Ramai kendaraan besar, tapi minim trotoar di Jakarta Utara
Hampir setiap bulan pejalan kaki ditabrak dari arah belakang oleh pengendara ketika berjalan di pinggir jalan.
Wilayah Jakarta Utara banyak dilalui kendaraan berat seperti truk trailer dan truk peti kemas. Hal itu membuat masyarakat yang melintas dengan kendaraan pribadi was-was.
Hal itu juga dialami oleh para pejalan kaki. Mereka mengelukan minimnya akses trotoar bagi pejalan kaki (pedestrian).
Rogaya (32) mengaku setiap hari was-was saat berjalan kaki menuju Pasar Inpres Tugu Raya, Cilincing, lantaran banyaknya kendaraan berat yang melintas.
"Saya selalu dirundung ketakutan saat melintas di Jalan Tugu Raya, karena di sini tidak ada jalur pejalan kaki. Kekhawatiran saya semakin tinggi di saat saya membawa anak ke pasar. Meski selalu saya gandeng, tapi namanya anak kan tidak bisa diam," ujar Rogaya, di Tugu Raya, Jakarta Utara, Rabu (19/11).
Rogaya berharap pemerintah segera membangun akses pejalan kaki sehingga para pejalan kaki merasa lebih nyaman.
"Saya berharap kalau bisa segera dibuat trotoar atau pejalan kaki. Pemerintah harus lihat sendiri kondisinya di lapangan, tidak ada pembatas antara jalan raya dengan pinggirannya," katanya.
Seorang warga lainnya, Kamat (62), yang sehari-hari berprofesi sebagai penarik becak yang biasa mangkal di depan Pasar Inpres Tugu mengungkapkan, hampir setiap bulan pejalan kaki ditabrak dari arah belakang oleh pengendara ketika berjalan di pinggir jalan. Kebanyakan dari korban kecelakaan itu dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja dan RS Pelabuhan Jakarta.
"Korban kecelakaan memang nggak pernah ada yang meninggal sih, cuma luka saja. Tapi dengan tak adanya jalur pejalan kaki, sangat membahayakan mereka," kata Kamat.