Wagub DKI: Keterisian Tempat Tidur Pasien Covid-19 53% dan ICU 52%
Berdasarkan data tersebut ketersediaan tempat tidur isolasi pasien Covid-19 tersisa 47 persen dan ICU tersedia sebanyak 48 persen.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan keterisian tempat tidur isolusi atau bed occupancy rate (BOR) untuk pasien Covid-19 mengalami kenaikan. Riza menyebut keterisian untuk tempat tidur isolasi dan ICU telah melebihi 50 persen yang disediakan.
"Terkait BOR kami saat ini untuk tempat tidur kapasitas 6.694 unit dan terpakai 3.560 unit. Jadi sudah mencapai 53 persen. Kemudian ICU ada 1.076 unit dan terpakai 558 unit, itu artinya terpakai 52 persen," kata Riza di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (9/6).
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
Berdasarkan data tersebut ketersediaan tempat tidur isolasi sisa 47 persen dan ICU tersedia sebanyak 48 persen. Karena hal itu, dia meminta agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Hal tersebut untuk mengantisipasi penularan Covid-19.
"Warga juga melakukan pengetatan di rumah masing-masing. Jadi harus mulai dari rumah dan keluarga harus saling memberikan informasi, saling melengkapi, saling mengingatkan agar jangan sembarangan keluar rumah," jelas dia.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali memperpanjang masa Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro hingga 14 Juni 2021. Hal itu guna mendukung pengendalian pandemi sekaligus program vaksinasi.
Kebijakan untuk kembali memperpanjang masa PPKM Mikro ini tertuang dalam Keputusan Gubernur Nomor 671 Tahun 2021, Surat Gubernur Nomor 251/-1.772.1, dan Instruksi Gubernur Nomor 37 Tahun 2021.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dalam dua minggu terakhir terjadi peningkatan kasus aktif. Hal itu disebabkan oleh kembalinya masyarakat berkegiatan pasca libur Idulfitri 1442 Hijriah, di mana per tanggal 31 Mei 2021 kasus aktif di Jakarta sebesar 10.658, bertambah 3.365 dari dua minggu sebelumnya.
“Lonjakan kasus tahun ini sedikit lebih baik daripada tahun kemarin yang mencapai 30 ribuan kasus. Angka ini juga didapatkan dari hasil kerja keras para petugas tracing kita untuk melakukan deteksi dini, terutama mereka yang selesai dari bepergian pada libur lebaran yang lalu,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti dalam keterangan tulis, Selasa (1/6/2021).
Reporter: Ika Defianti
Baca juga:
BNPB Belum Bayar Rp196,7 Miliar untuk Kamar Hotel Isolasi Pasien Covid di DKI
Positif Covid-19, Pasutri Asal Bangkalan Lolos Sampai Jombang Dijemput Paksa
Pasien Covid-19 di Bantul Kabur dari Isolasi Gara-Gara Kangen Kambing Peliharaan
57 Warga Positif Covid-19, RW di Tangerang Lockdown
Nasib Wedding Organizer saat Melonjaknya Kasus Covid-19 di Kudus