Gejala Ensefalitis pada Anak dan Penyebabnya, Radang Otak yang Bisa Sebabkan Kecacatan
Ensefalitis dapat membuat perubahan pada sistem saraf anak sehingga bisa membuat mereka mengalami kebingungan, perubahan kewaspadaan, dan kejang.
Ensefalitis adalah peradangan pada jaringan otak yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Kondisi ini bisa memengaruhi siapapun, termasuk anak-anak.
Gejala Ensefalitis pada Anak dan Penyebabnya, Radang Otak yang Bisa Sebabkan Kecacatan
Ensefalitis adalah peradangan otak yang menyebabkan otak membengkak. Hal ini akan membuat perubahan pada sistem saraf anak sehingga bisa membuat mereka mengalami kebingungan, perubahan kewaspadaan, dan kejang.
Meningitis sering terjadi bersamaan dengan ensefalitis. Meningitis adalah peradangan pada selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Keduanya adalah kondisi serius dan mengancam jiwa serta perlu segera diperiksa dan diobati.
-
Apa saja gejala IBS yang dialami oleh anak-anak? Anak-anak yang menderita IBS biasanya menunjukkan gejala-gejala yang cukup jelas. Usus besar mereka menjadi lebih sensitif daripada kondisi normal, sehingga anak-anak sering kali mengalami sakit perut, perut kembung, diare, hingga mual.
-
Kenapa eksim bisa terjadi pada anak? Jika sang buah hati menderita eksim, sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap iritasi kecil atau alergen (pemicu) di lingkungan. Ketika sang buah hati terpapar pemicu, sistem kekebalan tubuh menganggap bahwa iritan kecil ini adalah semacam bakteri atau virus, yang dapat membahayakan tubuh. Sebagai hasilnya, pemicu tersebut mengaktifkan sistem pertahanan alami tubuh. Pertahanan sistem kekebalan tubuh adalah dengan menciptakan peradangan dan peradangan menyebabkan gejala eksim pada kulit.
-
Apa saja penyebab umum ingus berdarah pada anak? Berikut adalah beberapa penyebab umum ingus berdarah pada anak: Penyebab Ingus Berdarah pada Anak 1. Infeksi saluran pernapasan atas Infeksi virus atau bakteri pada saluran pernapasan atas, seperti pilek, sinusitis, atau radang tenggorokan, dapat menyebabkan peradangan pada hidung dan tenggorokan anak. Peradangan ini dapat menyebabkan pembuluh darah yang pecah dan mengakibatkan bercak darah dalam ingus.
-
Apa saja gejala infeksi saluran kemih yang umum dialami oleh anak? Gejala infeksi saluran kemih pada anak dapat bervariasi, tetapi beberapa gejala umum yang dapat terjadi termasuk sering buang air kecil, rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil, dan perubahan warna atau bau urine.
-
Apa aja contoh gejala tukak lambung yang dialami anak? Anak dengan tukak lambung mungkin mengeluh nyeri atau ketidaknyamanan di daerah perut, terutama di sekitar bagian atas perut. Nyeri ini dapat berupa sensasi terbakar atau perih.
-
Apa masalah kesehatan yang sering dialami oleh anak kuliah? Masalah utama yang sering dialami oleh anak kuliahan adalah pola makan yang tidak seimbang. Jadwal kuliah yang padat serta uang saku terbatas seringkali membuat mereka mengabaikan waktu makan atau memilih makanan cepat saji yang kurang sehat.
Siapa Saja yang Berisiko Ensefalitis?
Ensefalitis adalah penyakit langka. Sebagian besar kasus terjadi pada anak-anak, orang lanjut usia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah (akibat HIV/AIDS, kanker, dll.).
Beberapa ribu kasus ensefalitis dilaporkan ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) setiap tahunnya. Namun para ahli kesehatan berpendapat bahwa masih banyak lagi kasus yang tidak dilaporkan karena gejalanya bervariasi dan mungkin hanya berupa gejala ringan.
Apa Tanda & Gejala Ensefalitis pada Anak?
Gejala ensefalitis pada anak dengan kondisi yang ringan biasanya meliputi:
- demam
- sakit kepala
- nafsu makan yang buruk
- kehilangan energi
- perasaan sakit umum
- demam tinggi
- sakit kepala parah
- mual dan muntah
- leher kaku
- kebingungan
- perubahan kepribadian
- kejang
- masalah ketika berbicara atau pada pendengaran
- halusinasi
- hilang ingatan
- kantuk
- koma
- muntah
- titik lunak yang penuh atau menonjol (ubun-ubun)
- tangisan yang tidak berhenti atau semakin parah saat bayi digendong atau dipegang
- kekakuan tubuh
- lesu (tidak terlalu aktif)
Apa Penyebab Ensefalitis?
Tiga kelompok virus yang menjadi penyebab umum ensefalitis yaitu:
- Virus herpes, seperti cacar air, EBV (virus Epstein-Barr yang menyebabkan mono), dan herpes simpleks (yang menyebabkan luka dingin).
- Virus dan kuman lain yang ditularkan oleh serangga, seperti virus West Nile (menyebar melalui gigitan nyamuk) dan kuman penyebab penyakit Lyme dan demam Rocky Mountain (menyebar melalui gigitan kutu).
- Virus yang menyebabkan infeksi umum pada masa kanak-kanak, seperti campak, gondong, dan campak Jerman. Berkat vaksin, saat ini jarang ada seseorang yang terkena ensefalitis akibat penyakit ini.
Lebih jarang, penyebab ensefalitis dapat berupa:
- disebabkan oleh infeksi bakteri, misalnya meningitis bakterial
- komplikasi penyakit menular lainnya seperti sifilis
- karena parasit, seperti toksoplasmosis (ditemukan pada kotoran kucing yang terinfeksi) pada orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah
- Dalam banyak kasus, penyebab ensefalitis tidak diketahui.
Apakah Penyakit Ensefalitis Menular?
Radang otak sendiri tidak menular. Tapi virus yang menjadi penyebab ensefalitis bisa saja menular. Tentu saja, tertular virus bukan berarti seseorang akan terkena ensefalitis.
Komplikasi
Komplikasi ensefalitis pada anak dapat beragam dan serius, tergantung pada seberapa cepat diagnosis dan pengobatan diberikan. Berikut adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada anak-anak yang mengalami ensefalitis:
- Kerusakan Otak Permanen: Ensefalitis yang parah dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak, yang bisa bersifat permanen. Ini dapat mempengaruhi berbagai fungsi otak, termasuk kemampuan berpikir, berbicara, dan bergerak.
- Masalah Neurologis: Anak-anak yang sembuh dari ensefalitis mungkin mengalami masalah neurologis jangka panjang, seperti kesulitan dalam koordinasi, kejang yang berulang, dan gangguan dalam berpikir atau mendengar.
- Kehilangan Memori dan Kemampuan Belajar: Kerusakan pada area otak yang bertanggung jawab atas memori dan pembelajaran dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam mengingat informasi baru atau keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya.
- Epilepsi: Ensefalitis dapat meningkatkan risiko anak untuk mengembangkan epilepsi, suatu kondisi yang ditandai dengan kejang berulang.
- Kesulitan Emosional dan Perilaku: Anak-anak yang mengalami ensefalitis mungkin menghadapi tantangan emosional atau perilaku, termasuk perubahan suasana hati, agresivitas, atau kesulitan dalam interaksi sosial.
- Kehilangan Pendengaran atau Masalah Penglihatan: Komplikasi ensefalitis juga bisa mencakup masalah sensorik, seperti kehilangan pendengaran parsial atau total, atau masalah penglihatan.
- Kelelahan Kronis: Anak-anak yang sembuh dari ensefalitis sering mengalami kelelahan yang berkepanjangan, yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari mereka.
- Gagal Ginjal: Dalam kasus yang sangat parah, ensefalitis dapat menyebabkan komplikasi pada organ lain, termasuk gagal ginjal.
- Syok: Keadaan syok, di mana tekanan darah turun drastis dan organ-organ vital tidak mendapatkan cukup darah, juga bisa menjadi komplikasi dari ensefalitis.
- Kematian: Dalam kasus yang sangat parah dan tidak ditangani dengan cepat, ensefalitis dapat berakibat fatal.
Bisakah Ensefalitis Dicegah?
Ensefalitis tidak dapat dicegah, namun Anda dapat menghindari penyakit yang dapat menyebabkannya. Vaksin melindungi anak-anak dari banyak penyakit umum di masa kanak-kanak. Jadi ikutilah jadwal yang dianjurkan oleh dokter Anda. Anak-anak juga harus menghindari kontak dengan siapa pun yang sudah menderita ensefalitis.
Penting juga bagi semua anggota keluarga Anda untuk sering mencuci tangan dengan baik.
- Hindari berada di luar ruangan saat fajar dan senja saat nyamuk paling aktif.
- Kenakan pakaian pelindung di luar ruangan, seperti baju lengan panjang dan celana panjang.
- Gunakan obat nyamuk.
- Kuras genangan air di sekitar rumah Anda, termasuk dalam ember, tempat mandi burung, pot bunga, dan ayunan ban. Ini adalah tempat berkembang biaknya nyamuk.
- Untuk menghindari gigitan kutu:
- Batasi kontak anak-anak dengan tanah, dedaunan, dan tumbuh-tumbuhan.
- Mintalah anak-anak mengenakan kemeja lengan panjang berwarna terang dan celana panjang saat berada di luar ruangan.
- Periksa anak-anak dan hewan peliharaan Anda apakah ada kutu saat mereka masuk ke dalam.