Puluhan warga Luar Batang siap demo di Balai Kota tolak revitalisasi
Surat pemberitahuan Revitalisasi Kawasan Sunda Kelapa ditanda tanggani Camat Penjaringan yakni Abdul Khalit.
Puluhan warga kampung Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, akan lakukan aksi demo di Balaikota Jakarta terkait isu kawasan Sunda Kelapa, Museum Bahari dan Kawasan Luar Batang sebagai 'Gerakan Rakyat Tangkap Ahok', Jumat (22/4).
Pantauan merdeka.com satu persatu warga mulai berkumpul di halaman masjid Jami Keramat Luar Batang untuk bersama-sama berangkat menuju Balai Kota pukul 10.00 Wib pagi ini.
"Sekitar 80-an warga yang akan ke balai kota hari ini. Persiapannya kami semangat, berjuang untuk tidak tergusur kampung kami," ucap Udin Komcil, Koordinator Keamanan kepada merdeka.com di halaman masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara.
Pada mulanya sejarah kampung Luar Batang menjadi tempat perkampungan sementara bagi awak kapal orang pribumi yang akan memasuki Pelabuhan Sunda Kelapa. Pada abad ke 17 VOC melarang kapal-kapal Indonesia melintasi pelabuhan di malam hari. Seluruh kapal harus melewati pos pemeriksaan dan setiap kargo yang akan dibawa akan diperiksa secara ketat.
Sembari menunggu izin berlabuh ke Pelabuhan yang bisa memakan waktu berhari-hari maka para anak buah kapal tinggal di pemondokan yang sekarang terkenal menjadi Kampung Luar Batang. Puluhan tahun kemudian pada tahun 1743 seorang Gubernur Jendral Hindia Belanda bernama Gustaaf Willem Baron Van Imhof menghadiahkan tanah yang berada di kawasan Kampung Luar Batang kepada Al Habib Husein bin Abubakar Alaydrus. Kemudian sang Habib pun membangun masjid Luar Batang yang berada di kawasan kampung Luar Batang.
Namun, beredarnya surat pemberitahuan Revitalisasi Kawasan Sunda Kelapa, Museum Bahari dan Kawasan Luar Batang sempat membuat warga Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara resah. Surat yang telah ditanda tanggani Camat Penjaringan yakni Abdul Khalit, diedarkan ke warga RW 01, RW 02, RW 03, RW 04 Kamis (24/3) dikarenakan membangun diatas aset pemerintah.