Melihat Sentra Kerajinan Batik Kayu di Bantul, Hasil Kombinasi Dua Wujud Karya Seni yang Jadi Denyut Nadi Ekonomi Masyarakat Desa
Produk kerajinan batik kayu di Krebet telah menjangkau pasar nasional maupun internasional
Produk kerajinan batik kayu di Krebet telah menjangkau pasar nasional maupun internasional
Melihat Sentra Kerajinan Batik Kayu di Bantul, Hasil Kombinasi Dua Wujud Karya Seni yang Jadi Denyut Nadi Ekonomi Masyarakat Desa
Desa wisata Krebet yang berada di Kalurahan Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Bantul, merupakan sentra penghasil batik kayu. Penduduknya mayoritas bermata pencaharian sebagai perajin yang membuat aneka produk kayu dengan finishing batik.
-
Apa yang membuat batik ciprat Desa Kemudo unik? Menariknya, batik di sana dibuat oleh warga difabel dengan berbagai pilihan warna dan motif.
-
Di mana lokasi Desa Kemudo yang terkenal dengan batik ciprat? Desa Kemudo di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, memiliki potensi batik yang belum banyak dikenal.
-
Apa keunikan Batik Tulis Kebon Indah? Batik khas Ngembel, Desa Kebon, Kecamatan Bayat, Klaten, terpantau unik dan berbeda dari yang lain.Setiap helai batiknya menggunakan warna alami dari tumbuhan, dengan motif yang juga dekat dengan lingkungan yakni aneka ragam hayati.
-
Bagaimana proses pembuatan batik ciprat di Desa Kemudo? Dibuatnya sederhana sekali, yakni dengan cara dicipratkan ke atas kain lalu diberi motif sesuai kebutuhan,' terangnya.
-
Siapa yang membuat batik ciprat di Desa Kemudo? Ada sekitar 15 warga difabel yang diberdayakan oleh pihak Desa Kemudo melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kemudo Makmur dalam membuat batik.
-
Mengapa batik ciprat Desa Kemudo menjadi UMKM unggulan? Gradasi warna dengan motif yang indah membuat batik ciprat ini jadi UMKM unggulan di Desa Kemudo
Salah satu perajin batik di Desa Wisata Krebet adalah Agus Jati Kumara. Dia mengatakan dulu di desa tersebut hanya ada perajin patung dan perajin batik kain.
Lalu mereka mengkombinasikan kayu dengan batik dan ternyata bisa diolah dengan proses yang sama.
Saat ini para perajin yang masuk ke dalam anggota koperasi jumlahnya 58 orang. Sementara orang yang menggantungkan hidup dengan bekerja di kerajinan itu jumlahnya mencapai 350 orang.
Foto: YouTube Bantul TV
“Mereka bekerja sesuai permintaan. Ada yang spesialis membuat wayang, ada juga yang spesialis membuat topeng, dan ada pula yang membatik. Jadi ada beberapa kelompok yang punya spesialis masing-masing sehingga memudahkan kalau ada permintaan,”
kata Agus dikutip dari Bantulkab.go.id.
Agus mengatakan setiap sanggar punya cara produksi dan pemasaran sendiri-sendiri. Untuk volume produksinya juga berbeda-beda.
Ada yang sebulan bisa mencapai 20.000 item, ada yang 500 item, dan ada pula yang hanya 100 item, tergantung permintaan dan jenis produksi yang dibuat.
Beberapa segmen pasar membeli hasil batik kayu untuk dijual kembali. Ada juga yang membeli untuk souvenir maupun kegiatan paket edukasi untuk mengenalkan muatan lokal membatik di kayu.
Menurutnya, tantangan para perajin di Krebet adalah era baru di mana kebanyakan pemasaran dilakukan secara digital. Masih sedikit para perajin yang menguasai pemasaran secara digital. Oleh karena itu mereka butuh sebuah kegiatan pelatihan pemasaran.
Sampai hari ini, aktivitas para perajin batik kayu di Krebet masih bergeliat. Komoditas yang mereka hasilkan sudah menjangkau pasar nasional maupun internasional.
Foto: YouTube Bantul TV
Tak hanya sebagai tempat berjualan, lambat laun kegiatan membatik pada kayu pada masyarakat Krebet menjadi komoditas wisata bagi orang-orang yang berkunjung ke sana.
Agus berharap, ke depan kerajinan batik kayu di Krebet bisa terus hidup dan menjadi nafas ekonomi bagi warga di sana.