Pastel Mini Buatan Warga Purwakarta Ini Terjual ke Afrika sampai Yunani, Begini Awalnya
Produk pastel mini buatan warga Purwakarta ini terjual sampai ke empat benua.
Produknya terjual sampai ke empat benua.
Pastel Mini Buatan Warga Purwakarta Ini Terjual ke Afrika sampai Yunani, Begini Awalnya
Pastel kering awalnya merupakan camilan ringan yang bisa dibuat sendiri di rumah. Penganan ini umumnya memiliki cita rasa gurih, dengan isian abon.
-
Bagaimana Pasuruan mengembangkan UMKM? Pemerintah Kota Pasuruan terus melakukan pembenahan dalam mengembangkan koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).Salah satunya dengan meresmikan gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PLUT KUMKM).
-
Dimana produk UMKM Cianjur dijual di pasar ASEAN? Tahun lalu sejumlah produk UMKM yang sudah memiliki pasar di sejumlah negara ASEAN, seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam seperti radio antik dan sambal honje dengan omzet per bulan sekitar ratusan juta rupiah,“ kata Epra, mengutip ANTARA.
-
Kenapa produk UMKM Cianjur diminati di pasar ASEAN? Makanan, minuman dan produk barang elektronik buatan anak bangsa di Cianjur ini dikenal memiliki kualitas yang baik di mata dunia.
-
Bagaimana UMKM Cianjur tembus pasar ASEAN? Sebelumnya hanya dua produk lokal yang tembus pasar ekspor, yakni radio kayu antik dan sambal honje.
-
Bagaimana Pupuk Indonesia mendorong UMKM binaan untuk go internasional? Pupuk Indonesia bersama PIKA-PI mendorong UMKM binaan, khususnya yang bergerak di bidang wastra (kain tradisional yang sarat akan makna budaya nusantara) untuk naik kasta dan go internasional. Salah satu upayanya dengan aktif mengikuti event-event level internasional, seperti JFC yang sudah berlangsung selama lebih dari dua dekade ini.
-
Produk lokal apa yang terkenal di dunia? Tak banyak yang tahu banyak produk-produk yang terkenal di dunia ternyata berasal dari Indonesia. Wajar saja, sebab produk tersebut umumnya menggunakan merek dengan bahasa asing.
Selain sebagai snack yang bertekstur renyah, pastel mini juga bisa jadi teman minum teh maupun kopi yang nikmat.
Berkaca dari lezatnya jajanan ini, seorang warga asal Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, kemudian membuatnya sebagai usaha rumahan.
Tak disangka produknya bisa terjual hingga mancanegara, mulai dari Asia, Afrika sampai Eropa. Kira-kira apa rahasianya? Yuk simak selengkapnya.
Tekun berusaha
Ternyata rahasia pertama dari usaha panganan yang dibuat warga bernama Cucu Nengsih ini adalah tekun dalam berusaha.
Ia konsisten untuk menjual produk pastel mini, dengan memperhatikan kemasan penyajian dan kualitas produk.
Cucu tak menyangka produk pastel mini buatannya yang hanya usaha rumahan itu bisa tembus pasar ekspor walau saingannya ketat.
Dapatkan sejumlah penghargaan.
Produk yang diberi nama Pasmini ini diketahui juga telah mendapat sejumlah penghargaan karena keunggulan produknya seperti Indonesian SME’s Ambassador ISA 2022 juga UMKM Juara oleh Pemprov Jabar.
Ia pun mampu memproduksi hingga 60 ribu bungkus pastel mini untuk kebutuhan pasar luar Indonesia.
Menurut Cucu, kualitas bahan dan hasil produk menjadi kunci bisnisnya bisa tembus pasar luar negeri.
Sukses jual ke empat benua.
Untuk saat ini, pastel mini buatan Cucu sudah terjual hingga ke empat benua mulai dari Asia, Afrika dan Eropa.
“Kita pun sudah menjual ke beberapa negara seperti Singapura, New Zealand, Gabon, Yunani dan ada beberapa negara lainnya,” kata Cucu mengutip YouTube Liputan6.
Pastel mini buatannya tersaji apik di kemasan modern yang tertutup rapat, dengan tekstur yang renyah dan lezat.
Berani bereksperimen jadi kunci suksenya
Menurutnya, awal kunci sukses lainnya terdapat di keberanian untuk melakukan inovasi rasa. Produk Pasmini buatannya sudah memiliki banyak varian yang disukai para konsumen.
Yang menarik, dia juga membuat varian pastel mini dengan rasa manis sebagai pembaharu dari pastel yang sudah ada.
“Jadi memang sudah ada 7 varian mulai dari ebi, ebi pedas, abon ikan, abon ikan pedas, abon ayam, abon sapi dan coklat,” katanya.
Sesuaikan dengan lidah konsumen.
Ditambahkan Cucu, dirinya juga selalu berorientasi terhadap refernsi rasa di kalangan konsumennya.
Melalui banyaknya varian rasa yang ia buat, produknya juga bisa menjaring banyak konsumen hingga ke Mancanegara.
“Yang pertama ini rasa coklat, karena coklat memiliki rasa manis yang identik dengan anak-anak, lalu ada rasa pedas yang untuk orang dewasa. Di samping itu juga kami produksi rasa original maupun abon yang tidak pedas untuk orang tua,” katanya.
Untuk pasar ekspor Cucu menjualnya menggunakan petikemas dan pasar lokal, dia menjualnya seharga Rp15 ribu per bungkus.