Manfaatkan Tren di Eropa, Jateng Kembangkan Produk UMKM Ini
Di tengah masyarakat Eropa, muncul sebuah tren baru yang muncul karena adanya pandemi COVID-19. Tren inilah yang coba dimanfaatkan pelaku UMKM di Jateng. Namun proses ekspor barang dari Jateng ke Eropa
Masa pandemi yang berlangsung lama telah mengubah tatanan dunia. Cara hidup sehari-hari banyak yang mengalami penyesuaian, terutama dengan diberlakukannya work from home (WFH).
Pada kehidupan penduduk Eropa, rutinitas WFH telah mengubah gaya hidup mereka. Dampaknya tren baru bermunculan. Salah satu tren baru itu adalah demam mengganti dekorasi rumah yang dilakukan oleh warga Belgia. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jateng yang bergerak di bidang furnitur.
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Apa produk UMKM dari Purwakarta yang sukses menembus pasar internasional? Pastel kering awalnya merupakan camilan ringan yang bisa dibuat sendiri di rumah. Penganan ini umumnya memiliki cita rasa gurih, dengan isian abon. Selain sebagai snack yang bertekstur renyah, pastel mini juga bisa jadi teman minum teh maupun kopi yang nikmat.Berkaca dari lezatnya jajanan ini, seorang warga asal Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, kemudian membuatnya sebagai usaha rumahan. Tak disangka produknya bisa terjual hingga mancanegara, mulai dari Asia, Afrika sampai Eropa.
-
Bagaimana KM Umsini dipadamkan? Api sudah berhasil dipadamkan pada pukul 09.30 WITA," ucap Evan Eryanto mengutip Liputan6.com (10/6).
-
Apa kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia? Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenkopUKM) bulan Maret 2021, jumlah UMKM mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 61,07 persen atau senilai Rp8.573,89 Triliun.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah mengaku telah melepas 393 unit furnitur dengan nilai Rp113,19 juta ke Belgia. Pelepasan ratusan furnitur ke Belgia itu dilakukan setelah menempuh perjuangan berat dan berdarah-darah.
Lantas bagaimana ceritanya hingga pada akhirnya produk UMKM tersebut mampu dikirim ke Eropa? Berikut selengkapnya:
Alami Kendala Bahan Baku
©2021 Liputan6.com/Johan Tallo
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah, Ema Rachmawati, mengatakan bahwa rencana ekspor produk kayu ke Belgia telah dibahas pada awal tahun 2021. Pada tahapannya, sebelum diberangkatkan ratusan produk furnitur telah dikurasi untuk menyesuaikan dengan selera pasar setempat.
Selain itu, pihak pengrajin juga mengalami kendala bahan baku. Mulanya, produk yang hendak dikirim memiliki volume 42 feet kontainer, namun kini hanya bisa mengekspor 20 feet kontainer.
“Contohnya untuk meja dari bahan kayu fosil. Mulanya dipesan 100 unit. Namun tidak bisa dipenuhi karena bahan meja dari besi dan waktu itu terkendala pemenuhan oksigen untuk proses lasnya. Kan waktu itu oksigen untuk kebutuhan rumah sakit,” kata Ema dikutip dari Jatengprov.go.id pada Jumat (29/10).
Rumit Berdarah-darah
©2021 Merdeka.com
Sementara itu Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan bahwa proses ekspor produk furnitur dari Jateng ke Belgia membutuhkan perjuangan yang berat. Ia mengatakan tiga kesulitan utama dalam pengiriman itu adalah faktor UMKM, pengiriman melalui kontainer, dan yang terakhir adalah biaya promosi di Belgia.
Namun setelah melalui perjalanan panjang, produk-produk UMKM tersebut pada akhirnya dapat terkirim. Ia berharap keberhasilan ini dapat membuka jalan bagi para pelaku UMKM di Jateng untuk melakukan hal serupa.
“Ini sulit, rumit berdarah-darah. Namun hasil kerja dari kawan-kawan akhirnya berhasil. Ini akan kita replikasi. Mudah-mudahan untuk yang kedua, ketiga, dan keempat jauh lebih baik. Insya Allah lebih gampang karena sudah ada pengalaman,” ungkap Ganjar.
Produk Lain yang Go-Internasional
©2021 REUTERS/Baz Ratner
Selain ke Belgia, ada beberapa produk lain dari Jateng yang berhasil menembus pasar internasional di tiga negara yaitu Jepang, Australia, dan India. Untuk pasar Jepang ada kerajinan kain lukis dan eceng gondok.
Sementara untuk pasar Australia ada food and beverage, aksesoris, handicraft, fesyen batik tulis, tenun, briket, plastik, jas hujan, dan sebagainya.
Adapun untuk pasar India produk yang dijual antara lain bumbu eksotis seperti kayu manis, jahe, kunyit, teh, kopi vanila, dan merica.