PDIP Tuntut Anies Baswedan Transparan Ketimbang Salahkan Sistem
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono ingatkan Gubernur DKI Jakarta tidak melulu menyalahkan sistem ataupun Gubernur sebelumnya tiap kali menghadapi masalah. Ketimbang menyalahkan, Gembong menuntut Anies lebih transparan dalam kinerjanya.
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono ingatkan Gubernur DKI Jakarta tidak melulu menyalahkan sistem ataupun Gubernur sebelumnya tiap kali menghadapi masalah. Ketimbang menyalahkan, Gembong menuntut Anies lebih transparan dalam kinerjanya.
Dihubungi melalui sambungan telepon, Gembong mengatakan, sikap menyalahkan kepemimpinan terdahulu tidak etis dilakukan sekaliber Anies sebagai Gubernur.
-
Apa yang disindir Anies Baswedan tentang Gubernur DKI? Anies Sindir Ada Gubernur DKI Tak Tuntas Janji Jabat 5 Tahun: Jangan Hukum Saya Capres Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Siapa kakek dari Anies Baswedan? Sebagai pria berusia 54 tahun, Anies Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai wakil Menteri Muda Penerangan RI dan juga sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Apa yang disampaikan Anies Baswedan di sidang perdana PHPU? "Karena memang sebagai prinsipal di awal kami hadir menyampaikan pesan pembuka sesudah itu nanti disampaikan lengkap oleh tim hukum," kata Anies, kepada wartawan, Rabu (27/3).
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
-
Bagaimana Anies Baswedan menanggapi kekalahan Pilpres? "Mau perjalanan yang nyaman dan enak, pilih jalan yang datar dan menurun. Tapi jalan itu tidak akan pernah mengantarkan kepada puncak manapun," ujarnya."Tapi kalau kita memilih jalan yang mendaki, walaupun suasana gelap ... kita tahu hanya jalan mendaki yang mengantarkan pada puncak-puncak baru."
-
Apa berita bohong yang disebarkan tentang Anies Baswedan? Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi sasaran berita bohong atau hoaks yang tersebar luas di media sosial. Terlebih menjelang Pilkada serentak 2024.
"Ketika ada masalah jangan melempar kepada sistem, jangan melempar ke kebiasaan orang lain, enggak etis juga," kata Gembong, Kamis (31/10).
Dia mengatakan, sebagai pemimpin bukan sikap menyalahkan Anies yang ditunggu masyarakat melainkan bagaimana upayanya menertibkan anak buah dalam penyusunan anggaran. Tidak hanya tertib, menurut Gembong, pentingnya transparansi dalam memimpin karena akan berdampak terhadap kecermatan dalam bekerja.
Gembong tak mempermasalahkan gaya Anies yang kontra dengan Basuki Tjahaja Purnama saat memimpin Jakarta. Jika dulu Basuki memiliki gaya ceplas ceplos, keras, namun Anies bersikap 'tidak berisik'.
Ia menegaskan sekali lagi kunci kepemimpinan yang baik dan sedianya dilakukan oleh mantan Menteri Pendidikan dan Budaya itu adalah transparansi.
"Saya menghormati gaya Pak Anies yang begitu, itu memang style beliau, kita hormati itu. Tapi soal transparansi, soal keterbukaan, ini berlaku umum, siapa pun," tandasnya.
Sikap Gembong tersebut merespon pernyataan Anies sebelumnya yang mengatakan permasalahan anggaran terjadi setiap tahun. Kesalahan adanya anggaran fantastis seperti lem aibon disebut Anies karena sistem yang belum pintar. Hanya sistem digital tapi tidak pintar.
"Saya cek, jadi tiap tahun selalu muncul angka yang aneh-aneh. Kalau sistemnya smart maka dia akan melakukan kalkulasi, kegiatan A B C D E F G, itu enggak logis kalau dilakukan dengan angka yang tidak proporsional," kata Anies, Jakarta, Rabu (30/10).
Ia menuturkan, selain sistem yang kurang maksimal, ada juga beberapa dinas yang teledor asal memasukan komponen anggaran dengan dalih hal tersebut akan dibahas bersama dewan dalam rapat KUA-PPAS.
Namun Anies menampik keteledoran seperti itu berpotensi adanya permainan anggaran jika tidak diteliti.
"Tidak. Karena dokumen itu dikeluarkan maka jadi keliatan semua kan, itu biasanya dibahas di dewan nanti, kalau sudah pembahasan di dewan itu sudah dikeluarkan semua," tandasnya.
Untuk itu, agar masalah seperti ini tidak kembali terjadi, Anies berjanji akan menuntaskan reformasi sistem menjadi smart system. Yang artinya, sistem akan secara otomatis menolak verifikasi jika data dalam algoritma tidak sesuai.
Smart system tersebut ditargetkan Anies akan terlaksana pada 2020.
"Sistemnya harus diubah supaya begitu mengisi komponen, dia harus ngasih komponen yang relevan, dia harus mengisi dengan isian yang nyambung kalau tidak, ditolak oleh sistem," tandasnya.
Baca juga:
Anies Salahkan e-budgeting, Djarot Sebut 'Yang Bodoh Bukan Sistem Tapi SDM-nya'
Anies ke PNS: Kalau Malas dan Asal Jadi, Saya Harus Keluarkan dari Barisan
Anies Kaget Anggaran Kertas F4 Rp 39 Miliar: Ini Salah Kode Rekening Atau Salah Apa?
Pesan Anies ke Anak Buah Soal Usulan RAPBD 2020: Batalkan Komitmen yang Aneh-Aneh
Soal Anggaran DKI, Ahok Tegaskan 'Sistem Baik Jika Tak Ada Niat Maling'
Rapat dengan Disdik DKI, PSI Pertanyakan Anggaran Alat Peraga Pasir untuk SMK