Mengenal Batik Tulis Bayat, Hasil Karya Ibu-ibu Usai Gempa Yogyakarta 2006
Batik tulis khas Bayat itu unik karena memakai pewarna alami. Pelaku usahanya juga memiliki misi pelestarian lingkungan.
Batik tulis khas Bayat itu unik karena memakai pewarna alami. Pelaku usahanya juga memiliki misi pelestarian lingkungan.
Mengenal Batik Tulis Bayat, Hasil Karya Ibu-ibu Usai Gempa Yogyakarta 2006
Kecamatan Bayat di Kabupaten Klaten, merupakan sebuah kawasan yang mungkin belum banyak mendapat sorotan di peta pariwisata Indonesia.
Namun siapa sangka, jika di Kampung Ngembel, Desa Kebon terdapat harta karun budaya yang tak ternilai yakni kerajinan batik tulis.
Setiap motif dan warna dalam batik tulis Bayat Klaten ini memiliki cerita tersendiri. Dari motif klasik yang terinspirasi oleh alam hingga motif modern yang memadukan elemen-elemen kontemporer, setiap pola menceritakan sejarah dan kelokalan yang ada di sana.
-
Siapa yang membantu Batik Tulis Kebon Indah? Usaha ia bersama puluhan warga di sana dalam mengembangkan batik tulis ini turut dibantu oleh bank BRI. Dalmini mengatakan bahwa dirinya meminjam pemodalan di BRI melalui Kupedes.
-
Apa keunikan Batik Tulis Kebon Indah? Batik khas Ngembel, Desa Kebon, Kecamatan Bayat, Klaten, terpantau unik dan berbeda dari yang lain.Setiap helai batiknya menggunakan warna alami dari tumbuhan, dengan motif yang juga dekat dengan lingkungan yakni aneka ragam hayati.
-
Apa keunikan batik tulis Bayat? Batik yang dikelola oleh Dalmini dan 75 perempuan di sana diketahui memiliki ciri yang unik. Produknya berbeda, karena memakai pewarna alami dan bukan berbahan kimia. Selain itu, motifnya juga mengambil tema alam di sekitar Desa Kebon, Kecamatan Bayat yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan.
-
Bagaimana proses pembuatan batik tulis Kebon Indah? Untuk prosesnya pertama kain putih dipotong sesuai selera, kemudian dicuci bersih dan dikeringkan setelahnya digambar pakai pensil. Selanjutnya kain dicanting dan diberi warna, terus berulang hingga 25 kali celupan,' kata Dalmini.
-
Apa ciri khas Batik Betawi? Batik Betawi memiliki ciri khas dalam teknik pembuatannya. Meskipun sudah banyak pembatik yang menggunakan cap, para perajin Batik Betawi lebih memilih mempertahankan teknik tulis tradisional.
-
Bagaimana Batik Betawi berkembang di Jakarta? Mengutip situs Indonesia Kaya, melihat antusiasme pasar batik di Jakarta yang menjanjikan, pengusaha batik Tionghoa mendatangkan perajin dari kota batik Pekalongan dan Solo untuk membangun industri batik di Jakarta.
Salah satu perajin batik tulis Dalmini (52) mengatakan jika batik di wilayahnya memang memiliki keunikan dibanding dari daerah lain. Motif-motif tersebut menceritakan tentang kondisi alam yang ditemui di sekitar tempat tinggal para perajin.
“Saat ini ada 75 warga Desa Kebon yang aktif membuat batik tulis,” terang Dalmini, kepada Merdeka.com baru-baru ini.
Berawal dari Perbaikan Ekonomi Pasca Gempa Yogyakarta
Batik tulis sendiri mulai dikerjakan oleh warga setelah bencana gempa besar yang melanda Yogyakarta dan terdampak di wilayahnya pada 2006 silam.
Ketika itu di wilayahnya terdapat sejumlah LSM yang membantu memberikan pelatihan potensi lokal, yakni batik tulis.
Sampai tahun 2009, para warga yang sebagian besar ibu rumah tangga ini diberi pelatihan memproduksi dan mengelola penjualan batik tulis.
“Dulu kami warga Desa Kebon itu jadi korban gempa tahun 2006 itu. Sebelum ini warga Desa Kebon itu sudah membatik, tetapi pada ngambil dari pengepul untuk dibatik lalu kembali dijual di pengepul, ” kata Dalmini.
Motifnya Terinspirasi dari Lingkungan Sekitar
Setelah tiga sampai empat tahun didampingi LSM, warga Desa Kebon sudah mampu untuk memproduksi sendiri batik khas setempat.
Dari 169 warga yang diberi pelatihan batik saat itu, hanya 75 yang sampai sekarang masih bertahan termasuk miliknya yang memakai brand “Batik Kebon Indah”.
“Waktu itu dibagi beberapa kelompok, lalu mereka memiliki merek sendiri ada batik Sido Luhur, batik Nusa Indah, batik Maju Makmur dan lain-lain, kurang lebih ada lima kelompok,” kata dia
Dalmini mengatakan, jika saat awal-awal tahun 2010 motif khas belum ditemukan. Namun seiring berjalannya waktu, para perajin mendapat ide motif dari lingkungan di sekitar tempat tinggalnya.
“Untuk motifnya kami membuat menurut kempuan dan kesukaannya, kadang kami dapat daun di kebun itu terus dipetik dan dibuat batik. Ada juga yang terjun ke sawah lalu lihat burung, kemudian dijadikan batik,” terangnya.
Gunakan Pewarna dari Alam
Tak sekedar menggambar motif alam dan lingkungan sekitar, pewarnaan batik tulis di tempa Dalmini juga memakai bahan dari dedaunan dan unsur-unsur pepohonan.
Beberapa daun yang digunakan untuk pewarnaan di antaranya daun mahoni, daun jati sampai daun mangga yang memiliki warna redup yang indah.
Ini yang kemudian menjadi ciri khas batik tulis khas Bayat terutama di tempat Dalmini karena warnanya tidak cerah namun elegan.
“Sekarang anak-anak muda juga sudah mulai suka, karena batik ini cocok dipasangkan dengan celana jins dan lain-lain,” katanya
Pewarnaan dari bahan alam diakuinya memang cukup rumit. Prosesnya bisa dilakukan sebanyak 25 kali secara berulang hingga mendapatkan warna yang sempurna.
“Prosesnya panjang, pewarnaan lagi, celup lagi, canting lagi, terus diulang-ulang sampai 25 kali,” tambahnya.
BRI Membantu Mengangkat Eksistensi Batik Tulis Bayat
Selama ini penjualan batik tulis ini dibantu oleh BRI.
Sejumlah program pelatihan mulai dari digital marketing sampai pameran diupayakan sehingga mengangkat eksistensi batik tulis Bayat yang melegenda sejak puluhan tahun silam.
“Kemarin itu ada pelatihan digital marketing dari BRI, jadi ibu-ibu di sini pada bikin TikTok buat membantu promosinya,” kata Dalmini.
Kemudian, untuk menyimpan omzet dari hasil penjualannya Dalmini juga menggunakan fasilitas Qris dari BRI. Alasan menggunakan BRI karena prosesnya mudah, dan terbukti meningkatkan penjualan produk.
“Saya juga pakai Kupedes yang salah satunya untuk modal usaha dari batik ini sekitar Rp50 juta, karena BRI cicilannya ringan dan kami juga membutuhkan untuk belanja alat-alat, akhirnya kami bergabung dengan BRI,” katanya.
Kupedes Membantu Geliat UMKM
Sementara itu, Kupedes sendiri kependekan dari Kredit Usaha Pedesaan.
Mengutip laman resmi BRI, Kupedes memiliki limit pinjaman sampai dengan Rp250 juta dengan cicilan dan bunga yang ringan.
Kupedes tidak terbatas digunakan untuk keperluan usaha atau bisnis semata, namun bisa diperuntukkan bagi investasi termasuk biaya pendidikan, perbaikan rumah, pembelian kendaraan, dan sebagainya.
Batik Tulis Kebon Indah, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten yang jadi klaster UMKM BRI