Mengenal Middle Child Syndrome, Ketahui Tanda dan Dampaknya
Tidak semua anak tengah mengalami middle child syndrome.
Middle child syndrome merupakan istilah yang mengacu pada fenomena psikologis yang dialami oleh anak tengah dalam keluarga.
Mengenal Middle Child Syndrome, Ketahui Tanda dan Dampaknya
Seperti diketahui, setiap anak dalam keluarga memiliki karakteristik tersendiri. Mulai dari anak pertama, anak tengah, hingga anak bungsu, mengembangkan karakter pribadi yang berbeda. Kepribadian ini terbentuk, salah satunya pengaruh dari sikap orang tua pada anak.
-
Di mana anak ketiga sering kali berperan sebagai mediator? Anak ketiga juga sering kali menjadi mediator dalam keluarga. Mereka memiliki kemampuan untuk meredakan konflik antara kakak dan adik, dan mereka juga dapat menjadi penghubung antara anggota keluarga yang lain.
-
Apa yang ditemukan oleh ketiga anak laki-laki itu? Tiga bocah laki-laki di Amerika Serikat menemukan fosil kerangka dinosaurus T-Rex yang berusia 67 juta tahun di hamparan tanah tandus di Dakota Utara.
-
Mengapa anak kedua kurang diprioritaskan? Dalam buku The Evolution of Personality and Individual Differences karya David Buss, ia menulis bahwa anak kedua tidak begitu diprioritaskan layaknya anak yang lebih tua, juga tidak menerima banyak perhatian secara keseluruhan.
-
Siapa yang sering menjadi mediator dalam konflik keluarga? Anak kedua sering kali menjadi mediator dalam konflik keluarga, berkat kemampuan mereka untuk melihat berbagai perspektif dan mencari solusi yang adil.
-
Kapan inner parent terbentuk? Inner parent terbentuk oleh perilaku dan kata-kata yang diterima dari orang tua atau pengasuh saat Anda tumbuh dewasa.
-
Bagaimana inferiority complex muncul pada anak yang mendapat hukuman? Dalam model tahapan pertumbuhan psikososial dari Erikson, anak yang mendapat hukuman yang berdampak pada fisik dan mental mereka bisa mengalami perasaan sentimen dan kehilangan rasa percaya diri. Ketika anak tidak memiliki kepercayaan terhadap rasa kasing sayang, mereka cenderung meninginkan penghargaan melalui pencapaian. Hal ini kemudian bisa menyebabkan inferiority complex di masa mendatang.
Jika orang tua tidak bisa memberikan sikap yang baik dan adil pada anak, tentu akan memberikan konsekuensi tersendiri pada kepribadian anak. Salah satunya adalah middle child syndrome. Ini adalah kondisi yang mungkin dialami oleh anak tengah dalam kepribadiannya.
Berikut kami merangkum pengertian, tanda-tanda, penyebab, hingga dampak middle child syndrome, perlu diketahui.
Mengenal Middle Child Sydrome
Pertama, akan dijelaskan pengertian middle child synfrome.
Middle child syndrome merupakan istilah yang mengacu pada fenomena psikologis yang dialami oleh anak tengah dalam keluarga.
Anak tengah sering kali merasa terisolasi atau kurang diperhatikan karena mereka tidak pertama kali mengalami peristiwa penting dalam kehidupan keluarga. Mereka biasanya tidak menikmati keistimewaan status sulung yang penuh tanggung jawab atau perhatian serta kebebasan yang dimiliki oleh anak bungsu. Dalam pikiran anak tengah, mereka cenderung merasa tidak ada tempat yang khusus atau peran yang jelas dalam keluarga.
Tanda-Tanda Middle Child Syndrome
Berikutnya, akan dijelaskan tanda-tanda middle child syndrome.
Anak yang mengalami middle child syndrome dapat diketahui melalui beberapa ciri berikut:
1. Pendiam dan sensitif:
Anak tengah yang mengalami middle child syndrome cenderung menjadi pendiam dan sensitif. Mereka sering kali merasa tidak mendapat perhatian yang cukup dari orang tua dan saudara-saudaranya. Ini membuat mereka merasa diabaikan dan sulit untuk secara terbuka mengekspresikan perasaan dan keinginan mereka.
2. Merasa diabaikan oleh orang tua
Anak tengah sering kali merasa bahwa orang tua lebih memperhatikan anak tertua atau anak bungsu. Mereka merasa dirugikan oleh kurangnya perhatian dan cinta yang mereka anggap layak mereka terima. Perasaan ini dapat menyebabkan mereka memiliki rasa rendah diri dan kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dengan orang tua.
3. Merasa harus bersaing dengan saudara
Sering kali, anak tengah merasa mereka harus bersaing dengan saudara-saudaranya untuk mendapatkan perhatian dan pujian. Mereka merasa kesulitan mendapatkan tempat yang jelas dalam keluarga dan sering kali menjadi gelisah dan cemburu terhadap saudara-saudaranya. Perasaan ini dapat mengganggu hubungan keluarga dan membuat mereka merasa tidak dihargai.
4. Selalu menginginkan keadilan
Anak tengah yang mengalami middle-child syndrome sering berkeinginan untuk mendapatkan keadilan dalam setiap situasi. Mereka ingin dipandang secara adil dan merasa tidak adil jika merasa mendapatkan perlakuan yang berbeda dari orang tua atau saudara-saudaranya. Ketidakmampuan untuk mencapai keadilan dapat menimbulkan kekecewaan dan frustrasi dalam diri mereka.
5. Mandiri
Satu karakteristik positif dari anak tengah yang mengalami middle-child syndrome adalah bahwa mereka cenderung menjadi mandiri. Karena merasa kurang mendapat perhatian dari orang tua, mereka belajar untuk mengandalkan diri sendiri dan menyelesaikan masalah mereka sendiri. Hal ini dapat membantu mereka dalam mengembangkan kepercayaan diri dan keterampilan independen.
Itulah beberapa karakteristik anak tengah yang mengalami middle-child syndrome. Perlu diingat bahwa setiap individu memiliki pengalaman yang unik, dan gejala ini mungkin tidak semuanya berlaku untuk setiap anak tengah.
Penyebab Middle Child Syndrome
Selanjutnya, akan dijelaskan penyebab middle child syndrome.
Anak yang mengalami middle child syndrome, mendapat banyak pengaruh dari sikap orang tua dalam memperlakukannya.
Berikut beberapa penyebab middle child syndrome:
1. Orang tua sering mengabaikan:
Anak yang berada di tengah-tengah sering kali tidak mendapatkan perhatian yang sama dari orang tua seperti yang diberikan pada anak pertama atau anak bungsu. Karena mereka tidak menjadi pusat perhatian, mereka mungkin merasa diabaikan dan kurang diperhatikan oleh orang tua. Hal ini dapat menyebabkan mereka merasa tidak dihargai atau kurang berarti di dalam keluarga.
2. Anak sering diminta mengalah:
Middle child sering kali diharapkan untuk mengalah atau mengikuti keinginan dari saudara-saudara mereka. Mereka sering kali harus berbagi mainan, ruangan, atau perhatian dari orang tua dengan saudara-saudara mereka. Hal ini dapat membuat mereka merasa tidak mendapatkan kesempatan untuk mengekspresikan diri mereka sendiri dan mencapai keinginan mereka.
3. Pilih kasih:
Dalam beberapa kasus, orang tua dapat lebih memihak pada anak tertentu daripada yang lain. Ini bisa disebabkan oleh preferensi pribadi, kesamaan minat, atau perbedaan karakteristik pribadi. Jika middle child merasa bahwa mereka tidak mendapatkan perlakuan yang adil atau setara seperti saudara mereka, ini dapat menyebabkan perasaan tidak dihargai dan rendah diri.
4. Melabeli anak:
Middle child sering kali diberi label tertentu dalam keluarga, seperti "anak yang bandel" atau "anak yang penyendiri". Label ini dapat menyebabkan anak tersebut merasa terikat pada stereotip tertentu dan sulit untuk mengekspresikan identitas mereka sendiri. Mereka mungkin merasa bahwa mereka selalu diidentifikasi oleh label tersebut tanpa adanya pemahaman yang sebenarnya tentang karakteristik dan potensi mereka.
Dampak Middle Child Syndrome
Terakhir, akan dijelaskan dampak middle child syndrome pada anak.
Middle child syndrome pada kehidupan anak dapat mengakibatkan beberapa konsekuensi yang signifikan, yaitu sebagai berikut:
1. Tidak dekat dengan orang tua:
Anak dengan middle child syndrome sering kali merasa terpinggirkan dan kurang mendapatkan perhatian dari orang tua. Kehadiran seorang adik yang baru atau seorang kakak yang lebih tua biasanya membuat mereka merasa tidak terlalu penting. Hal ini dapat menyebabkan anak merasa kesepian dan kurangnya koneksi emosional dengan orang tua. Mereka mungkin merasa tidak dihargai dan menjadi kurang percaya diri.
2. Cenderung membuat masalah:
Karena merasa tidak mendapatkan perhatian yang cukup, anak dengan middle child syndrome cenderung mencari cara untuk menarik perhatian. Mereka mungkin menunjukkan perilaku yang tidak diinginkan atau mencari cara agar diperhatikan, seperti mencuri perhatian dengan melawan atau melakukan hal-hal yang salah. Hal ini dapat berdampak negatif pada perkembangan emosional dan perilaku anak.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua anak anak tengah akan mengalami middle child syndrome. Setiap anak dan keluarga memiliki dinamika yang berbeda, dan peran anak tengah dapat beragam tergantung pada faktor-faktor lain seperti kepribadian, kebutuhan individu, dan interaksi antara anggota keluarga.
Namun, memahami potensi dampak dari middle child syndrome dapat membantu orang tua dan keluarga lebih peka terhadap kebutuhan anak dan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak secara sehat.