Pilgub DKI 2017, PAN pantau Ahok hingga Yusril
"Kita lihat nanti tiga bulan mendatang kita survei," ujar Zulkifli.
Ketum PAN Zulkifli Hasan belum menentukan siapa yang bakal diusung menjadi calon gubernur pada Pilgub DKI 2017. Menurut Zulkifli, PAN masih menggodok sejumlah nama antara lain Arya Bima, Desy Ratnasari, Basuki Tjahaja Purnama, Ridwan Kamil, Adhyaksa, Sandiaga Uno dan akan menambahkan Yusril Ihza Mahendra jika bersedia maju dalam pencalonan.
"Kita lihat nanti tiga bulan mendatang kita survei," ujar Zulkifli usai acara syukuran ulang tahun Yusril Ihza Mahendra ke-60 di Hotel Bidakara, Sabtu (6/2).
Zulkifli pun menyerahkan sepenuhnya kepada warga Jakarta. "PAN nanti akan ikut kata rakyat Jakarta di survei. Kita tanya maunya rakyat Jakarta siapa. Itulah yg akan kita dukung," tutupnya.
Mengenai kabar Yusril Ihza Mahendra maju dalam Pilgub DKI 2017 Zulkifli belum bertanya langsung. "Saya tadi belum sempat tanya apakah serius bung yusril akan maju untuk Pilkada Jakarta. Kalau serius kan berarti kerjanya bertambah lagi," ujarnya.
Sementara itu, dalam acara ulang tahunnya, Yusril juga meluncurkan tujuh buku dengan empat seri ensiklopedia Pemikiran Yusril Ihza Mahendra, buku Islam, Democrazy and Human Rights in Contemporary Indonesia, buku Modernisme & Fundamentalisme dalam Politik Islam dan buku Kenang Kenangan di Masa Kecil Yusril Ihza Mahendra. Karya- karya tersebut merupakan refleksi pemikiran Yusril dan sebagai upaya intelektual untuk memecahkan masalah yang ada dalam bangsa Indonesia.
"Tertuang dalam buku- buku dan ensiklopedia masalah fundamental yang akan kita hadapi mendatang," ujar Yusril.
Ada beberapa pokok pemikiran yang dituangkan dalam bukunya tersebut. Diantaranya mengenai era globalisasi. Menurutnya bangsa Indonesia tidak boleh tenggelam dan dikuasai bangsa asing. Bangsa Indonesia harus jeli membaca arah karena ada bangsa lain bisa menenggelamkan bangsa ini.
Selain itu ia juga menekankan pada keadilan bangsa Indonesia. Terutama mengenai tanah yang banyak disengketakan oleh dua pihak.
"Negara tidak boleh memihak, kekuasaan tanah tidak seimbang. Pemerintah akan memiliki kekacauan jika tidak membantu masyarakat. Pengambilan keputusan menjadi lambang (keadilan)," tambah Yusril.
Hal terpenting lainnya adalah masalah integrasi nasional dan pembangunan sumber daya manusia. Yusril mengaku kecewa melihat daya kritis bangsa menurun serta separatisme tanpa daya nalar. Bangsa ini harus memulai pembangunan sistem bernegara dan patuh dalam moral dan hukum.
Dia juga berharap bisa mendampingi kemajuan bangsa ini. "Semoga sehat lahir dan bantin menjalani bangsa. Kita semua tidak berhenti pada hari ini saja," tutupnya.