRD-nya jadi tugas Pak Pras. Targetnya tentu partai mau menang lagi nih 2019," kata Ahok.
Lalu siapa sebenarnya Djarot Saiful? Seperti apa rekam jejaknya selama ini? Berikut rangkuman merdeka.com untuk mengenal siapa sosok cawagub DKI ini, Kamis (4/12) pagi:
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Siapa anggota Warkop DKI selain Dono? Setelah itu, Dono bergabung dengan almarhum Kasino dan Indro Warkop untuk membentuk trio Warkop DKI yang kemudian sukses di industri perfilman Indonesia.
-
Kapan Hanung Cahyo Saputro dilantik? Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana melantik pejabat Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro di Gradhika Bhakti Praja Building, Komplek Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan No 9 Semarang pada Minggu (24/9) kemarin.
-
Siapa yang membiayai kehidupan Ahok ketika ia tinggal di Jakarta? Keluarga Misribu-lah yang membiayai hidup Ahok selama di Jakarta.
-
Bagaimana Ahok dan Puput Nastiti Devi menunjukkan kebersamaan saat berlibur? Mereka pun membagikan potret momen-momen kebersamaan saat liburan di akun Instagram miliknya.
Djarot diincar Ahok buat wagub DKI sejak Jokowi sibuk nyapres
Keinginan Ahok memilih Djarot Saiful sebagai wakil gubernur sudah ada sejak awal tahun 2014. Namun, sayangnya partai tempat Djarot bernaung, PDI Perjuangan tidak mengizinkan.
Pemilihan Djarot bermula ketika Joko Widodo (Jokowi) saat itu sudah sibuk dengan kampanye sebagai capres dalam Pilpres 2014. Sehingga timbul kekhawatiran Ahok dan mulai mencari seseorang yang memiliki kemiripan sikap seperti Jokowi.
"Ya dari awal aku udah milih Djarot. Aku kan kenal baik dia sejak 2006. Khawatirnya nanti kalau Pak Jokowi jadi presiden kan pasti berhenti. Jadi saya pikir yang cocok mirip-mirip Pak Jokowi siapa? Djarot," ungkapnya di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (3/12).
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengungkapkan, dia sudah meminta Djarot untuk menjadi calon pendampingnya. Namun restu Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tak mengiringi. Sebab DPP PDI Perjuangan telah memutuskan Boy Sadikin sebagai calon.
"Iya memang dari awal sudah Pak Djarot. Cuma kan partainya waktu itukan enggak kasih kan? Pak Djarot enggak berani, karena partai enggak mau mutusin. Terus DPD DKI kan maunya Boy macam-macam," jelas Ahok.
Djarot akademisi yang moncer
Djarot Saiful Hidayat dilahirkan pada tanggal 30 Oktober 1955. Dia lahir di Gorontalo, Indonesia. Dia adalah salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia. Selain itu, dia pernah dilantik untuk menjabat sebagai Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah jawa Timur dari tahun 1999 sampai 2000.
Sebelum berkecimpung sebagai aktivis politik, Djarot memiliki mata pencaharian utama sebagai Dosen/Guru Besar di Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya. Tidak hanya sebagai dosen, dia juga merangkap tugas sebagai Pembantu Rektor I di universitas tersebut pada tahun 1997 hingga 1999.
Dalam pengembaraan ilmunya, Djarot kemudian menimba ilmu di Universitas Brawijaya (UB), Malang, Fakultas Ilmu Administrasi (FIA). Setelah menamatkan pendidikannya di UB pada tahun 1986, dia mendapatkan gelar Sarjana (S1). Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya dengan terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Fakultas Ilmu Politik hingga ia memperoleh gelar Magister (S2) pada tahun 1991.
Berikut rekam jejak pendidikan Djarot Saiful:
1. S1 di Universitas Brawijaya, Malang Fakultas Ilmu Administrasi (1986)
2. S2 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Fakultas Ilmu Politik (1991)
3. International Workshop
4. Universitas Amsterdam (2002)
Terjun ke dunia politik dan jadi wali kota
Meskipun ia dilahirkan di Gorontalo, Djarot pernah menjabat sebagai wali kota Blitar selama 2 periode, dengan masa jabatan dari tahun 2000 hingga 2010. Sebagai seorang pimpinan di kota Blitar, dia sangat membatasi adanya kehidupan metropolitan yang serba mewah di kotanya, seperti berdirinya mal bertingkat-tingkat dan gedung-gedung pencakar langit. Dia lebih suka pedagang kaki lima (PKL) yang mendominasi roda perekonomian di kotanya.
Dengan konsep matang yang telah ia rencanakan, dia berhasil menata 1000-an pedagang kaki lima yang dulunya kumuh di kompleks alun-alun menjadi tertata rapi. Rencana yang ia terapkan ternyata berhasil mendongkrak perekonomian di Blitar, tanpa adanya mall dan supermarket layaknya di kota-kota besar.
Atas kontribusi positif yang telah ia buat sebagai seorang wali kota, dia mendapatkan Penghargaan Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah pada tahun 2008. Djarot juga mendapatkan Penghargaan Terbaik Citizen's Charter Bidang Kesehatan, Anugerah Adipura dalam 3 tahun berturut-turut, yakni tahun 2006, 2007, dan 2008.
Djarot juga sudah tercatat sebagai politisi PDI Perjuangan sejak menjadi Ketua I Pappuda PDI Perjuangan pada 1999. Kemudian pernah menjadi Wakil Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPD PDI Perjuangan (2005-2010).
Terakhir dia menjabat sebagai Ketua Bidang Organisasi DPP PDI Perjuangan masa kerja 2010-2015.