Mulai Banyak Pendatang, Jakarta Waspada Lonjakan Kasus Baru Covid-19
"Kita tidak bicara Covid-19 saja, misal Deman Berdarah biasanya kal Tanggerang Selatan, Bogor, Depok, Bekasi sudah melonjak Jakarta biasanya tidak bisa nahan. Termasuk juga TBC ya."
Sudah dua pekan lebih Pembatasan Sosial Berskla Besar (PSBB) tahap transisi berjalan di Jakarta, walaupun penyebaran sudah dapat terkendali. Namun, potensi lonjakan kasus baru Covid-19 masih bisa terjadi
"Jadi yang perlu dikhawatirkan dan dipersiapkan oleh Pemprov DKI itu, pendatang-pendatang. Karena yang tinggal di Jakarta itu bukan orang Jakarta, tetapi masyarakat di wilayah sekitarnya," kata Juru Bicara Koalisi Masyarakat Profesi dan Asosiasi Kesehatan (KoMPAK), Koesmedi kepada Merdeka.com, Selasa (23).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Ia mengatakan masalah penyakit-penyakit menular di Jakarta, masih dipengaruhi faktor penyebaran akibat wilayah penyangga Jakarta.
"Kita tidak bicara Covid-19 saja, misal Deman Berdarah biasanya kal Tanggerang Selatan, Bogor, Depok, Bekasi sudah melonjak Jakarta biasanya tidak bisa nahan. Termasuk juga TBC ya," tuturnya.
Oleh karena itu, Koesmedi menilai supaya tahap transisi ini berhasil Pemprov DKI harus fokus mengatur mobilitas masyarakat. Terlebih saat memakai moda transportasi umum yang cukup rentan terjangkit Covid-19.
"Selain mengatur transportasi, perlu juga memastikan wilayah-wilayah yang padat penduduknya, bagaimana kondisinya di sana. Seperti Johar Baru yang padat penduduk sangat perlu pemahaman yang tegas untuk masyarakat," imbuhnya.
Lebih jauh, Koesmadi mengingatkan Pemprov DKI harus melihat contoh-contoh di sejumlah negara yang mengambil keputusan membuka beberapa sektor dan kembali menutupnya.
"Jadi seperti Hongkong, Cina, Mekah itu negara-negara yang sudah mulai membuka. Akhirnya tutup lagi, bahkan di Cina ada yang bilang dari unsur makanan," kata Koesmedi.
"Maka saya memikirnya kalau Jakarta memulai new normal itu sangat rawan sekali, perlu dicermati betul-berul, evaluasinya, dan kedisiplinan yang memberdayakan aparat harus lebih tegas," katanya.
Anies Klaim Angka Covid-19 di DKI Terkendali
Sebelumnya, Gubernur DKI Anies Baswedan mengatakan dari hasil data Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) penyebaran Covid-19 masih terkendali saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Yang khusus tidak ada, karena dalam dua minggu ini, review tadi pagi yang kami terima dari tim FKM UI, menunjukkan bahwa kondisi wabah di Jakarta terkendali," tutur Anies kepada wartawan usai menghadiri Rapat Paripurna Istimewa HUT DKI Jakarta di gedung DPRD DKI, Senin (22/6).
Menurutnya, ketika penerapan PSBB ternyata angka penyebaran virus corona untuk ancaman reproduksi virus (R) masih berada di posisi 0,98 dan pada saat PSBB transisi 0,99.
"Artinya masyarakat mulai berkegiatan, dan kondisi wabah masih tetap terkendali. Mudah-mudahan masyarakat, semua, makin menyadari untuk disiplin menggunakan masker, jaga jarak, tidak berkerumun, cuci tangan rutin, dengan begitu kita bisa lebih cepat lagi mengendalikan wabah," katanya.
(mdk/rhm)