Dimintai Uang Tebusan Rp22 Juta, Ari Lasso Ungkap Pernah Alami Kejahatan Siber Ini
Kejahatan siber bisa menyerang siapa saja, tak luput juga para publik figur. Salah satu artis yang mengaku pernah mengalami kejahatan ini adalah Ari Lasso.
Kejahatan siber bisa menyerang siapa saja, tak luput juga para publik figur. Salah satu artis yang mengaku pernah mengalami kejahatan ini adalah Ari Lasso.
Di zaman yang serba instan ini keberadaan media sosial memang sangat diperlukan. Memberikan kemudahan dan kecepatan dalam bertukar segala informasi menjadi sisi positif dari media sosial.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana "red hat hacker" biasanya melancarkan aksinya? Mereka mungkin menyerang atau melacak penjahat siber, meretas perusahaan dan organisasi pemerintah untuk membocorkan data, dan bahkan menambal kelemahan keamanan.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Kenapa negara-negara tersebut sering menjadi sasaran hacker? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
Selain itu, media sosial juga menyimpan sisi negatif yang jarang diketahui awam. Salah satunya peretasan akun media sosial yang bisa menimpa siapapun.
Baru-baru ini, Ari Lasso bercerita tentang peretasan akun media sosial yang menimpanya, hingga ia sempat dimintai uang puluhan juta. Ia juga mengungkapkan mengenai kronologis kejadian tersebut.
Twit Mengancam
You Tube - Siber TV
Hal itu diungkapkan Ari Lasso dalam sebuah video perbincangan bersama Maia Estianty yang diunggah di kanal Youtube Siber TV pada Senin (1/2). Dalam kesempatannya tersebut, Ari bercerita mengenai pengalamannya.
Pada tahun 2018 lalu, akun media sosial Twitter miliknya yang telah terverifikasi diretas oleh orang tak bertanggung jawab. Ari menuturkan, peretas tersebut sempat menginformasikan bahwa ia memegang kendali atas akun Twitter milik Ari Lasso.
“Dia (peretas) ngetwit ngancam-ngancam, ‘Nih akun lu sudah gue pegang sekarang’. Jadi aku ngetwit bisa, tapi keluar namanya Niatkaya,” ungkap Ari Lasso.
Minta Tebusan Rp22 Juta
Tak hanya memberikan informasi atas kendali akun saja, ternyata peretas tersebut meminta tebusan kepada Ari. Supaya akun Twitter milik Ari bisa kembali, peretas tersebut meminta uang tebusan sebanyak Rp22 juta.
“Terus dia DM ke aku, manajemen aku (di Instagram), ‘jika mau akun kamu balik kirim lewat paypall’. Itu USD1.750 kalau di sini Rp22 jutaan lah,” tambah Ari Lasso.
Kronologi Kejadian
Ari Lasso saat itu mengabaikan ancaman dan permintaan uang tebusan tersebut. Setelah lama diabaikan, ternyata akun tersebut lenyap dan tidak bisa dikembalikan seperti semula.
“Enggaklah paling bercanda doang. Akhirnya (akun) hilang, abis itu benar-benar enggak bisa balik,” jelas Ari.
Ari kemudian mengingat apa yang telah dilakukannya sebelum akhirnya akun Twitter miliknya bisa diretas. Pada saat itu, Ari dengan sengaja membuka sebuah tautan yang dikirimkan kepadanya melalui fitur pesan instan.
“Kayaknya pernah nge-klik tautan terus disuruh re-log in. Yang nyuruh-nyuruh itu kan yang bahaya,” ucap Ari Lasso.