Pilgub DKI butuh perlakuan khusus, alasan Hanura dukung Ahok
"Ada perlakuan khusus terhadap Pilkada DKI. Ada UU tersendiri. Hanura juga ada perlakuan khusus," kata Erik.
Partai Hanura salah satu partai pendukung calon incumben Basuki T Purnama (Ahok) yang maju secara independen di Pilkada serentak. Dukungan kepada Ahok ini resmi dideklarasikan di Sekretariat DPP Hanura, Sabtu (26/3) lalu.
Namun sejak pendeklarasian itu, dua kader Hanura mengundurkan diri. Mereka beralasan, dukungan kepada Ahok tidak melalui mekanisme AD/ART Hanura.
Menanggapi hal itu, Ketua Tim Pilkada Pusat (TPP) Hanura, Erik Satrya Wardhana mengatakan, dukungan kepada Ahok bukan tanpa proses. Keputusan mendukung Ahok dilihat dari perlakuan khusus UU yang mengatur Pilkada DKI Jakarta. Dukungan kepada Ahok ini pun keluar atau tidak mengikuti petunjuk pelaksana (jutlak) Hanura di Pilkada 2017.
"Ada perlakuan khusus terhadap Pilkada DKI. Ada UU tersendiri. Hanura juga ada perlakuan khusus. Hanura tidak ikut jutlak. Hanura sudah melakukan proses dan dukung Ahok," kata Erik di Hotel Merylinn, Jl. Hasyim Ashari, Jakarta Pusat, Selasa (29/3).
Dia mengatakan, pertimbangan mendukung Ahok juga lebih bersifat moral daripada kebiasan Hanura selama ini. Ahok, kata dia, didukung Hanura karena sudah terbukti membawa aspirasi rakyat.
"Hanura punya prinsip yang tidak berubah jika kita sudah dukung sejak awal. (Dukungan kepada Ahok) tidak bersifat statis tapi moral. Kalau ada calon yang bawa aspirasi kita akan dukung. Kalau bertentangan dengan hati nurani dan rakyat kita akan tolak," jelas dia.
Erik melanjutkan, meski ada penolakan dari beberapa kader Hanura, putusan untuk mendukung Ahok dipastikan tidak akan berubah meski suatu saat keputusan dalam jutlak Hanura bisa berubah-ubah.
"Apapun bisa berubah. Apa itu ada perubahan ya kita putusan. Selama ada tidak ada perubahan ya, tapi keputusan kan sudah diambil (mendukung Ahok).
Ketika dikonfirmasi soal adanya klaim basis Hanura yang tak mau mendukung Ahok, Erik mengatakan, jika keputusan ini tentu sudah melalui pertimbangan matang.
"Hasil survei kan mayoritas dukung Ahok. Itu gimana coba," tandas dia.