Istri Nekat Tak Kerja dan Pilih Jual Pastel, Modal Rp200.000 Kini Bisa Untung Rp6 Juta Sehari
Dengan modal Rp200.000, mereka memulai dalam menekuni bisnis pastel, membeli bahan-bahan utama serta wadah untuk mengemas produk mereka.
Ide usaha ini sebenarnya datang dari orang tua Tyas. Dari situlah dia mulai belajar membuat pastel pertama kali. Usaha pastel ini pun kemudian dirintis Tyas setelah menikah yang memilih untuk tidak bekerja.
Istri Nekat Tak Kerja dan Pilih Jual Pastel, Modal Rp200.000 Kini Bisa Untung Rp6 Juta Sehari
Istri Nekat Tak Kerja dan Pilih Jual Pastel, Modal Rp200.000 Kini Bisa Untung Rp6 Juta Sehari
Tyas dan Niko merupakan pasangan suami istri (pasutri) pemilik warung Pastel Kauman yang terletak di Jalan Polowijen No 48. Usaha itu dibangun bersama-sama mulai tahun 2010.
Ide usaha ini sebenarnya datang dari orang tua Tyas. Dari situlah dia mulai belajar membuat pastel pertama kali. Usaha pastel ini pun kemudian dirintis Tyas setelah menikah yang memilih untuk tidak bekerja.
“Saya belajar pastel pertama kali dari mama saya,” ungkap Tyas dalam video Youtube Boss Milo.
Dengan modal Rp200.000, mereka memulai dalam menekuni bisnis pastel, membeli bahan-bahan utama serta wadah untuk mengemas produk mereka.
Pada awalnya, pastel dijual dengan cara dititip ke beberapa toko di Jogja. Proses produksi pastel sederhana dengan isian ayam yang dicampur dengan telur, pastelnya laris terjual.
“Respons dari customer itu memang bagus jadi Alhamdulillah Setiap kali saya titip itu jarang ada balik,” ungkapnya.
Namun, mereka sempat mendapat penolakan dari beberapa pemilik toko. Tapi mereka tetap optimis dan terus mencoba dengan menitipkan ke penjual jajan pasar.
Pastel yang dibuatnya semakin dikenal banyak orang. Jumlah pastel yang diproduksi semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Mereka pun mencoba peruntungan dengan memberanikan diri membuka outlet sendiri di salah satu pusat perbelanjaan di Jalan Magelang. Ternyata respons dari pelanggan sangat bagus, bahkan pada hari pertama pembukaan, toko itu langsung ramai.
Meski begitu, ada masa sulit ketika pandemi Covid-19 melanda. Pesanan snack menurun drastis, dan dia harus menghadapi kesulitan dalam menjaga produksi. Selain itu, saat pastel laku keras, ada pihak-pihak lain mengaku menjual pastel sama dengan yang mereka produksi.
Namun mereka percaya, rezeki yang akan datang diatur sesuai dengan porsinya masing-masing. Mereka berusaha untuk tetap menjaga kualitas pastel untuk mempertahankan branding di mata orang-orang
“Memang kita harus bisa menjaga agar ya brand kita tetap bisa jalan lah,” ujarnya.
Cobaan demi cobaan berhasil dilaluinya, hingga suatu hari, pastel mulai viral dan permintaan melonjak drastis. Sekarang, pastel hasil produksinya bahkan bisa terjual hingga 4.000 pieces dalam sehari. Mereka pun mampu meraup keuntungan kotor hingga Rp6 juta per hari.
“Keuntungan kotor paling sehari itu sekitar 5,5 sampai 6 juta,” ungkap Niko.
Mereka berharap agar Warung Pastel Kauman bisa terus berkembang, tidak hanya dinikmati oleh masyarakat Jogja, tetapi juga dapat dikenal secara nasional.
Dalam perjalanan usahanya, mereka percaya bahwa komunikasi yang lancar adalah kunci dari keberhasilan. Selain itu mereka juga selalu mengutamakan berbuat kebaikan, karena percaya kebaikan akan selalu membawa berkah bagi kita semua.