Tanah Abang macet, PKL merasa tak mengganggu malah salahkan Pemprov
Petugas Satpol PP DKI diterjunkan untuk melakukan penertiban di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Hal itu dilakukan untuk mencegah PKL kembali menjamur menempati trotoar dan badan jalan jelang Lebaran yang akan mengakibatkan kemacetan.
Petugas Satpol PP DKI diterjunkan untuk melakukan penertiban di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Hal itu dilakukan untuk mencegah PKL kembali menjamur menempati trotoar dan badan jalan jelang Lebaran yang akan mengakibatkan kemacetan.
Namun, penertiban yang dilakukan oleh petugas Satpol PP mendapat protes dari PKL. Salah seorang PKL yang enggan disebutkan namanya menilai kehadiran para PKL justru membantu masyarakat mencari barang dengan harga yang lebih murah. Dia mengklaim kehadiran para PKL justru disenangi oleh masyarakat.
"Coba tanya saja para pengunjung di sini merasa terganggu tidak mereka? Justru mereka senang ada kami karena bisa dapat barang lebih murah," katanya kepada merdeka.com di Pasar Tanah Abang usai penertiban yang dilakukan Satpol PP, Jakarta Pusat, Kamis (8/6).
Pria yang mengaku sudah 30 tahun berdagang di kawasan tersebut mengatakan, seharusnya para PKL dibina kehadirannya. Sebab, dia mengklaim PKL justru sudah menjadi ikon di Tanah Abang.
"Kami tidak pernah memaksa para pembeli untuk datang, seharusnya mereka (Pol PP) tahu itu. Pasar ini dari dulu sudah terkenal dengan PKL-nya, sudah jadi icon coba contoh Malaysia dan negara lain PKL-nya tuh dibina bukan diusir," katanya.
Soal kemacetan yang terjadi, dia menilai hal itu bukan salah PKL. Menurutnya, kemacetan terjadi akibat banyaknya kendaraan pribadi yang masuk ke area Pasar Tanah Abang.
"Kalau hari libur itu bisa dua kali lipat mobil pribadi yang masuk ke sini, ya pasti macetlah kalau gitu. Coba pemda kasih aturan kalau hari libur cuma boleh kendaraan umum saja yang masuk itu sudah cukup buat tidak macet," katanya.