Tak tahan beban bangunan, tanah di Jakarta terus mengalami penurunan
Beban bangunan yang semakin besar di Jakarta melebihi daya dukung tanah menjadi salah satu penyebabnya.
Penurunan tanah di Jakarta masih terus terjadi. Penyebabnya adalah endapan aluvial dan formasi geologi muda dan konsolidasi batuan dan tanah setempat secara alamiah.
"Sebenarnya fenomena ini banyak terjadi di kota besar yang berdiri di atas lapisan sedimen seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Bangkok, Shanghai dan Tokyo," kata Kepala Bidang Geologi Sumber Daya Mineral Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta, Agus Saryanto, di kantornya, Jumat (5/2).
Selain karena faktor tersebut, Agus menyebut ada dua faktor lain yang menyebabkan tanah di Ibu kota selalu mengalami penurunan, yakni beban bangunan yang semakin besar di Jakarta melebihi daya dukung tanah.
Serta, katanya, ada pergerakan gaya tektonik aktif yang terjadi bawah tanah itu sendiri kerap menimbulkan penurunan.
"Sejumlah faktor lain penurunan tanah antara lain beban bangunan di atasnya yang melebihi daya dukung tanah dan pergerakan tektonik di bawah tanah sendiri," jelasnya.
Berdasarkan data yang dihimpun, salah satunya di kawasan pantai utara Jakarta yaitu Muara Angke yang ketinggian tanahnya turun 2,14 meter rentang tahun 2000 sampai 2014.
Sedangkan penurunan tanah yang relatif masih kecil dialami oleh kawasan Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Kawasan Sudirman penurunan tanahnya 0,34 meter, Kuningan 0,25 meter, Kebayoran Baru 0,25 meter dan Jakarta Timur Kawasan Cibubur penurunannya 0,21 meter dalam rentang waktu yang sama.