Soal transportasi online, Cagub Idrus sebut Ahok cuma bisa mengancam
Ahok diminta keluarkan kebijakan terbaik buat transportasi konvensional dan online.
Demonstrasi yang dilakukan sopir transportasi konvensional di Jakarta pada Selasa (22/3) yang berujung aksi anarkis menimbulkan polemik. Para sopir taksi, Bajaj dan angkot ini menurut pemerintah untuk menutup transportasi online seperti GrabCar dan Uber karena dinilai melanggar aturan.
Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta Muhammad Idrus ikut berkomentar mengenai hal ini. Dia menyoroti soal lambatnya Pemprov DKI Jakarta mengantisipasi perkembangan transportasi online. Dia menilai, Pemprov DKI tidak tanggap merespon, sehingga gesekan antara pengemudi transportasi berbasis online dengan angkutan konvensional pun kian membesar.
"Kehadiran transportasi berbasis online memang sulit dibendung. Hal ini sejalan dengan perkembangan teknlogi IT yang begitu pesat dan masuk ke semua lini kehidupan masyarakat. Pemprov DKI mestinya cepat mengambil kebijakan untuk menemukan solusi terbaik. Sehingga gesekan tidak terjadi," kata Idrus dalam keterangan tertulis yang disampaikan kepada merdeka.com, Kamis (24/3).
Idrus juga menyentil kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) yang dinilai tak peka terhadap masyarakat kecil. Apalagi selama ini, menurut dia, Ahok hanya melakukan ancam mengancam saja tanpa ada solusi yang baik bagi kedua belah pihak dalam hal ini tranportasi umum konvensional dan berbasis online.
"Basuki harus segera mengeluarkan kebijakan terbaik untuk anak bangsa bukan main ancam," kata Idrus.
Menurut dia, Pemprov DKI selama ini hanya seperti pemadam kebakaran. Baru bertindak ketika sudah ada kejadian yang besar. Termasuk aksi anarkis yang dilakukan pada sopir konvensional yang berujung bentrok dengan para pengemudi GO-JEK.
Karena itu, dia mendesak Ahok segera mengambil kebijakan terbaik terkait dengan transportasi ini agar gesekan yang lebih fatal tidak terjadi. Ia juga meminta semua pihak untuk menahan diri demi kebaikan bersama warga Ibukota.