Mengunjungi Kampung Edukasi Sampah di Sidoarjo, Dulu Warganya Individualis Kini Saling Peduli hingga Panen Prestasi
Kampung Edukasi Sampah dibentuk dengan tujuan membuat warganya hidup nyaman dan sehat.
Kampung Edukasi Sampah dibentuk dengan tujuan membuat warganya hidup nyaman dan sehat.
Mengunjungi Kampung Edukasi Sampah di Sidoarjo, Dulu Warganya Individualis Kini Saling Peduli hingga Panen Prestasi
Salah satu kawasan perumahan di Kelurahan Sekardangan, Kecamatan/Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dikenal banyak pihak karena kekompakan warganya mengelola sampah. Padahal dulu warganya individualis dan tak kenal baik satu sama lain.
-
Kenapa warga Sarijadi mengolah sampah? Kegiatan ini dilakukan guna mengurangi penumpukan di tengah kondisi darurat sampah yang dialami Kota Bandung.
-
Bagaimana SD Pelita Fajar ajarkan pemilahan sampah? Pihak sekolah memulai kebijakan ini dengan meminta siswa-siswinya untuk membawa kota makan dan wadah minum sendiri. Ini sebagai cara pengurangan sampah dari kegiatan jajan, yang kebanyakan menggunakan tempat berbahan plastik. Kebiasaan kemudian berlanjut dengan cara mengajarkan siswa di sana untuk membuang sampah sesuai kategori organik, anorganik dan residu yang sudah disiapkan di tiap-tiap kelas.
-
Kenapa SD Pelita Fajar ajarkan pemilahan sampah? Saat sudah dewasa, kebiasaan memilah sampah lantas bisa dipraktikkan di lingkungan masyarakat sehingga bisa menanggulangi darurat sampah. 'Jadi, kami biasakan sejak kecil. Harapannya, nanti anak-anak ini terbiasa memilah sampah,' kata dia.
-
Apa yang dilakukan warga Sarijadi untuk mengatasi sampah? Mengolah sampah yang sulit terurai menjadi aktivitas rutin warga di wilayah Sarijadi, Kota Bandung, Jawa Barat.
-
Siapa yang ajarkan pemilahan sampah di SD? Disampaikan Kepala Sekolah SD Pelita Fajar, Apriany Listarida, mengatakan jika penerapan ilmu soal pemilahan sampah memang disiapkan khusus pihak sekolah agar siswa bisa terbiasa.
-
Dimana aksi membersihkan sampah dilakukan? Mereka membersihkan area sekitar 400 meter dari titik awal pembersihan.
Dulu Individualis
Dulu, warga RT 23 RW 07 Kelurahan Sekardangan yang berada di kompleks Perumahan Pesona Sekar Gading tak ubahnya warga perumahan lain. Warga perumahan terkenal individualis, demikian halnya dengan warga RT 23 Kelurahan Sekardangan.
Mayoritas penduduknya berusia produktif. Banyak di antara mereka merupakan pendatang dengan berbagai latar belakang profesi, budaya, hingga pendidikan.
Mengutip laman Kampung Edukasi Sampah, semua tanah tertutup beton dan paving.
Selain itu, dari tahun ke tahun volume sampah yang dihasilkan warga semakin meningkat.
Kampung Edukasi Sampah
Berbenah
Pada tahun 2016, ketua pengurus RT setempat mengajak warga membuat komitmen untuk tiga tahun ke depan. Warga sepakat menjadikan lingkungannya tenteram, bersih, sehat, indah, aman, nyaman, harmonis, dan sejahtera.
Visi itu diwujudkan dalam misi untuk mempererat kebersamaan warga dan meningkatkan kepedulian sosial terhadap lingkungan.
Program kerja yang dilakukan warga mulai dari penyediaan tempat sampah, memperbanyak penghijauan, pembuatan taman serta membersihkan lokasi-lokasi yang dipandang tidak nyaman. Selain itu, setiap bulan ada kerja bakti warga, membuat saluran listrik khusus PJU menggunakan lampu hemat energi (LED).
Ada juga pemasangan kamera pemantau CCTV dan jaringannya yang mampu diakses oleh seluruh warga.
Wajah Baru
Awalnya, produksi sampah rumah tangga setiap warga mencapai 2 kilogram per hari. Seiring waktu jumlah sampahnya menurun menjadi 0,25 kilogram per hari. Hingga kini masih diupayakan agar setiap rumah tangga di RT 23 Kelurahan Sekardangan Kabupaten Sidoarjo mendekati nol sampah.
Peran Pemuda
Baru-baru ini Kampung Edukasi Sampah meluncurkan program Waste Warrior. Program ini bertujuan untuk mendidik dan memberdayakan generasi muda dalam hal pengelolaan sampah.
Chika Alifia Wijaya, peserta terpilih dalam program Asian Girls in Actions Project 2024 mengaku antusias mengikuti program Waste Warrior.
"Program ini memberikan kesempatan untuk mengedukasi anak-anak yang rentan tentang pentingnya pengelolaan sampah dan menciptakan perubahan positif di komunitas mereka. Edukasi sejak dini adalah kunci untuk menciptakan perubahan berkelanjutan," ujar Chika, dikutip dari ANTARA, Senin (29/7/2024).
"Sejak dini, mereka perlu diberikan pendidikan dan kesadaran pentingnya pengelolaan sampah yang baik serta dampaknya terhadap lingkungan. Mereka juga bisa menjadi agen perubahan yang menginspirasi keluarga dan komunitas mereka untuk berpartisipasi kebersihan lingkungan," jelas Edi, dikutip dari ANTARA.
Prestasi
Kampung Edukasi Sampah dibentuk dengan tujuan membuat warganya hidup nyaman dan sehat. Siapa sangka kampung ini juga mendapatkan apresiasi dari pemerintah desa hingga kabupaten.