Pekan depan, bus pengumpan Bekasi-Pulo Gadung beroperasi
Bus pengumpan ini terhubung dengan koridor X (Cililitan-Tanjung Priok) dan koridor II (Harmoni-Pulo Gadung).
Untuk mempermudah para penumpang, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta berencana menggabungkan jalur Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) ke dalam jalur bus Transjakarta. Diharapkan, langkah ini dapat meningkatkan jumlah penumpang dan peralihan pengguna kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
Uji coba ini akan dilakukan pada Senin (17/9) pekan depan. Pada tahap itu, APTB langsung terintegrasi dengan dua koridor, yakni koridor X (Cililitan-Tanjung Priok) dan koridor II (Harmoni-Pulo gadung) dan melintasi 14 halte.
"Jadi nantinya APTB akan terintegrasi dengan koridor X dan koridor II," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (14/9).
Sebagai tahap awal, Dishub menyiapkan 10 dari 15 armada segera mengoperasikan APTB rute Bekasi-Pulo Gadung. Khusus untuk rute pendek, diharapkan APTB bisa membantu Bus Transjakarta untuk mengangkut penumpang.
Dengan masuknya APTB ke jalur bus Transjakarta, diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk turun di tujuannya. Pasalnya, semula penumpang hanya bisa turun di terminal akhir dan tidak dapat turun di sembarang tempat.
"Ini akan membantu penumpang jarak pendek, kapasitas bisa full dan penumpang bisa terlayani dengan baik," katanya.
Untuk harga, lanjut Pristono, tiket APTB penumpang dengan tujuan Bekasi menuju pulo gadung maupun sebaliknya dikenai tarif sebesar Rp 6.500 per penumpang. Sementara, penumpang dalam kota atau rute pendek yang hanya dikenakan biaya Rp 3.500 sama dengan tarif Bus Transjakarta.
Ke 14 halte tersebut antara lain, halte Pedati Prumpung, Stasiun Jatinegara, Bea Cukai Ahmad Yani, Utan Kayu Rawamangun, Pemuda, Kayu Putih Rawasari, Pulomas Bypass, dan Cempaka Putih untuk koridor X. Sementara untuk koridor II yakni halte Cempaka Timur, Pedongkelan, Asmi, Pulomas, Bermis, dan pulo gadung.