Cara Kreatif Polisi Ajak Warga Serang Peduli Lingkungan, Dirikan Bank Sampah dan Siapkan Emas Batangan
Warga yang menabung di sini bisa dapat emas batangan.
Warga yang menabung di sini bisa dapat emas batangan.
Cara Kreatif Polisi Ajak Warga Serang Peduli Lingkungan, Dirikan Bank Sampah dan Siapkan Emas Batangan
AIPDA Eko Yulianto yang bertugas di Polsek Waringinkurung memiliki cara kreatif untuk peduli lingkungan. Dia membuat bank sampah, dan menyediakan emas batangan bagi warga yang ingin sama-sama mengurangi volume sampah di lingkungan.
-
Bagaimana cara bank sampah mengelola sampah? Pembentukan bank sampah Pandu Sirkaya berawal dari kepedulian warga Tambakreja menjaga kebersihan lingkungan. 'Kami punya rasa sosial bagaimana mengatasi sampah biar warga itu merasakan kebersihan, lingkungan kita jadi lebih sehat, dan juga warga bisa menghasilkan manfaatnya secara langsung. Jadi kita sistemnya melakukan penukaran sampah dengan sembako,' kata Yuliati, pengurus Bank Sampah Pandu Sirkaya Cilacap.
-
Siapa yang menjalankan program bank sampah di Kampung Sukasari? 'Sebagai contoh, kami sudah memiliki kurang lebih 187 nasabah bank sampah dan per-tiga hingga empat minggu kami dapat mengumpulkan tiga hingga empat kwintal sampah.Lalu, kami jual ke pengepul dan mendapatkan sekitar Rp 2 juta hingga Rp 3 juta rupiah. Nanti, dikembalikan kepada nasabah yang menabung,' kata Ketua Kampung Proklim RW012 Kelurahan Sukasari, Sulasih Nasir
-
Kenapa warga Cilacap mendirikan bank sampah? 'Kami punya rasa sosial bagaimana mengatasi sampah biar warga itu merasakan kebersihan, lingkungan kita jadi lebih sehat, dan juga warga bisa menghasilkan manfaatnya secara langsung. Jadi kita sistemnya melakukan penukaran sampah dengan sembako,' kata Yuliati, pengurus Bank Sampah Pandu Sirkaya Cilacap.
-
Siapa yang terlibat dalam pengelolaan sampah? Kelompok Pengelola Sampah Mandiri merupakan kelompok swadaya masyarakat dalam mengelola sampah di tingkat padukuhan yang mulai digencarkan kembali oleh Pemkab Sleman.
-
Dimana aksi membersihkan sampah dilakukan? Mereka membersihkan area sekitar 400 meter dari titik awal pembersihan.
-
Bagaimana Pemkab Sleman atasi masalah sampah? Pemkab Sleman menetapkan beberapa kebijakan dalam pengelolaan sampah rumah tangga agar semakin dapat terkelola dengan baik.
Selama ini, sampah menjadi masalah bersama yang mengakar di banyak daerah, termasuk Kabupaten Serang. Tak ingin daerahnya tercemari, ia kemudian mengajak warga untuk terlibat di bank sampah yang ia buat. Eko berharap, dengan adanya bank sampah yang dia kelola bisa membantu mengurangi volume sampah anorganik yang dihasilkan masyarakat di wilayahnya.
Bangun bank sampah di depan rumah
Selain melayani masyarakat, Eko juga melayani warga di lingkungannya untuk memilah sampah melalui bangunan bank sampah yang ia bangun 2 tahun lalu. Untuk menampung sampah, Eko menjalankan kerja sama dengan warga serta beberapa sekolah di wilayahnya. Alhasil, limbah berupa buku bekas, kertas, kardus dan plastik-plastik berhasil terkumpul dan mengurangi volume buang, hingga lebih dari satu ton.
Prihatin Tak Ada TPA di Kabupaten Serang
Eko mengaku, selain untuk mengurangi volume sampah di lingkungan, dirinya juga prihatin karena sampai saat ini belum ada tempat pembuangan akhir atau TPA sampah di wilayah Kabupaten Serang.
“Awalnya ini karena keprihatinan karena belum adanya TPA di Kabupaten Serang,” kata Eko, mengutip kanal SCTV Banten.
Dalam menjalankan bank sampah, Eko tidak mengerjakannya sendiri. Dia dibantu oleh sejumlah warga yang merupakan tetangganya.
Sadarkan warga
Setiap hari, Eko selalu berupaya untuk menyadarkan warga agar pentingnya memilah dan memilih sampah, sehingga tidak mengotori lingkungan. Warga yang merupakan nasabah juga rutin menyetorkan sampah non organik minimal sebulan sekali ke tempatnya. Untuk memantik daya tarik, Eko menyediakan uang cash dan emas batangan yang ditukar dengan sistem menabung sampah. “Kemudian tingkat kesadaran masyarakat untuk memilah sampah juga masih rendah, dan akhirnya saya membentuk bank sampah ini,” beber Eko.
Warga bisa menabung emas
Tyas, yang juga ikut membantu pengelolaan bank sampah mengatakan bahwa warga yang menyetorkan sampah akan diarahkan untuk menabung emas. Emas yang disediakan berukuran kecil alias mini gold. Menurut Tyas, menabung emas di bank sampah memiliki keuntungan jangka panjang sebagai modal investasi.
“Para nasabah ini saya alihkan ke tabungan emas, karena untuk jangka panjang juga ini. Bahkan ada yang menambahi dengan uang pribadinya, agar kepingan emas yang ditabung bisa lebih besar,” ujar Tyas.
Berkat dedikasinya ini, Aipda Eko telah mendapat penghargaan dari Bupati Serang.