Kisah Suami Istri hingga Anak Hasilkan Cuan dari Olahan Tanaman Sekitar Rumah, Bisnis Makin Berkembang Berkat KUR
Keluarga ini punya semangat tinggi untuk belajar dan berjejaring
Keluarga ini punya semangat tinggi untuk belajar dan berjejaring
Kisah Suami Istri hingga Anak Hasilkan Cuan dari Olahan Tanaman Sekitar Rumah, Bisnis Makin Berkembang Berkat KUR
Perjalanan bisnis Pasi (48) dan Susi (45), warga Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur beriringan dengan perjalanan hidupnya sebagai pasangan suami istri.
-
BRI Fellowship Journalism 2024 membantu UMKM? 'Peran BRI sebagai perusahaan BUMN tidak terbatas pada fungsi financial intermediary semata namun juga memiliki fungsi dalam pemberdayaan (empowerment) bagi UMKM sehingga dapat menjadi penggerak ekonomi nasional,' kata Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto, mengutip laman resmi BRI.
-
Apa yang sukses dari keluarga petani itu? Dalam unggahan tersebut disebutkan orang tua Leo adalah seorang petani yang hidup sederhana. Video itu sudah ditonton hingga lebih dari 2 juta kali dan mendapatkan banyak respons positif dari warganet.'Yang hebat bukan anaknya tapi ortunya,' tulis akun tiktok @_delxxx dalam kolom komentar.'Keren orang tuanya… ,' tulis akun @nuning_callista.
-
Kenapa KUR BRI penting untuk UMKM Bojonegoro? 'Selain bunganya rendah, persyaratannya juga mudah,' tuturnya. Dia menggunakan pinjaman modal dari BRI untuk membeli mesin produksi dan membuat kemasan premium.
-
Kenapa BRI berikan beasiswa untuk anak UMKM? Dengan jumlah segitu, uang yang sebelumnya dianggarkan untuk anak sekolah bisa dialihkan untuk modal mengembangkan UMKM mereka,' tutur Aan.
-
Apa manfaat KUR BRI untuk petani melon? Manfaat KUR BRI Fatkul mengajukan KUR di Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan mendapatkan nominal sebesar Rp50 juta. Uang itu ia gunakan untuk membangun greenhouse pertama di lahan sawah milik orang tuanya. Dari hasil panen melon yang ditanam di greenhouse pertama, Fatkul konsisten menabung untuk membangun greenhouse baru di lahan yang sama.
-
Apa usaha Budi dan istrinya di Blitar? Uangnya digunakan untuk modal usaha slondok atau keripik khas Jawa Timur, serta memberangkatkan umrah kedua orang tuanya.
Usai menikah, Pasi dan Susi berjualan tahu dan tempe keliling. Bahkan, anak pertamanya, Ficky Eka Prasetya (18) yang saat itu belum memasuki usia sekolah sering diajak keliling untuk berjualan. Momen-momen tersebut masih melekat erat pada ingatan Ficky.
“Saya selalu ingat perjuangan bapak dan ibu, masih kecil banget saya dinaikkan sepeda bagian depan diajak keliling jualan. Di sepeda bagian belakang ada dua ember isinya tahu. Kalau tahu sudah habis, saya ganti diboncengkan di belakang,” terang Ficky saat ditemui Merdeka.com di lokasi hari bebas kendaraan (car free day) Alun-alun Bojonegoro, Minggu (3/3/2024).
“Kalau dibiarkan saja kan busuk, mubazir. Saya coba bikin keripik tempe, saya jual di pasar kok laku,” ungkap Susi saat ditemui di kediamannya, Selasa (27/2/2024).
Kisah Inspiratif UMKM
Merintis Bisnis
Pada tahun 2012, Pasi dan Susi memutuskan berhenti jualan tahu dan tempe keliling. Susi beralih jualan rempeyek di pasar tradisional dekat pusat kecamatan. Sementara Pasi fokus bertani.
Dua tahun kemudian yakni pada tahun 2014, Susi tak sengaja bertemu salah satu pegawai sebuah perusahaan multinasional yang beroperasi di Kabupaten Bojonegoro. Saat itu, orang tersebut membeli rempeyek Susi dan terkesan dengan rasanya. Keesokan harinya, pegawai perusahaan tersebut kembali ke pasar untuk mencari Susi. Hari itu, ia tidak hanya memperkenalkan diri, tetapi atas nama perusahaan juga menawarkan pendampingan untuk mengembangkan usaha rempeyek rumahan milik Susi.
Selama mempersiapkan legalitas usaha, Susi berinovasi menambah produknya. Dari yang awalnya hanya rempeyek kacang, kemudian ditambah rempeyek bayam, rempeyek daun kelor, jari-jari ketela ungu, keripik pisang ulin, dan beberapa produk lain. Kini, usaha yang diberi merek Madju Roso itu sudah memiliki 20 macam produk. Ciri khas produk Madju Roso ialah menggunakan bahan-bahan lokal yang didapatkan dari sekitar rumah Susi dan Pasi. Bayam dan daun kelor dipanen dari kebun sendiri, sementara pisang ulin merupakan jenis pisang paling banyak yang ditanam masyarakat di desa mereka.
“Sekarang perizinan saya sudah lengkap dan produk Madju Roso bisa dipasarkan di toko-toko. Ada beberapa toko oleh-oleh di Bojonegoro, toko swalayan, sampai (toko oleh-oleh) objek wisata Jatim Park,” ungkap Susi.
Semangat Berkembang
Salah satu faktor terpenting bisnis camilan Madju Roso milik Susi dan Pasi terus berkembang karena keikutsertaan mereka dalam program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Sejak 2014 hingga sekarang, Pasi dan Susi terhitung sudah lima kali mengikuti program KUR BRI. Sebagai nasabah BRI, pasutri ini mengaku puas dengan pelayanan BRI yang tidak hanya memberikan kredit usaha, tetapi juga banyak memberikan masukan untuk perkembangan bisnis yang tengah mereka jalankan.
“Kami terbantu banget dengan program KUR. Mantrinya juga sering ngasih saran kalau kami ada kendala bayar cicilan. Kami juga sering dapat konsumen yang dia tahu kami karena diberi tahu mantri BRI,” jelas Susi.
Kepala Kantor BRI Unit Kalitidu, Feriez Lutviandi membenarkan jika para mantri BRI (petugas penyalur kredit) juga bertugas mendampingi UMKM-UMKM yang terdata sebagai nasabah KUR agar semakin berkembang. Adapun penyaluran KUR di lingkungan kerja BRI Unit Kalitidu pada tahun 2023 mencapai Rp80,812 miliar yang disalurkan kepada 2.250 nasabah.
“KUR tahun 2023 didominasi oleh sektor pertanian dengan angka mencapai 50%. Kemudian sektor perdagangan 40%, lalu sektor jasa sebesar 10%,” jelas Feriez kepada Merdeka.com, Senin (4/3/2024).
Kini, semangat itu diwarisi Ficky, putra pertama Pasi dan Susi. Setiap hari Minggu, Ficky membersamai ibunya membuka lapak di lokasi hari bebas kendaraan di Alun-alun Bojonegoro. Ia juga tengah mempersiapkan produk inovasi dari produk rintisan orang tuanya. Tak tanggung-tanggung, Ficky sengaja melanjutkan jenjang pendidikan tinggi pada program studi Manajemen Ritel di sebuah kampus swasta Bojonegoro dengan tujuan kelak bisa mengembangkan bisnis orang tuanya.
Inovasi Sang Anak
Saat ini, Ficky tengah dalam proses riset pasar untuk produk keripik pisang ulin berbagai rasa. Jika orang tuanya memproduksi keripik pisang ulin original dan rasa manis, Ficky membuat produk keripik pisang ulin rasa cokelat, matcha, dan sejenisnya untuk membidik konsumen anak-anak muda.
“Awalnya saya ingin ambil jurusan hukum. Kemudian lihat bisnis ibu banyak difasilitasi orang, dibantu mengurus legalitas, sering ikut bazar, ibu aktif di mana-mana, saya tergerak. Jadi mantap kuliah Manajemen Ritel agar bisa mengembangkan bisnis ibu bapak,” papar Ficky dengan mata berkaca-kaca.