5 Suasana Pertandingan Sepak Bola di Era Penjajahan Belanda, Aman dan Tertib
Tak hanya di zaman modern seperti saat ini, dulu masyarakat juga sudah menggemari sepak bola. Bahkan di era penjajahan Belanda, masyarakat Indonesia sudah suka menonton pertandingan sepak bola.
Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu, 1 Oktober 2022 menjadi duka bagi sepak bola Indonesia. Selama ini, sepak bola merupakan olahraga yang digemari seluruh lapisan masyarakat.
Tak hanya di zaman modern seperti saat ini, dulu masyarakat juga sudah menggemari sepak bola. Bahkan di era penjajahan Belanda, masyarakat Indonesia sudah suka menonton pertandingan sepak bola.
-
Siapa yang mendapatkan julukan "Si Kancil" dalam sepakbola Indonesia? Terkenal lincah dan gesit saat mengolah bola di atas lapangan, Abdul pun mendapat julukan sebagai "Si Kancil".
-
Bagaimana kata-kata suporter bola biasanya ditunjukkan? Biasanya kata-kata suporter bola tersebut mengandung kritikan, menyemangati para pemain yang sedang bertanding, atau memberi tekanan pada tim lawan.
-
Bagaimana suasana dukungan suporter Indonesia untuk Timnas Indonesia? Para suporter yang merupakan diaspora Indonesia itu memenuhi hampir seluruh tribun stadion saat mendukung timnas melawan Vietnam.
-
Bagaimana cara suporter mendukung Timnas Indonesia U22? Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas Membawa Bendera Merah Putih Seorang bocah sambil membawa bendera Merah Putih mengikuti arak-arakan dengan dibonceng motor "Pergi Penuh Nyali Pulang Bawa Medali" Dua wanita suporter Timnas antusias mengikuti pawai Pratama Arhan dkk Ketua PSSI Erick Thohir bersama Menpora bersama pemain Timnas di atas bus Suporter tumpah ruah di Bundaran Hotel Indonesia.
-
Di mana atlet bulu tangkis Indonesia disambut meriah oleh para penggemar? Tak hanya disambut oleh petinggi bulu tangkis tanah air, para juara All England 2024 ini juga disambut meriah oleh para penggemar. Mereka menyanyikan lagu nasional mengiringi kedatangan para atlet di bandara.
-
Siapa saja yang menyambut kepulangan para atlet bulu tangkis Indonesia? Kedatangan mereka pun disambut meriah oleh banyak pihak. Jonatan Christie tampak begitu ceria setibanya di tanah air. Pada potret ini, ia berpose dengan Sekjen PP PBSI Fadil Imran. Kedatangan mereka ini disambut hangat oleh Menpora Dito Arirotedjo. Dalam potret ini tampak Fajar Alfian yang tengah berpose dengan politisi Golkar ini. Anthony Ginting juga tampak berpose dengan Anindya Bakrie selaku Chef de Mission Olimpiade Paris 2024.
Dilansir dari kanal YouTube Album Sejarah Indonesia pada Selasa (4/10), deretan foto-foto menggambarkan suasana pertandingan sepak bola di Indonesia pada masa penjajahan Belanda.
Penonton Duduk Rapi di Pinggir Lapangan
©YouTube/Album Sejarah Indonesia
Dalam sebuah foto hitam putih, terlihat sebuah pertandingan sepak bola di Sumatera Utara pada tahun 1925. Dalam foto tersebut, tampak penonton duduk rapi di pinggir lapangan. Terlihat pula tidak ada pagar pembatas yang memisahkan tribun penonton dengan lapangan.
Sementara di lapangan, tampak seorang kiper dengan seorang pemain lawan hendak berebut bola yang masih melambung di udara.
Dalam foto lainnya, masih pada momen yang sama, tampak para penonton mengitari lapangan untuk melihat pertandingan itu. Dijelaskan dalam foto tersebut, pada masa itu tidak ada petugas keamanan untuk menjaga sebuah pertandingan sepak bola.
Suasana Seperti di Film "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk"
©YouTube/Album Sejarah Indonesia
Masih dalam sebuah foto hitam putih, tampak sebuah pertandingan sepak bola di Bandung pada tahun 1925. Tampak pertandingan itu tidak dilangsungkan di stadion, tetapi di sebuah lapangan yang di belakangnya terdapat bangunan-bangunan tua.
Bahkan di salah satu pojok lapangan, tampak sebuah pohon yang amat besar. Pada foto itu, terlihat para penonton yang berdiri rapi di pinggir lapangan untuk menonton pertandingan itu. Lalu rata-rata orang Melayu dan Belanda menempati tribun di pinggir lapangan di mana mereka bisa duduk dan terlindungi dari sengatan sinar matahari.
Penonton Memakai Baju Putih
©YouTube/Album Sejarah Indonesia
Dalam kebanyakan foto, terlihat bahwa hampir semua penonton mengenakan baju putih saat pertandingan berlangsung.
Dilansir dari kanal YouTube Album Sejarah Indonesia, baju putih yang mereka kenakan itu bukanlah atribut untuk mendukung salah satu klub yang sedang bertanding. Justru pada saat itu tidak ada atribut sama sekali dari sebuah klub.
Pada zaman Belanda, momen menonton pertandingan sepak bola mahal harganya dan sungguh berkesan. Sehingga para penonton lebih menonjolkan “kewibawaannya”, terutama orang-orang Belanda dan sebangsanya.
Suasana Pertandingan
©YouTube/Album Sejarah Indonesia
Sama halnya pada pertandingan-pertandingan sepak bola pada umumnya, pertandingan sepak bola pada zaman Belanda tampak seru. Masing-masing pemain berduel di atas lapangan untuk memperebutkan bola.
Namun dari foto-foto tersebut, tidak ada keterangan nama klub yang sedang bertanding. Pada waktu itu, kebanyakan klub sepak bola didirikan oleh para pemuda Bumiputra.
Beberapa klub yang berdiri saat itu adalah Bond Batavia (WJVB), Bond Surabaya (SBV), Bond Bandung (BVB), dan Bond Semarang.
Sejarah Sepak Bola Hindia Belanda
©YouTube/Album Sejarah Indonesia
Dalam sejarah, sepak bola masuk ke Hindia Belanda pada tahun 1914. Tapi sejatinya, sepak bola sudah ada di Indonesia pada akhir abad ke-19. Hanya saja waktu itu pertandingan sepak bola hanya dilakukan oleh orang-orang Belanda yang menghuni tangsi militer.
Baru di penghujung tahun 1880-an, orang-orang pribumi maupun keturunan Tionghoa bisa ambil bagian dalam olahraga itu. Hingga pada 20 Oktober 1919, berdiri Nederlandcsh-Indische Voetbal Bond (NIVB), sebuah organisasi sepak bola yang diakui pemerintah Hindia Belanda.
Pada tahun 1924, NIVB masuk dalam keanggotaan federasi sepak bola dunia, FIFA. Pada tahun 1938, NIVB berhasil mengikutsertakan Hindia Belanda dalam ajang Piala Dunia di Prancis, dan menjadi satu-satunya negara di Asia yang berhasil masuk kejuaraan tersebut.