Soal pondasi jalan beton, Jokowi diminta perhatikan kualitas
Kualitas dari beton tergantung pada cara pengerjaannya yang dibagi menjadi tiga usia uji tekan beton.
Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk membuat pondasi jalan dengan beton disambut baik anggota DPRD DKI Jakarta Komisi B Mohammad Sanusi. Namun, dia meminta kualitas beton yang akan digunakan sebagai landasan aspal harus diperhatikan.
Ia mengatakan, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta sudah dianggarkan Rp 7 triliun dan 60 persen dari dana itu digunakan untuk pengerjaan perbaikan jalan.
Sanusi mengingatkan penggunaan beton belum menjamin akan menghemat anggaran dan jalan akan menjadi tahan lama. Sebab, hal itu tergantung pada bagaimana cara pengerjaannya.
"Jalan mau dibeton boleh saja. Tapi kalau sub base nya kurang bagus pasti patah lagi. Lihat saja jalur busway dibeton hancur lagi. Jadi kekerasan harus benar. Jakarta ini jalannya tidak punya kelas," kata Sanusi saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (3/2).
Menurutnya, kualitas dari beton tergantung pada cara pengerjaannya yang dibagi menjadi tiga usia uji tekan beton. Usia uji pertama 7 hari, kedua 14 hari dan ketiga 28 hari.
Karenanya, kekuatan beton ditentukan dari berapa lama beton melalui masa pengeringan atau pengerasan.
"Kalau 7 hari masa pengeringan maka kekuatan beton itu baru sekitar 25 persen. Sedangkan kalau 14 hari masa pengeringan maka kekuatan beton itu sekitar 75 persen dan usia 28 hari masa pengeringan maka kekuatan beton itu menjadi 100 persen," jelasnya.
Sedangkan untuk beton jalan, politikus Partai Gerindra ini menjelaskan, agar tidak cepat rusak sebaiknya menggunakan kekuatan beton K 350 ke atas. Sebab, jika di bawah maka jalan dengan pondasi beton tetap akan cepat rusak. Bila beton ingin cepat kering, maka kekuatan dan kekentalan beton harus ditingkatkan.
"Yang namanya beton itu sama. Yang beda adalah mutu misalnya K 250 beda dengan K 350. Makin besar K nya makin bagus. Terus kalau untuk jalan itu harus menggunakan beton rijit. Itu betonnya lebih kental. Di jalan itu minimal K 350 kalau dibuat di bawah itu pasti banyak pecah," tutupnya.