Mengintip Istana Maggot dan Ekoenzim Kebonsari Surabaya, Warga Kompak Olah Sampah Jadi Sumber Cuan
Sampah bukan lagi masalah yang mengancam kehidupan manusia.
Sampah bukan lagi masalah yang mengancam kehidupan manusia.
Mengintip Istana Maggot dan Ekoenzim Kebonsari Surabaya, Warga Kompak Olah Sampah Jadi Sumber Cuan
Kepedulian masyarakat terhadap sampah tak tumbuh begitu saja, tapi perlu ada edukasi dari para pihak yang kompeten. Hal ini disadari betul oleh Komunitas Eco Enzyme Nusantara Jawa Timur (EEN Jatim).Komunitas peduli lingkungan ini keliling Jawa Timur untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pengolahan sampah, salah satunya menjadi ekoenzim.
Menurut praktisi kesehatan lingkungan RSU Haji Surabaya, Yenny Dwi Setyaningsih, ekoenzim merupakan cairan hasil fermentasi limbah dapur organik.
Ekoenzim dapat dihasilkan dari fermentasi ampas buah, kulit buah, sayur-mayur, gula (gula tebu ataupun gula merah), dan air.
Yenny menambahkan, ekoenzim dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan sehari-hari manusia. Mulai pembersih lantai, pakaian, piring, kloset, pemurni udara (humidifier), pupuk organik alami, pengusir tikus, pengusir lalat dan kecoa, serta pembersih tangan (hand sanitizer), dan disinfektan alami.
Antusiasme Warga
Awal 2022 lalu, EEN Jatim mengunjungi Kelurahan Kebonsari Kecamatan Jambangan Kota Surabaya untuk melakukan sosialisasi tentang ekoenzim. Kedatangan para aktivis peduli lingkungan itu disambut hangat oleh warga setempat.
Sosialisasi ekoenzim dari EEN Jatim rupanya direspons serius oleh warga Kebonsari. Mereka kemudian mulai mempraktikkan pengelolaan dan pengolahan sampah menjadi ekoenzim. Kekompakan warga ini terendus PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BRI kantor regional Surabaya.
BRI melalui program BRI Peduli memberikan bantuan fasilitas untuk mengoptimalkan kegiatan warga Kebonsari mengolah sampah organik.
Pemimpin Cabang BRI Surabaya Jemursari, Fenny Amalo, mengungkap alasan di balik bantuan BRI Peduli untuk Kelurahan Kebonsari.
“Semangat dan kemampuan masyarakat mengelola sampah organik sangat luar biasa. Akhirnya BRI Peduli diberikan kepada Kelurahan Kebonsari,” terang Fenny saat peresmian Rumah Maggot dan Ekoenzim di Kelurahan Kebonsari, Senin (18/3/2024).
Berdasarkan keterangan tertulis Kominfo Jawa Timur, Rumah Maggot dan Ekoenzim di Kelurahan Kebonsari itu merupakan bagian dari program BRI Peduli bertajuk Yok Kitas GAS-Bank Sampah. Nilai pembangunannya mencapai Rp394 juta.
“Rumah Maggot dan Ekoenzim dari BRI Peduli ini cuma stimulan untuk masyarakat. Ternyata disambut antusias Pak Wali Kota dan akan dikembangkan lagi sampai memenuhi kebutuhan pasar 5 ton per hari,” imbuh Fenny.
Sumber Cuan
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengucapkan terima kasih kepada BRI karena telah membantu membangun Rumah Maggot dan Ekoenzim di Kelurahan Kebonsari. Ia yakin fasilitas tersebut akan menjadi sumber pendapatan baru bagi warga setempat.
“Rumah Maggot dan Ekoenzim ini akan terus kita kembangkan untuk memenuhi kebutuhan pasar,” tegas Cak Eri, sapaan akrab Wali Kota Surabaya, Senin (18/3/2024).
Cak Eri pun telah memerintahkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk mendirikan bangunan baru di samping bangunan saat ini.
“Dalam satu area itu nanti akan ada maggot, ekoenzim, dan pertanian terpadu. Saya harap bisa diresmikan bulan Mei atau Juni mendatang,” imbuhnya.
Uji Coba
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana memaksimalkan potensi Rumah Maggot dan Ekoenzim Kebonsari sebagai langkah uji coba.
Kelak, jika sudah berhasil, program tersebut akan diterapkan di seluruh kelurahan yang ada di Kota Pahlawan.
Pasalnya, keberadaan rumah maggot dan ekoenzim tidak hanya mengurangi volume sampah di tingkat rumah tangga hingga Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tetapi juga bisa menjadi sumber cuan bagi masyarakat
Cak Eri berharap warga Surabaya bisa bersahabat dengan sampah, yakni dengan mengelola dan mengolahnya menjadi beragam inovasi yang menghasilkan uang, seperti maggot dan ekoenzim.