Proses Fase 2, PT MRT Jakarta Temukan Rel Trem di Depan Gedung Museum Bank Mandiri
Nantinya hasil investigasi tersebut akan dilaporkan secara formal dengan Dinas terkait. Silvia menyatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan DKI dan Tim Sidang Pemugaran (TSP) terkait temuan tersebut.
PT MRT Jakarta menemukan jalur trem peninggalan masa penjajahan saat kegiatan tes tanah untuk pembangunan MRT fase 2 rute Bundaran HI-Kota. Direktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim menyatakan saat ini temuan tersebut sedang diinvestigasi oleh para arkeolog.
"Iya pada akhir Agustus kemarin kami menemukan itu di satu titik di depan Gedung Museum Bank Mandiri," kata Silvia dalam diskusi virtual, Selasa (31/8).
-
Bagaimana MRT Jakarta dibangun? Koridor 1 MRT mulai beroperasi sejak 2019. Jalurnya sepanjang 16 kilometer. 10 kilometer jalur layang dan 6 kilometer di bawah tanah.
-
Di mana MRT Jakarta berada? Terdapat enam kilometer jalur Mass Rapid Transit (MRT) di bawah tanah Jakarta.
-
Siapa yang membangun MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI-Kota? Berdasarkan data yang dirilis PT MRT pembangunan MRT CP 201 (Stasiun Thamrin dan Monas) fase 2A MRT Jakarta mencapai 80,75 persen.
-
Bagaimana progres pembangunan MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI-Kota? Berdasarkan data yang dirilis PT MRT pembangunan MRT CP 201 (Stasiun Thamrin dan Monas) fase 2A MRT Jakarta mencapai 80,75 persen.
-
Apa saja yang dibangun pada MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI-Kota? Pembangunan Fase 2A MRT Jakarta, yang akan menghubungkan Bundaran HI-Kota, diharapkan selesai pada 2027 untuk segmen pertama.
-
Apa tujuan pembangunan LRT Jakarta Fase 1B (Velodrome-Manggarai)? Pembangunan jalur LRT Jakarta Fase 1B (Velodrome – Manggarai) bertujuan mendukung Manggarai sebagai stasiun sentral."Kami berharap pembangunan LRT Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai menjadi solusi kemacetan dan meningkatkan penggunaan transportasi publik, sehingga mengurangi kemacetan di Kota Jakarta," kata dia.
Nantinya hasil investigasi tersebut akan dilaporkan secara formal dengan Dinas terkait. Silvia menyatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan DKI dan Tim Sidang Pemugaran (TSP) terkait temuan tersebut.
"Setelah ada investigasi firm hasilnya akan dilaporkan lebih lanjut kepada Disbud secara formal lalu minta arahan tim TSP arahan lanjutnya," ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Silvia Halim mengatakan, sejauh ini pihaknya telah menemukan beberapa temuan fragment keramik atau piring hingga temuan struktur batu bata di Monas. Temuan tersebut kini telah diamankan spesialis arkeologi BUMD bersama pihak Cagar Budaya Provinsi DKI Jakarta.
"Inilah salah satu tantangan besar di Fase II ini. Kami juga harus melindungi cagar budaya. Informasi yang kami dapat di sisi barat Monas ini dahulunya merupakan pasar malam dan lokasi kantor polisi," ujar Silvia, Rabu (12/8/2020).
Dikatakan Silvia, jika hasil penelitian tim arkeologi menyebutkan pengerjaan proyek MRT Fase II harus diubah karena adanya bangunan cagar budaya, maka pihaknya siap untuk melakukan modifikasi desain.
Sementara itu, Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Pemprov DKI Jakarta, Candrian Attahiyat mengatakan, posisi artefak-artefak di lokasi proyek MRT Fase II kebanyakan berada di kedalaman maksimal 10 meter.
"Artefak yang ditemukan MRT Jakarta memiliki nilai sejarah tinggi, tapi kami belum bisa memastikan dari abad ke berapa artefak tersebut berasal. Sebab analisisnya belum dikaji secara menyeluruh," katanya seperti dikutip BeritaJakarta.id.
Reporter: Ika Defianti
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Penumpang MRT Meningkat 142 Persen Saat Jakarta PPKM Level 3
Dishub DKI Rekayasa Lalu Lintas di Area Proyek MRT Glodok-Kota Mulai 1 September
KRL hingga MRT Alami Peningkatan Penumpang Seiring Penerapan Ganjil Genap
Kemenhub: Kereta Api Pilihan Tepat untuk Mobilitas di Perkotaan
Jembatan Penghubung LRT Jabodebek & Transportasi Lain Segera Dibangun di Dukuh Atas
Suasana Stasiun MRT Bundaran HI yang Sepi Akibat PPKM