Prediksi Erupsi Gunung Merapi Berikutnya Makin Dekat, Begini Penjelasan BPPTK
Tak dapat dipungkiri, karena statusnya sebagai gunung api aktif, gunung itu akan meletus lagi. Namun, menurut Kepala BPPTKG Hanik Humaida, letusan pada kesempatan yang berikutnya ini tidak akan sebesar seperti letusan di tahun 2010 dan cenderung akan mengikuti perilaku erupsi tahun 2006.
Gunung Merapi sudah 10 tahun tidak meletus besar. Terakhir, Gunung Merapi meletus pada tahun 2010. Sejak saat itu, Merapi hanya mengalami serangkaian erupsi-erupsi kecil terutama sejak tahun 2018.
Tak dapat dipungkiri, karena statusnya sebagai gunung api aktif, gunung itu akan meletus lagi. Namun, menurut Kepala BPPTKG Hanik Humaida, letusan pada kesempatan yang berikutnya ini tidak akan sebesar seperti letusan di tahun 2010 dan cenderung akan mengikuti perilaku erupsi tahun 2006.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
Masyarakat diminta untuk mempersiapkan diri, karena prediksi erupsi Gunung Merapi akan semakin dekat. Berikut selengkapnya:
Waktunya Semakin Dekat
Menurut Hanik, aktivitas Gunung Merapi saat ini semakin intensif dengan berbagai kejadian gempa. Tiap harinya, rata-rata terjadi enam kali gempa vulkanik dangkal (VTB) dan gempa multipase (MP) sebanyak 83 kali per hari. Selain itu, setiap hari terjadi deformasi atau pembesaran tubuh gunung mencapai 2 cm.
Tak hanya itu, pemendekan jarak tunjam juga terukur dengan alat pemantau aktivitas gunung api atau electronic distance measurement (EDM) dari pos pemantauan ,yang ada di sekeliling Gunung Merapi. Hanik menyimpulkan bahwa waktu erupsi berikutnya sudah semakin dekat.
Berbeda dari yang Dulu
Dalam kesempatan itu, Hanik juga mengatakan kalau aktivitas Gunung Merapi sudah berbeda dibandingkan dengan erupsi Merapi tahun 2006 dan 2010. Erupsi yang terjadi saat ini merupakan rangkaian erupsi yang panjang yang telah dimulai sejak Mei 2018.
Indeks eksplosivitasnya juga jauh lebih rendah dibandingkan dengan dua letusan itu. Bila dibandingkan dengan erupsi Merapi di tahun 2010, indeks eksplosivitasnya adalah satu banding seribu, sementara bila dibanding erupsi tahun 2006 indeksnya adalah satu banding seratus. Walau begitu, Hanik tetap mengingatkan kepada masyarakat untuk siap menghadapi berbagai kemungkinan bencana akibat gunung api itu.
“Erupsi Merapi adalah sebuah keniscayaan di mana masyarakat sudah beradaptasi dengannya. Hidup harmoni dengan Merapi adalah slogan yang tidak hanya sekedar slogan, namun menjadi bagian dari pola hidup masyarakat Gunung Merapi,” kata Hanik dikutip dari ANTARA pada Senin (26/10).