Otak atik sistem transportasi ala Ahok bebas macet atau makin ruwet?
Ahok menilai kemacetan selama ini karena para pemimpin tak berani membuat gebrakan.
Semakin tahun kemacetan di Jakarta terus bertambah. Sudah berapa gubernur berganti dan menjanjikan solusi bebas macet nyatanya tak berhasil.
Kendaraan roda empat dan dua pribadi saban hari menghabiskan ruang aspal. Jalan layang yang dibangun untuk memecah kemacetannya nyatanya tak memberikan hasil nyata.
Kondisi ini membuat penggunaan kendaraan menghabiskan waktu sampai berjam-jam dalam perjalanan. Belum lagi bila hujan turun, kemacetan makin mengular karena jalanan tergenang hari.
Sejak memimpin DKI, Basuki Tjahaja Purnama, coba menjanjikan solusi bebas macet. Dia menilai kemacetan selama ini karena para pemimpin tak berani membuat gebrakan.
Ahok, sapaan Basuki, mengklaim akan merubah cara pikir selama ini. Dia coba membuat gebrakan untuk membenahi lalu lintas di Jakarta.
Berikut otak atik Ahok benahi lalu lintas agar Jakarta bebas macet:
-
Siapa yang membiayai kehidupan Ahok ketika ia tinggal di Jakarta? Keluarga Misribu-lah yang membiayai hidup Ahok selama di Jakarta.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Apa yang ingin ditampilkan film tentang Ahok? Dalam cerita ini, kita akan melihat bagaimana Ahok menjadi sosok yang kita kenal sekarang dan hubungannya dengan ayahnya, Kim Nam, seorang pengusaha tambang di Belitung Timur.
Hentikan monorail
Januari lalu, Ahok memastikan proyek moda transportasi monorail tidak dilanjutkan. Keputusan ini diambil usai dirinya bertemu Presiden Joko Widodo.
"Saya udah lapor Presiden tadi. Presiden juga mengatakan kalau advice dari KemenPU tidak mungkin membangun Depo di atas Waduk Setiabudi," ungkapnya.
Dia menjelaskan, PT Jakarta Monorail (JM) merencanakan pembangunan Depo di atas Waduk Setiabudi. Jika mereka tetap ngotot mengajukan usulan tersebut, Ahok akan mengadukannya kepada Jokowi.
"Mereka juga minta depo di Tanah Abang. Tapi harus memakai pondasi satu ruas jalan, saya enggak setuju kalau seperti itu. Ya pasti kami tolakan," jelas mantan Bupati Belitung Timur ini.
Ahok menegaskan, dirinya sudah membuat surat resmi untuk menolak pembangunan monorail. "Saya udah suruh balas surat. Karena udah dapat rekomendasi dari PU. Minggu depan kami balas," tambahnya.
Sementara untuk tiang yang sudah terlanjur berdiri, Ahok tak akan merobohkannya. Kata Ahok, tiang itu akan menjadi monumen.
"Biarin lah itu jadi monumen sejarah bahwa terjadi kebodohan Pemprov DKI saking napsu ingin transportasi massal," tutupnya.
Gantikan monorail dengan LRT
Setelah membatalkan monorail, Ahok memutuskan membangun membangun Light Rapid Transit (LRT) di pusat Kota Jakarta.
"Apa yang terjadi kalau monorail itu tidak sanggup memenuhi permintaan kami, akan kita batalkan. Lalu Jakarta enggak punya transportasi massal. Tidak. Kami akan membangun Light Rapid Transit (LRT)," ujar Ahok.
Menurut Ahok, pembangunan LRT lebih mudah ketimbang monorail. Selain itu, banyak negara-negara maju lebih memilih menggunakan LRT daripada monorail. Dalam membangun LRT, lanjut Ahok, Pemprov DKI akan melelang hak udara seluas 200.000 meter persegi ke pengelola gedung atau perusahaan swasta.
"Makanya, dunia itu pakainya LRT, Singapura juga. Bangunnya pun cepat karena pakai konstruksi baja. Duitnya dari mana? Saya suruh hitung, kenapa kita enggak lelang saja? JM saja minta 200.000 meter persegi. Hak udara," kata Ahok.
Proyek ini akan menghabiskan dana lebih kurang Rp 3 triliun. Untuk tahap awal atau groundbreaking, Ahok menyiapkan dana lebih kurang Rp 500 miliar.
Ahok pun sudah menunjuk PT Jakpro dan PT Pembangunan Jaya untuk menggarap proyek ini. Rencananya pembangunan LRT ini mencapai tujuh koridor, dengan sejumlah rute yakni, Kebayoran Lama-Kelapa Gading (21,6 km), Tanah Abang-Pulo Mas (17,6 km), Joglo-Tanah Abang (11 km), Puri Kembangan-Tanah Abang (9,3 km), Pesing-Kelapa Gading (20,7 km), Pesing-Bandara Soekarno-Hatta (18,5 Km), dan Cempaka Putih-Ancol (10 km).
Transjakarta masuk dalam BUMD
Ahok mengubah angkutan massal Transjakarta dari unit pengelola menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Ahok berharap dengan sistem BUMD, Transjakarta punya daya saing sehingga makin dimintai warga Jakarya.
"BUMD lebih leluasa aja, minimal kita bisa masukin orang di luar PNS kan boleh, bajak CEO sopir taksi yang hebat kan bisa. Sekarang harus PNS, itu kelemahannya. Jadi enggak bisa rombak manajemen, itu yang enggak bisa kita lakukan, enggak bisa pinjem bank juga, bisnis juga," kata Ahok.
Sebagai salah satu bagian dari BUMD, Ahok pun menyuntikkan dana ke PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Rp 2 triliun. Ahok menilai besaran PMP yang diberikan Pemprov DKI kepada PT Transportasi Jakarta adalah hal yang wajar. Menurutnya, BUMD ini belum sanggup berdiri sendiri alias mandiri.
"Ya kan kalau mau mandiri, kita PT harus pelayanan, mau transportasi umum nggak? Mana transportasi umum yang untung, ya kan. UPT (unit pelayanan teknis Transjakarta) kan geraknya susah makanya kita kasih (PMP)," katanya.
Hapus bus sekolah, alihkan naik Kopaja AC
Ahok menyambut baik langkah integrasi layanan antara Kopaja dengan Transjakarta. Di samping itu, dirinya mengaku akan menghapus layanan bus sekolah di ibu kota, karena dinilai tidak efektif mengangkut siswa-siswi sekolah.
"Bus sekolah mau saya hilangkan. Tinggal nanti pelajar naik bus itu enggak usah bayar lagi, tinggal tempel kartu," ujar Ahok.
Ahok mengatakan, nantinya para pelajar yang mengenakan seragam sekolah, hanya cukup menempelkan kartu elektronik ke mesin pembayaran, sehingga mereka akan digratiskan menumpang Kopaja yang terintegrasi dengan Transjakarta tersebut.
Selain itu, para lansia dan pensiunan juga tidak diharuskan membayar, dan hanya cukup dengan menempelkan kartu untuk diketahui ke mana tujuan perjalanannya.
"Saya mau tahu siapa yang naik bus. Nanti pelajar pakai seragam pakai KJP enggak perlu bayar. Nanti TNI-Polri yang pakai seragam, kalau bisa nunjukin kartu anggota dia juga nggak bayar," ujar Ahok.
"Orang tua yang pensiun nggak usah bayar, tapi dia musti tempel kartu. Saya pengen tahu orang tua ini jalan-jalannya ke mana. Kalau dia ke Olimo terus, ya bahaya," pungkasnya diiringi derai tawa.