Sampah Ditukar dengan Sembako, Ibu-Ibu di Cilacap Terapkan Cara Kreatif Ini untuk Kelola Sampah
Konsep ekonomi sirkular ini bisa menjadi salah satu cara untuk mewujudkan lingkungan yang baik dan kemakmuran ekonomi.
Konsep ekonomi sirkular ini bisa menjadi salah satu cara untuk mewujudkan lingkungan yang baik dan kemakmuran ekonomi.
Sampah Ditukar dengan Sembako, Ibu-Ibu di Cilacap Terapkan Cara Kreatif Ini untuk Kelola Sampah
Cilacap merupakan kabupaten terluas di Provinsi Jawa Tengah. Jumlah penduduknya hampir menyentuh angka 2 juta jiwa. Potensi timbunan sampahnya mencapai 950 ton per hari dengan estimasi 0,48 kilogram per orang setiap hari.
-
Apa yang diberikan kepada warga yang menabung sampah di bank sampah? Warga yang merupakan nasabah juga rutin menyetorkan sampah non organik minimal sebulan sekali ke tempatnya. Untuk memantik daya tarik, Eko menyediakan uang cash dan emas batangan yang ditukar dengan sistem menabung sampah.
-
Dimana AIPDA Eko Yulianto membangun bank sampah? Bangun bank sampah di depan rumah Selain melayani masyarakat, Eko juga melayani warga di lingkungannya untuk memilah sampah melalui bangunan bank sampah yang ia bangun 2 tahun lalu.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Bagaimana cara AIPDA Eko Yulianto mengajak warga untuk menabung sampah di bank sampah? Setiap hari, Eko selalu berupaya untuk menyadarkan warga agar pentingnya memilah dan memilih sampah, sehingga tidak mengotori lingkungan.
-
Siapa yang membantu AIPDA Eko Yulianto mengelola bank sampah? Dalam menjalankan bank sampah, Eko tidak mengerjakannya sendiri. Dia dibantu oleh sejumlah warga yang merupakan tetangganya.
-
Siapa yang menjamin simpanan nasabah di bank? LPS hanya akan menjamin simpanan nasabah sampai jumlah Rp2 miliar.
Penimbunan sampah ini juga menjadi sumber masalah. Tidak hanya sumber penyakit namun juga pencemaran air, udara, hingga pemicu banjir.
Yani Kabul, salah seorang warga Cilacap, rutin mengumpulkan sampah organik maupun anorganik kemudian menukarkannya ke bank sampah.
Warga Kelurahan Tambakreja, Kabupaten Cilacap itu,menjadi nasabah bank sampah Pandu Sirkaya sejak tahun 2017.
Dari penukaran setiap bulan sejak minggu ketiga, Yani bisa memperoleh sembako hingga uang tunai, tergantung berat sampah anorganik yang ditukarkan ke bank sampah.
“Sampah yang dibawa ini seperti plastik, dus, terus kantong besar. Sampah itu bisa ditukarkan langsung. Kalau seharga Rp16 ribu bisa ditukar dengan minyak, sabun cuci, sabun mandi, dan sebagainya,” kata Yani Kabul dikutip dari Liputan6.com.
Bank Sampah Pandu Sirkaya Tambakreja dibentuk sejak tahun 2017 untuk pengolahan sampah organik menjadi kompos. Sedangkan pengolahan sampah anorganik dilakukan mulai tahun 2021.
Pembentukan bank sampah Pandu Sirkaya berawal dari kepedulian warga Tambakreja menjaga kebersihan lingkungan.
“Kami punya rasa sosial bagaimana mengatasi sampah biar warga itu merasakan kebersihan, lingkungan kita jadi lebih sehat, dan juga warga bisa menghasilkan manfaatnya secara langsung. Jadi kita sistemnya melakukan penukaran sampah dengan sembako,” kata Yuliati, pengurus Bank Sampah Pandu Sirkaya Cilacap.
Pembentukan bank sampah tersebut merupakan salah satu penerapan konsep ekonomi sirkular, yaitu sebuah sistem ekonomi dengan model bisnis mendaur ulang demi mewujudkan lingkungan yang baik dan kemakmuran ekonomi.
Konsep ekonomi sirkular mengutakaman penggunaan ulang, perbaikan, serta daur ulang sehingga mengurangi volume sampah ke tempat pembuangan akhir.
Berkat daur ulang itu, warga Tambakreja mengolah sampah jadi barang berguna. Salah satunya adalah tas keranjang yang diolah dari sampah anorganik.
Pengamat lingkungan Yuki M.A Wardhana mengatakan bahwa bank sampah cukup signifikan bisa membantu pengurangan sampah sebelum masuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Ia mengatakan, jumlah sampah yang bisa dikelola bank sampah bisa begitu signifikan, yaitu 930 kg per bulan.
Namun baru 11 persen dari sampah plastik yang dikelola dengan model sirkular ini. Artinya masih banyak sampah plastik yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dan menjadi limbah.