Sempat Putus Asa Gara-Gara Pandemi, Bisnis Anyaman Bambu Milik Warga Bojonegoro Kini Jadi Favorit Pasar Lokal
Konsep hidup ramah lingkungan yang meminimalisir penggunaan kemasan plastik membuat aneka kerajinan anyaman bambu semakin diminati konsumen.
Konsep hidup ramah lingkungan yang meminimalisir penggunaan kemasan plastik membuat aneka kerajinan anyaman bambu semakin diminati konsumen.
Sempat Putus Asa Gara-Gara Pandemi, Bisnis Anyaman Bambu Milik Warga Bojonegoro Kini Jadi Favorit Pasar Lokal
Suasana asri dan guyub rukun khas perdesaan langsung terasa begitu memasuki Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Desa ini membutuhkan waktu tempuh berkendara sekitar 30 menit dari pusat Kabupaten Bojonegoro. Baru pertama kali mengunjungi daerah ini membuat saya bingung. Beruntungnya, kebingungan itu tak berlangsung lama. Salah seorang warga yang melihat saya celingak-celinguk bertanya apa keperluan saya dan langsung memberi jawaban. Berkat petunjuk warga, saya akhirnya tiba di rumah Pasri dan Susi Liniswati, pasutri pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang terkenal kreatif.Jatuh Bangun
Pasutri pelaku UMKM ini memiliki beragam produk, mulai rempeyek, aneka keripik, hingga kerajinan anyaman bambu. Cikal bakal bisnis mereka bermula pada tahun 2012. Saat itu, sang istri, Susi berjualan rempeyek di Pasar Kalitidu.
-
Kenapa KUR BRI penting untuk UMKM Bojonegoro? 'Selain bunganya rendah, persyaratannya juga mudah,' tuturnya. Dia menggunakan pinjaman modal dari BRI untuk membeli mesin produksi dan membuat kemasan premium.
-
Kenapa batik kayu di Krebet menjadi nafas ekonomi warga? Agus berharap, ke depan kerajinan batik kayu di Krebet bisa terus hidup dan menjadi nafas ekonomi bagi warga di sana.
-
Bagaimana Banyuwangi mendorong UMKM? Ipuk menyampaikan, Pemkab Banyuwangi terus mengupayakan pelibatan pelaku usaha UMKM dalam pembangunan daerah, salah satunya adalah dengan cara memberikan kesempatan yang sama bagi UMKM untuk terlibat dalam pengadaan barang dan jasa pemerintahan.
-
Di mana UMKM Bontang terdampak pandemi? Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
-
Kenapa Wayang Bambu populer di Bogor? Sayangnya banyak yang belum mengetahui uniknya pertunjukan tersebut, padahal Wayang Bambu membawa pesan kehidupan yang relevan, terutama di kalangan anak muda milenial.
-
Mengapa batik ciprat Desa Kemudo menjadi UMKM unggulan? Gradasi warna dengan motif yang indah membuat batik ciprat ini jadi UMKM unggulan di Desa Kemudo
Seiring bergulirnya waktu, Susi tidak hanya memproduksi rempeyek, tetapi juga beragam keripik yang bahan bakunya didapatkan dari sekitar rumah. Ada keripik pisang ulin, kue jari ketela ungu, dan masih banyak lagi. Pemasaran produk-produk ini tidak lagi terbatas di pasar tradisional setempat, tetapi sudah merambah swalayan dan toko oleh-oleh khas Bojonegoro. Bahkan, produk-produk bermerek Madju Roso ini juga dipasarkan di toko oleh-oleh salah objek wisata andalan di Provinsi Jawa Timur, yakni Jatim Park.
Pada tahun 2020 saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia, bisnis rempeyek dan aneka keripik milik Pasri dan Susi turut kena pukulan hebat. Pasutri ini menerima kenyataan pahit bahwa seluruh produk untuk toko oleh-oleh dikirim balik ke rumah mereka.
“Bukannya untung, malah rugi. Sampai tiga bulan tidak bisa bayar cicilan KUR (Kredit Usaha Rakyat) ke BRI. Pendapatan hanya cukup buat makan dan bayar sekolah anak,” tutur Pasri saat ditemui Merdeka.com di kediamannya, Selasa (27/2/2024).
Tak mau terlalu lama terbenam dalam keputusasaan, Pasri bertekad bangkit. Masih mempertahankan prinsip mengolah potensi di sekitar rumah jadi punya nilai ekonomi, Pasri melirik bambu. Secara autodidak, ia belajar bagaimana menghasilkan aneka kerajinan tangan dari anyaman bambu. Ketekunan itu berbuah manis. Pria yang sejak kecil tertarik pada dunia kesenian tradisional ini segera mahir membuat besek, bakul nasi, tas parsel, dan lain sebagainya.
Proses pemasaran aneka kerajinan anyaman bambu karya Parsi ini jauh lebih mudah dibanding saat ia dan istrinya pertama kali berbisnis camilan.“Pesanan datang dari teman-teman yang sudah tahu, ada yang tertarik lihat foto di facebook. BRI juga ngasih tahu kalau ada nasabahnya yang butuh kerajinan anyaman bambu diarahkan ke sini (Parsi),” ungkap pria yang juga berprofesi sebagai petani tersebut.
Kisah UMKM Bangkit dari Pandemi
Peran Banyak Pihak
Pasutri ini membuka rahasia bisnisnya semakin berkembang dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Berkat ikut komunitas UMKM, pemasaran bisa luas jangkauannya karena mereka sudah punya MoU (perjanjian kerja sama) dengan toko-toko di beberapa daerah,” jelas Susi.
Susi pertama kali merasakan manfaat berorganisasi dengan sesama pelaku UMKM saat bergabung dengan komunitas Ibu Inspirasi Kopernik, binaan sebuah perusahaan multinasional di Kabupaten Bojonegoro. Hingga kini, ia masih aktif berkegiatan bersama para pelaku UMKM yang tergabung dalam komunitas Paguyuban Kartini Mandiri dan FIJ (Forum IKM Jawa Timur).
Selain peran komunitas, Susi dan Pasri juga merasakan betul manfaat menjadi nasabah BRI. Sejak tahun 2014, pasutri ini mengikuti program KUR BRI.
“Walaupun mantri (petugas BRI yang menangani kredit) ganti-ganti, alhamdulillah selalu dimudahkan sama BRI. Tiga bulan saat tidak bisa membayar cicilan itu, akhirnya dicarikan solusi sama mantrinya,” ungkap Parsi.
Pasutri ini memegang teguh prinsip kejujuran, termasuk kepada BRI. Keduanya selalu berterus terang terkait kondisi keuangan mereka, termasuk saat ada kendala membayar cicilan. Sikap terus terang ini rupanya sangat dihargai BRI. Tidak hanya mencarikan solusi terkait masalah perbankan, mantri BRI yang bertugas di wilayah Pasri dan Susi tinggal juga proaktif mempromosikan bisnis para nasabahnya.
“Kalau ada nasabah BRI butuh kerajinan anyaman bambu, diarahkan ke sini sama mantrinya. Kantor BRI (unit Kalitidu) baru-baru ini juga pesan (kerajinan anyaman bambu) untuk parsel,” terang Parsi.
Kesan Pembeli
Salah satu pembeli kerajinan anyaman bambu karya Parsi ialah Arnofia warga Kecamatan Kota Bojonegoro. Dia nekat menempuh jarak 18 kilometer dengan waktu berkendara sekitar 20 menit menuju rumah Pasri.
“Saya tahu info anyaman bambu Pak Parsi dari teman. Harganya lebih murah dan bisa pesan bentuk sesuai keinginan. Waktu itu saya pesan 50 bakul nasi untuk acara hajatan,” tutur ibu satu anak ini saat dihubungi Merdeka.com melalui WhatsApp, Jumat (1/3/2024).
Jasa Mantri BRI
Terpisah, Kepala Unit BRI Kalitidu, Feriez Lutviandi mengungkapkan bahwasanya mantri BRI tidak hanya berperan sebagai penyalur kredit kepada nasabah.
“Mantri itu istilahnya konsultan finansialnya nasabah. Selain menyalurkan kredit, juga melakukan pendampingan terkait bisnis-bisnis nasabah yang akan dibiayai. Contohnya, untuk nasabah KUR ada program pelatihan UMKM,” terang Feriez kepada Merdeka.com, Rabu (28/2/2024).
Menurut kesaksian Feriez, sering kali mantri BRI juga turut mempromosikan produk-produk nasabahnya kepada nasabah lain atau kenalan mereka, termasuk kerajinan anyaman bambu karya Pasri.
Keunggulan KUR BRI
KUR merupakan kredit/pembiayaan modal kerja/investasi kepada debitur individu/perseorangan, badan usaha dan/atau kelompok usaha produktif dan layak, tetapi belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahannya belum cukup. Mengutip situs resmi Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI, UMKM dan Koperasi yang bergerak pada sektor produktif dapat langsung mengakses KUR di Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu Bank Pelaksana. Salah satu pelaksana KUR ialah BRI.
Sepanjang 2023, penyaluran KUR BRI mencapai Rp163,3 triliun kepada 3,5 juta debitur. Penyaluran KUR BRI didominasi oleh sektor produksi dengan capaian hingga 57,38% dari total penyaluran KUR. Mengutip laporan Pusat Analisis Keparlemenan Badan Keahlian Setjen DPR RI, pada tahun 2024 BRI memperoleh alokasi KUR senilai Rp165 triliun.
Kepala Unit BRI Kalitidu Feriez Lutviandi menjelaskan, KUR BRI memiliki sejumlah kelebihan.
“Bisa memudahkan usaha-usaha kecil, tanpa mensyaratkan agunan, dan bunganya rendah,” ungkapnya.
Omzet
Omzet bisnis kerajinan anyaman bambu karya Parsi yang awalnya ditujukan untuk mencari penghasilan tambahan menunjukkan tren positif. Apalagi saat ini marak konsep hidup ramah lingkungan yang meminimalisir penggunaan kemasan plastik, aneka kerajinan anyaman bambu karya Parsi pun semakin diminati konsumen, khususnya di lingkup Kabupaten Bojonegoro.
Kini, Parsi bisa mengantongi penghasilan Rp3 juta hingga Rp4 juta per bulan dari bisnis kerajinan anyaman bambu yang ia pelajari secara autodidak. Pendapatan itu belum ditambah honornya jadi guru pendamping ekstrakurikuler kerajinan anyaman bambu di sebuah sekolah dasar di Kecamatan Kalitidu, serta mengisi sejumlah acara pelatihan. Menariknya, untuk urusan berbagi ilmu, Parsi tak mematok honor khusus. Ia menerima berapapun anggaran yang disediakan pihak sekolah atau panitia acara.“Saya senang dengan kesenian sejak kecil. Jadi kalau diminta mengajari anak-anak, mengajari orang lain ya senang. Prinsip saya tidak hanya cari uang, tapi juga ikut melestarikan kebudayaan,” tandas Pasri sembari tersenyum.