MRT Jakarta Rencanakan Bangun Eskalator untuk Sepeda
Dia menjelaskan hal itu merupakan dari sejumlah rencana yang tengah dikaji agar pesepeda khususnya non lipat semakin nyaman, mengingat antusiasnya yang terbilang tinggi setelah akses sepeda non lipat dibuka pada 24 Maret lalu.
PT MRT Jakarta (Perseroda) berencana membuat fitur eskalator untuk pesepeda guna memberikan kemudahan saat mengakses masuk stasiun dan kereta kepada pelanggan jenis ini.
"Kami akan menambahkan 'conveyor belt' (ban berjalan), sehingga teman-teman yang keluar dari bawah tanah cukup meletakkan sepedanya. Nanti akan ada 'conveyor belt' yang membawa sepeda itu ke atas," kata Direktur Operasional dan Maintenance MRT Jakarta Muhammad Effendi, dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (27/4).
-
Di mana MRT Jakarta berada? Terdapat enam kilometer jalur Mass Rapid Transit (MRT) di bawah tanah Jakarta.
-
Bagaimana MRT Jakarta dibangun? Koridor 1 MRT mulai beroperasi sejak 2019. Jalurnya sepanjang 16 kilometer. 10 kilometer jalur layang dan 6 kilometer di bawah tanah.
-
Apa saja yang dibangun pada MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI-Kota? Pembangunan Fase 2A MRT Jakarta, yang akan menghubungkan Bundaran HI-Kota, diharapkan selesai pada 2027 untuk segmen pertama.
-
Bagaimana MRT Jakarta mengelola kerumunan saat misa berlangsung? MRT Jakarta juga menyiapkan manajemen kerumunan (crowd management) melalui penambahan petugas dan peralatan pendukung seperti pengeras suara dan rambu penunjuk arah di area stasiun.
-
Kapan MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI-Kota direncanakan selesai? Pembangunan Fase 2A MRT Jakarta, yang akan menghubungkan Bundaran HI-Kota, diharapkan selesai pada 2027 untuk segmen pertama.
-
Siapa yang membangun MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI-Kota? Berdasarkan data yang dirilis PT MRT pembangunan MRT CP 201 (Stasiun Thamrin dan Monas) fase 2A MRT Jakarta mencapai 80,75 persen.
Dia menjelaskan hal itu merupakan dari sejumlah rencana yang tengah dikaji agar pesepeda khususnya non lipat semakin nyaman, mengingat antusiasnya yang terbilang tinggi setelah akses sepeda non lipat dibuka pada 24 Maret lalu.
Effendi merinci nantinya akan ditambahkan penggunaan ban berjalan (conveyor belt) dan semacam gerobak (cart) khusus sepeda di eskalator, hingga lift atau elevator eksisting dengan troli agar memudahkan penumpang menaik-turunkan sepeda ke dalam dan keluar stasiun.
Ketiga opsi ini masih terus dikaji guna memastikan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan penumpang sepeda. MRT Jakarta juga masih memantau tren perkembangan akses sepeda non lipat selama tiga bulan setelah diluncurkan.
Sejauh ini, antusias dari masyarakat cukup tinggi. Sejak diluncurkan, pengguna sepeda di MRT pada akhir pekan (weekend) mencapai 208 sepeda, sedangkan pada hari kerja mencapai 55 sepeda.
Jumlah tersebut jauh melebihi yang ditargetkan MRT, yakni rata-rata 25 sepeda per hari. Sementara itu, pada pekan kedua bulan April, jumlah pengguna mencapai 163 sepeda pada akhir pekan.
"Kami masih memantau selama tiga bulan ini, kadang-kadang karena euforia. Kita akan lihat apakah stabil, karena bulan Ramadhan jadi ada sedikit menurun," terang Effendi seperti dilansir dari Antara.
Ada pun akses sepeda non lipat yang disediakan MRT Jakarta terdapat di tiga stasiun, yaitu Lebak Bulus Grab, Blok M BCA, dan Bundaran HI.
Demi menjaga kenyamanan seluruh pengguna MRT Jakarta, pengguna sepeda non lipat hanya boleh menggunakan MRT Jakarta di luar jam sibuk (07.00-09.00 WIB dan 17.00-19.00 WIB), menggunakan kereta nomor enam di setiap rangkaian, serta maksimal empat sepeda per keberangkatan.
Baca juga:
Penampakan Kuburan Sepeda di China
Upaya Anies Baswedan Manjakan Pesepeda di Jakarta
Aksi Solidaritas Pesepeda untuk Myanmar
Minibus Tabrak Ambulans di Jakarta Pusat, Pesepeda Jadi Korban
Pemprov DKI Habiskan Rp800 Juta Bangun Tugu Sepeda di Jalan Sudirman